Pemerintah telah meningkatkan anggaran pertahanan sekitar 1,5 pesen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Ilustrasi pasukan Kostrad
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah tak bisa begitu saja langsung menaikkan anggaran pertahanan. Menurut Luhut, keseimbangan APBN bisa goyang bila menaikkan tanpa perhitungan.
"Itu kan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi enggak bisa dong main naikin saja, nanti goyang dong keseimbangan APBN kita," kata Luhut Binsar Pandjaitan usai debat ke-4 Pilpres 2019, di Hotel Sangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019) malam.
Dalam debat dengan tema ideologi, pertahanan dan keamanan, pemerintahan dan hubungan internasional, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengkritisi kecilnya anggaran untuk pertahanan. Indonesia hanya mengalokasikan Rp 107 triliun atau 5 persen dari APBN atau 0,8 persen dari pendapatan domestik bruto. Menurut Prabowo kecilnya anggaran membuat pertahanan Indonesia rapuh.
Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pemerintah telah meningkatkan anggaran pertahanan sekitar 1,5 pesen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Namun, Luhut Binsar Pandjaitan mengakui, menaikkan anggaran, termasuk untuk pertahanan tak sesederhana yang dipikirkan. Perlu perhitungan matang dalam menyusun anggaran pertahanan, termasuk dengan mempertimbangkan masukan dari intelijen strategis TNI. "Seperti yang dibilang Presiden tadi semuanya itu adalah perkiraan intelijen strategis, dari TNI ,dan kami dulu membuat postur TNI itu berangkat dari perkiraan intelejen strategis," kata Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut Binsar Pandjaitan mengajak untuk mempercayai intelijen strategis yang dibuat TNI. Berdasarkan intelijen strategis TNI, sampai 20 tahun ke depan belum ada potensi invasi. "Jadi ya harus percaya juga dong dengan perkiraan intelijen strategis TNI, bahwa 20 tahun ke depan belum ada potensi, perkiraan ya, adanya invasi ke Indonesia," tutur Luhut Binsar Pandjaitan.
Dalam kesempatan ini, Luhut Binsar Pandjaitan yang juga Purnawirawan bintang empat membantah pernyataan Prabowo soal peristiwa di Timor-Timur, sekarang Timor Leste. Luhut, yang juga ikut terlibat dalam peristiwa tahun 1975 itu menegaskan, peristiwa di Timor Timur bukan invasi melainkan operasi keamanan dalam negeri. "Jadi perkiraan strategis kami pun tidak salah pada saat itu," kata Luhut Binsar Pandjaitan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah tak bisa begitu saja langsung menaikkan anggaran pertahanan. Menurut Luhut, keseimbangan APBN bisa goyang bila menaikkan tanpa perhitungan.
"Itu kan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi enggak bisa dong main naikin saja, nanti goyang dong keseimbangan APBN kita," kata Luhut Binsar Pandjaitan usai debat ke-4 Pilpres 2019, di Hotel Sangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019) malam.
Dalam debat dengan tema ideologi, pertahanan dan keamanan, pemerintahan dan hubungan internasional, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengkritisi kecilnya anggaran untuk pertahanan. Indonesia hanya mengalokasikan Rp 107 triliun atau 5 persen dari APBN atau 0,8 persen dari pendapatan domestik bruto. Menurut Prabowo kecilnya anggaran membuat pertahanan Indonesia rapuh.
Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pemerintah telah meningkatkan anggaran pertahanan sekitar 1,5 pesen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Namun, Luhut Binsar Pandjaitan mengakui, menaikkan anggaran, termasuk untuk pertahanan tak sesederhana yang dipikirkan. Perlu perhitungan matang dalam menyusun anggaran pertahanan, termasuk dengan mempertimbangkan masukan dari intelijen strategis TNI. "Seperti yang dibilang Presiden tadi semuanya itu adalah perkiraan intelijen strategis, dari TNI ,dan kami dulu membuat postur TNI itu berangkat dari perkiraan intelejen strategis," kata Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut Binsar Pandjaitan mengajak untuk mempercayai intelijen strategis yang dibuat TNI. Berdasarkan intelijen strategis TNI, sampai 20 tahun ke depan belum ada potensi invasi. "Jadi ya harus percaya juga dong dengan perkiraan intelijen strategis TNI, bahwa 20 tahun ke depan belum ada potensi, perkiraan ya, adanya invasi ke Indonesia," tutur Luhut Binsar Pandjaitan.
Dalam kesempatan ini, Luhut Binsar Pandjaitan yang juga Purnawirawan bintang empat membantah pernyataan Prabowo soal peristiwa di Timor-Timur, sekarang Timor Leste. Luhut, yang juga ikut terlibat dalam peristiwa tahun 1975 itu menegaskan, peristiwa di Timor Timur bukan invasi melainkan operasi keamanan dalam negeri. "Jadi perkiraan strategis kami pun tidak salah pada saat itu," kata Luhut Binsar Pandjaitan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.