Proyek Jet Tempur KF-X/IF-X Korsel Penampakan KF-X/IF-X, saat perakitan akhir dimulai. [bemil, DAPA]
Indonesia menunggak 500 miliar won (lebih dari Rp 6,2 triliun) untuk iuran proyek jet tempur canggih KF-X/IF-X yang dikembangkan bersama Korea Selatan (Korsel). Iuran itu semestinya dibayar akhir Agustus 2020.
Nominal tunggakan itu diungkap para pejabat Korea Selatan yang mengetahui perihal proyek patungan jet tempur tersebut pada hari Minggu.
Indonesia bergabung dengan proyek KF-X/IF-X dalam upaya pengadaan pesawat untuk Angkatan Udaranya dan untuk memajukan industri kedirgantaraan. Dalam kesepakatan itu, Indonesia setuju untuk menanggung 20 persen dari total biaya pengembangan proyek 8,8 triliun won (lebih dari Rp 109,3 triliun), yakni sekitar 1,7 triliun won (lebih dari Rp 21,1 triliun).
Tetapi, kata para pejabat Korea Selatan, negara yang dipimpin Presiden Joko Widodo ini gagal membayar sekitar 500 miliar won yang seharusnya dibayar pada akhir Agustus 2020. Mereka menambahkan bahwa Indonesia sejauh ini telah membayar 227,2 miliar won (lebih dari Rp 2,8 triliun).
Mengutip Korea Times, Senin (7/9/2020), sekitar 270 miliar won untuk proyek KF-X/IF-X telah dialokasikan oleh Korea Selatan dalam anggaran tahun ini.
“Sedikit kemajuan telah dicapai dalam hal kerjasama dengan Indonesia terkait proyek KF-X,” kata salah seorang pejabat Korea Selatan yang tak disebutkan namanya.
Selama pertemuan bilateral menteri pertahanan kedua negara pada bulan Desember tahun lalu, Menteri Jeong Kyeong-doo dan mitranya dari Indonesia, Prabowo Subianto, berjanji untuk memajukan proyek tersebut. Mereka sependapat bahwa kerjasama semacam itu sebagai "simbol hubungan kepercayaan yang kuat".
Terlepas dari masalah keuangan seperti itu, proyek KF-X/IF-X telah berjalan tanpa hambatan. Awal pekan ini, Korea Selatan memulai perakitan terakhir prototipe jet pertama setelah mengonfirmasi akhir desain pesawat itu tahun lalu. Menurut Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA), prototipe tersebut diharapkan akan diluncurkan pada paruh pertama 2021.
Korea Selatan bertujuan untuk menyelesaikan pembutan jet tempur itu sekitar tahun 2026.
Pemerintah Korea Selatan secara resmi belum berkomentar atas laporan tunggakan Indonesia dalam pengembangan jet tempur canggih tersebut. Pemerintah Indonesia juga belum berkomentar.
KF-X adalah jet tempur generasi ke-4,5 dengan rencana masa depan untuk konversi generasi kelima. Itu sudah memiliki ruang yang dialokasikan untuk internal weapons bay dan pengembangan perangkat lunak mencerminkan hal tersebut.
Pada bulan Juni, GE Aviation mengirimkan mesin F414 pertama untuk jet bermesin ganda itu. GE akan mengirimkan 15 F414 tambahan untuk memberi daya pada enam prototipe, yang salah satunya akan diberikan kepada mitra programnya, Indonesia. Hanwha Aerospace akan memproduksi lisensi F414 secara lokal. (min)
Indonesia menunggak 500 miliar won (lebih dari Rp 6,2 triliun) untuk iuran proyek jet tempur canggih KF-X/IF-X yang dikembangkan bersama Korea Selatan (Korsel). Iuran itu semestinya dibayar akhir Agustus 2020.
Nominal tunggakan itu diungkap para pejabat Korea Selatan yang mengetahui perihal proyek patungan jet tempur tersebut pada hari Minggu.
Indonesia bergabung dengan proyek KF-X/IF-X dalam upaya pengadaan pesawat untuk Angkatan Udaranya dan untuk memajukan industri kedirgantaraan. Dalam kesepakatan itu, Indonesia setuju untuk menanggung 20 persen dari total biaya pengembangan proyek 8,8 triliun won (lebih dari Rp 109,3 triliun), yakni sekitar 1,7 triliun won (lebih dari Rp 21,1 triliun).
Tetapi, kata para pejabat Korea Selatan, negara yang dipimpin Presiden Joko Widodo ini gagal membayar sekitar 500 miliar won yang seharusnya dibayar pada akhir Agustus 2020. Mereka menambahkan bahwa Indonesia sejauh ini telah membayar 227,2 miliar won (lebih dari Rp 2,8 triliun).
Mengutip Korea Times, Senin (7/9/2020), sekitar 270 miliar won untuk proyek KF-X/IF-X telah dialokasikan oleh Korea Selatan dalam anggaran tahun ini.
“Sedikit kemajuan telah dicapai dalam hal kerjasama dengan Indonesia terkait proyek KF-X,” kata salah seorang pejabat Korea Selatan yang tak disebutkan namanya.
Selama pertemuan bilateral menteri pertahanan kedua negara pada bulan Desember tahun lalu, Menteri Jeong Kyeong-doo dan mitranya dari Indonesia, Prabowo Subianto, berjanji untuk memajukan proyek tersebut. Mereka sependapat bahwa kerjasama semacam itu sebagai "simbol hubungan kepercayaan yang kuat".
Terlepas dari masalah keuangan seperti itu, proyek KF-X/IF-X telah berjalan tanpa hambatan. Awal pekan ini, Korea Selatan memulai perakitan terakhir prototipe jet pertama setelah mengonfirmasi akhir desain pesawat itu tahun lalu. Menurut Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA), prototipe tersebut diharapkan akan diluncurkan pada paruh pertama 2021.
Korea Selatan bertujuan untuk menyelesaikan pembutan jet tempur itu sekitar tahun 2026.
Pemerintah Korea Selatan secara resmi belum berkomentar atas laporan tunggakan Indonesia dalam pengembangan jet tempur canggih tersebut. Pemerintah Indonesia juga belum berkomentar.
KF-X adalah jet tempur generasi ke-4,5 dengan rencana masa depan untuk konversi generasi kelima. Itu sudah memiliki ruang yang dialokasikan untuk internal weapons bay dan pengembangan perangkat lunak mencerminkan hal tersebut.
Pada bulan Juni, GE Aviation mengirimkan mesin F414 pertama untuk jet bermesin ganda itu. GE akan mengirimkan 15 F414 tambahan untuk memberi daya pada enam prototipe, yang salah satunya akan diberikan kepada mitra programnya, Indonesia. Hanwha Aerospace akan memproduksi lisensi F414 secara lokal. (min)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.