Torpedo Siluman Standar NATO KRI 405 Alugoro [PT PAL] ★
Kapal Republik Indonesia Nagapasa-403 resmi diluncurkan pada 2 Agustus 2017. Kapal selam kelas Chang Bogo Type 209/1400 ini dipesan dari kontraktor pertahanan Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME). Nagapasa diharapkan dapat beroperasi untuk armada TNI Angkatan Laut selama 30 tahun.
Salah satu keunggulan kapal selam kebanggaan Indonesia ini adalah dilengkapi torpedo Black Shark. Apa saja kecanggihannya? Mengutip situs Naval-technology, Selasa, 2 April 2019, Black Shark merupakan torpedo heavyweight buatan Whitehead Sistemi Subacquei (WASS), Finmeccanica Company, Italia.
Aktif beroperasi pada 2004, torpedo standar NATO ini diakui sebagai monster bawah laut yang mampu menjangkau target jarak jauh dengan jarak luncur ideal hingga 50 kilometer serta kecepatan maksimum 50 knots.
Namun, sesuai kebutuhan operasi dan jenis sasaran yang ingin dihantam, Black Shark dapat di-setting meluncur hingga kecepatan 52 knots untuk jarak luncur 22 kilometer. Sementara bila dibutuhkan, jarak luncur bisa di-setting sampai 90 km, namun kecepatannya menurun menjadi 12 knots.
Torpedo berlabel IF21 ini memiliki kemampuan dual purpose. Satu sisi, Black Shark digunakan untuk menghantam kapal selam dan kapal permukaan, tapi sisi lain, mampu menjalani misi anti kapal selam. Selain itu, dari segi operasional, Black Shark sangat ideal untuk beroperasi di perairan dangkal maupun dalam.
Hal ini karena Black Shark punya kemampuan full stealth, alias tingkat emisi suara yang keluar ketika ditembakkan nyaris tidak terdeteksi. Ditambah lagi, Black Shark dibekali dua bilah propeller yang masing-masing bergerak secara berlawanan.
Pola gerakan propeller ini menghasilkan tingkat kesenyapan yang tinggi, selain laju kecepatan tinggi pada torpedo. Mengusung STANAG 4405, torpedo berbobot 1,5 ton tersebut memiliki kompabilitas dengan semua komponen utama Combat Management System (CMS) suatu kapal perang.
Belum selesai, Black Shark dibekali hulu ledak powerful explosive charges. Secara prinsip, hulu ledak ini dapat diaktifkan oleh pengaruh dari gelombang akustik dan efek tabrakan. Adapun sumber pasokan tenaga Black Shark berasal dari desain baru advanced lithium polymer rechargeable battery.
Kapal Republik Indonesia Nagapasa-403 resmi diluncurkan pada 2 Agustus 2017. Kapal selam kelas Chang Bogo Type 209/1400 ini dipesan dari kontraktor pertahanan Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME). Nagapasa diharapkan dapat beroperasi untuk armada TNI Angkatan Laut selama 30 tahun.
Salah satu keunggulan kapal selam kebanggaan Indonesia ini adalah dilengkapi torpedo Black Shark. Apa saja kecanggihannya? Mengutip situs Naval-technology, Selasa, 2 April 2019, Black Shark merupakan torpedo heavyweight buatan Whitehead Sistemi Subacquei (WASS), Finmeccanica Company, Italia.
Aktif beroperasi pada 2004, torpedo standar NATO ini diakui sebagai monster bawah laut yang mampu menjangkau target jarak jauh dengan jarak luncur ideal hingga 50 kilometer serta kecepatan maksimum 50 knots.
Namun, sesuai kebutuhan operasi dan jenis sasaran yang ingin dihantam, Black Shark dapat di-setting meluncur hingga kecepatan 52 knots untuk jarak luncur 22 kilometer. Sementara bila dibutuhkan, jarak luncur bisa di-setting sampai 90 km, namun kecepatannya menurun menjadi 12 knots.
Torpedo berlabel IF21 ini memiliki kemampuan dual purpose. Satu sisi, Black Shark digunakan untuk menghantam kapal selam dan kapal permukaan, tapi sisi lain, mampu menjalani misi anti kapal selam. Selain itu, dari segi operasional, Black Shark sangat ideal untuk beroperasi di perairan dangkal maupun dalam.
Hal ini karena Black Shark punya kemampuan full stealth, alias tingkat emisi suara yang keluar ketika ditembakkan nyaris tidak terdeteksi. Ditambah lagi, Black Shark dibekali dua bilah propeller yang masing-masing bergerak secara berlawanan.
Pola gerakan propeller ini menghasilkan tingkat kesenyapan yang tinggi, selain laju kecepatan tinggi pada torpedo. Mengusung STANAG 4405, torpedo berbobot 1,5 ton tersebut memiliki kompabilitas dengan semua komponen utama Combat Management System (CMS) suatu kapal perang.
Belum selesai, Black Shark dibekali hulu ledak powerful explosive charges. Secara prinsip, hulu ledak ini dapat diaktifkan oleh pengaruh dari gelombang akustik dan efek tabrakan. Adapun sumber pasokan tenaga Black Shark berasal dari desain baru advanced lithium polymer rechargeable battery.
★ Vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.