Pada Bulan Juni 2019 CN 235 Gunship racangan PT DI mengunakan produk lokal [ARCInc] ✈
PT Dirgantara Indonesia (DI) bakal memperkenalkan varian baru dari produk pesawat sayap tetapnya berupa CN-235 Gunship. Pesawat yang dipasangi persenjataan itu diproyeksikan bisa dikenalkan ke publik pada pertengahan 2019.
Menurut Direktur Produksi PT DI, Arie Wibowo, langkah pengembangan pesawat tersebut juga sekaligus untuk menangkap peluang pasar mengingat BUMN Strategis itu akan mengikuti tender di Thailand.
"Royal Thai Navy meminta yang bisa dipasang semacam peluncur roket, kita ikut tendernya, kita punya pengalaman," tandasnya di sela-sela penandatanganan kontrak pengadaan 17 heli Kemenhan di Bandung, Rabu (9/1).
PT DI mempunyai pengalaman membangun variasi sejenis pada saat ikut membangun CN-235 Meltem milik Turki. Konfigurasinya di antaranya dilengkapi fitur pemasangan rudal atau rocket.
Untuk kepentingan dalam negeri, Arie Wibowo menjelaskan bahwa platform CN-235 Gunship bisa digunakan dalam rangka penegakan hukum di laut seperti yang digencarkan Menteri KKP, Susi Pudjiastuti.
"Bisa untuk membantu upaya Bu Susi misalnya, dalam upaya penegakan hukum di laut. Menakuti nelayan yang bandel, manuver pesawatnya kan radial, diputari sasarannya ditembaki ke arah airnya," tandasnya.
Dijelaskan, pengembangan CN-235 Gunship tengah mempersiapkan flying test bed. Pesawat yang dijadikan platform itu dijadwalkan sudah rampung sehingga bisa terbang pada Maret mendatang.
Berikutnya, mereka mengintegrasikan FTB tersebut dengan jenis kanon yang akan dipasangkan sekaligus diujicoba proses penembakannya. Ini termasuk mematangkan manuver terbang rendah di atas 500 meter.
"Senjatanya mau dipasang di mana. Nanti kita akan undang AU, AL, dan AD juga. Karena pesawat ini kan bawa senjata ada gun impactnya. Jadi jangan sampai pesawat goyang, tapi stabil ketika tembakan dilepaskan," katanya.
PT Dirgantara Indonesia (DI) bakal memperkenalkan varian baru dari produk pesawat sayap tetapnya berupa CN-235 Gunship. Pesawat yang dipasangi persenjataan itu diproyeksikan bisa dikenalkan ke publik pada pertengahan 2019.
Menurut Direktur Produksi PT DI, Arie Wibowo, langkah pengembangan pesawat tersebut juga sekaligus untuk menangkap peluang pasar mengingat BUMN Strategis itu akan mengikuti tender di Thailand.
"Royal Thai Navy meminta yang bisa dipasang semacam peluncur roket, kita ikut tendernya, kita punya pengalaman," tandasnya di sela-sela penandatanganan kontrak pengadaan 17 heli Kemenhan di Bandung, Rabu (9/1).
PT DI mempunyai pengalaman membangun variasi sejenis pada saat ikut membangun CN-235 Meltem milik Turki. Konfigurasinya di antaranya dilengkapi fitur pemasangan rudal atau rocket.
Untuk kepentingan dalam negeri, Arie Wibowo menjelaskan bahwa platform CN-235 Gunship bisa digunakan dalam rangka penegakan hukum di laut seperti yang digencarkan Menteri KKP, Susi Pudjiastuti.
"Bisa untuk membantu upaya Bu Susi misalnya, dalam upaya penegakan hukum di laut. Menakuti nelayan yang bandel, manuver pesawatnya kan radial, diputari sasarannya ditembaki ke arah airnya," tandasnya.
Dijelaskan, pengembangan CN-235 Gunship tengah mempersiapkan flying test bed. Pesawat yang dijadikan platform itu dijadwalkan sudah rampung sehingga bisa terbang pada Maret mendatang.
Berikutnya, mereka mengintegrasikan FTB tersebut dengan jenis kanon yang akan dipasangkan sekaligus diujicoba proses penembakannya. Ini termasuk mematangkan manuver terbang rendah di atas 500 meter.
"Senjatanya mau dipasang di mana. Nanti kita akan undang AU, AL, dan AD juga. Karena pesawat ini kan bawa senjata ada gun impactnya. Jadi jangan sampai pesawat goyang, tapi stabil ketika tembakan dilepaskan," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.