Di antara banyak alat utama sistem pertahanan atau alutsista terkenal buatan Indonesia adalah Torpedo SUT Dirgantara Indonesia. Ia pun punya ciri khusus yang membedakannya dengan torpedo lain. Torpedo SUT Dirgantara Indonesia punya ciri khusus yang membedakan dengan torpedo lainnya. [KKIP] ⚓️
Di antara banyak alat utama sistem pertahanan atau alutsista terkenal buatan Indonesia adalah Torpedo SUT Dirgantara Indonesia. Ia pun punya ciri khusus yang membedakannya dengan torpedo lain.
Torpedo SUT (Surface and Underwater Target) buatan PT Dirgantara Indonesia (Persero) ini menjalani uji tembak dari KRI Cakra-401 saat Latgab TNI Juni 2008. Senjata taktis ini pun sukses menghantarkan eks-KRI Karang Galang ke peraduan terakhirnya di dasar laut.
"Dengan berat hulu ledak 260 Kg, Torpedo SUT mampu menjangkau sasaran dengan jarak tembak efektif maksimal 40 Km," seperti dikutip dari keterangan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), Sabtu (16/1/2021).
Torpedo SUT punya ciri khusus yang membedakan dengan torpedo lainnya. Salah satu yang paling menonjol bisa dilihat dari adanya kabel sebagai pemandu bidikan ke target. Kabel berfungsi memberikan data-data akustik guna mengendalikan arah tujuan torpedo, dan berfungsi sebagai penangkal jamming karena datalink dipandu dua arah.
Torpedo SUT digerakkan dengan motor listrik, dengan tingkat kebisingan rendah. Setelah torpedo dirasa aman dari reduksi jamming sonar lawan, kabel akan terlepas dan kendali diambil alih secara mandiri oleh data prosesor yang ada di dalamnya.
Sebagai perusahaan besar dalam industri pertahanan, Dirgantara Indonesia memang membuat produk torpedo yang memiliki spesifikasi hebat. SUT Torpedo ini dirancang untuk menghadapi target kapal selam dan kapal permukaan.
Torpedo SUT tidak hanya dapat diluncurkan dari kapal selam dengan metode swim-out, melainkan juga dari kapal permukaan dengan metode pneumatic push-out.
Berikut ini spesifikasi Torpedo SUT Dirgantara Indonesia :
- Panjang tanpa casket : 6,150mm (6.620mm dengan casket)
- Diameter : 533mm
- Berat versi tempur : 1,413.6Kg (tempur), 1,224.00Kg (latihan)
- Berat isian tempur : 255Kg
- Pendorong : motor listrik
- Jarak jangkau maks. : 12Km (kecepatan 35Kts)
- Jarak jangkau optimal : 28Km (kecepatan 23Kts)
- AEG SUT 533mm : Heavyweight Torpedo Dengan Pemandu Sonar Pasif Dan Aktif
Dalam industri teknologi alutsista, SUT hasil karya PT Dirgantara Indonesia ini adalah salah satu pengembangan teknologi terbaik. Dengan modal lisensi dari AEG (Allgemeine Elektrizitäts-Gesellschaft), Telefunken, Jerman, membuat teknologi dari SUT ini sangat diperhitungkan.
Bagaimana cara kerja torpedo?
Sesaat setelah ditembakkan dari dalam peluncur torpedo, tangki muatan pendorong akan memberikan muatannya kepada mesin pendorong dan mesin akan bekerja memutar twin screw counter rotating propeller.
Torpedo akan meluncur menuju sasaran dengan kecepatan minimal sekitar 20 knot. Torpedo akan berjalan lurus, sesuai arah, kecepatan dan kedalaman menuju sasaran yang telah diprogramkan terlebih dahulu melalui bilik hitung penembakan torpedo.
Peluncuran torpedo ke arah sasarannya didorong oleh twin screw counter rotating propeller-nya, yang dapat menjamin torpedo tidak akan mengalami momen puntir dari putaran motornya sendiri, dan ditahan pada kedalaman yang dikehendaki dengan diatur oleh membrane pengukur kedalaman yang dilaksanakan oleh sirip horisontalnya, serta dijaga pada arah haluannya dengan dikendalikan oleh gyro kompas, yang pelaksanaanya dilakukan oleh kemudi tegaknya.
Ledakan torpedo sendiri akan dipicu dari beberapa macam fuze detonator, baik contact, proximity fuze, maupun magnetic fuze.
Terkadang beberapa fuze diaktifkan bersama untuk memperoleh 100 persen kepastian ledak. Hulu ledaknya yang berisi sekitar 200 kg TNT, dipastikan akan dapat menjebol dan mematahkan hull kapal perang jenis manapun yang kena hantamannya.
Apalagi bila ledakkannya itu disetel pada suatu jarak kedalaman tertentu dari lunas kapal sasaran dalam rangka memperoleh keuntungan double blast effect.
Di antara banyak alat utama sistem pertahanan atau alutsista terkenal buatan Indonesia adalah Torpedo SUT Dirgantara Indonesia. Ia pun punya ciri khusus yang membedakannya dengan torpedo lain.
Torpedo SUT (Surface and Underwater Target) buatan PT Dirgantara Indonesia (Persero) ini menjalani uji tembak dari KRI Cakra-401 saat Latgab TNI Juni 2008. Senjata taktis ini pun sukses menghantarkan eks-KRI Karang Galang ke peraduan terakhirnya di dasar laut.
"Dengan berat hulu ledak 260 Kg, Torpedo SUT mampu menjangkau sasaran dengan jarak tembak efektif maksimal 40 Km," seperti dikutip dari keterangan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), Sabtu (16/1/2021).
Torpedo SUT punya ciri khusus yang membedakan dengan torpedo lainnya. Salah satu yang paling menonjol bisa dilihat dari adanya kabel sebagai pemandu bidikan ke target. Kabel berfungsi memberikan data-data akustik guna mengendalikan arah tujuan torpedo, dan berfungsi sebagai penangkal jamming karena datalink dipandu dua arah.
Torpedo SUT digerakkan dengan motor listrik, dengan tingkat kebisingan rendah. Setelah torpedo dirasa aman dari reduksi jamming sonar lawan, kabel akan terlepas dan kendali diambil alih secara mandiri oleh data prosesor yang ada di dalamnya.
Sebagai perusahaan besar dalam industri pertahanan, Dirgantara Indonesia memang membuat produk torpedo yang memiliki spesifikasi hebat. SUT Torpedo ini dirancang untuk menghadapi target kapal selam dan kapal permukaan.
Torpedo SUT tidak hanya dapat diluncurkan dari kapal selam dengan metode swim-out, melainkan juga dari kapal permukaan dengan metode pneumatic push-out.
Berikut ini spesifikasi Torpedo SUT Dirgantara Indonesia :
- Panjang tanpa casket : 6,150mm (6.620mm dengan casket)
- Diameter : 533mm
- Berat versi tempur : 1,413.6Kg (tempur), 1,224.00Kg (latihan)
- Berat isian tempur : 255Kg
- Pendorong : motor listrik
- Jarak jangkau maks. : 12Km (kecepatan 35Kts)
- Jarak jangkau optimal : 28Km (kecepatan 23Kts)
- AEG SUT 533mm : Heavyweight Torpedo Dengan Pemandu Sonar Pasif Dan Aktif
Dalam industri teknologi alutsista, SUT hasil karya PT Dirgantara Indonesia ini adalah salah satu pengembangan teknologi terbaik. Dengan modal lisensi dari AEG (Allgemeine Elektrizitäts-Gesellschaft), Telefunken, Jerman, membuat teknologi dari SUT ini sangat diperhitungkan.
Bagaimana cara kerja torpedo?
Sesaat setelah ditembakkan dari dalam peluncur torpedo, tangki muatan pendorong akan memberikan muatannya kepada mesin pendorong dan mesin akan bekerja memutar twin screw counter rotating propeller.
Torpedo akan meluncur menuju sasaran dengan kecepatan minimal sekitar 20 knot. Torpedo akan berjalan lurus, sesuai arah, kecepatan dan kedalaman menuju sasaran yang telah diprogramkan terlebih dahulu melalui bilik hitung penembakan torpedo.
Peluncuran torpedo ke arah sasarannya didorong oleh twin screw counter rotating propeller-nya, yang dapat menjamin torpedo tidak akan mengalami momen puntir dari putaran motornya sendiri, dan ditahan pada kedalaman yang dikehendaki dengan diatur oleh membrane pengukur kedalaman yang dilaksanakan oleh sirip horisontalnya, serta dijaga pada arah haluannya dengan dikendalikan oleh gyro kompas, yang pelaksanaanya dilakukan oleh kemudi tegaknya.
Ledakan torpedo sendiri akan dipicu dari beberapa macam fuze detonator, baik contact, proximity fuze, maupun magnetic fuze.
Terkadang beberapa fuze diaktifkan bersama untuk memperoleh 100 persen kepastian ledak. Hulu ledaknya yang berisi sekitar 200 kg TNT, dipastikan akan dapat menjebol dan mematahkan hull kapal perang jenis manapun yang kena hantamannya.
Apalagi bila ledakkannya itu disetel pada suatu jarak kedalaman tertentu dari lunas kapal sasaran dalam rangka memperoleh keuntungan double blast effect.
⚓️ Bisnis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.