Rakitan PT Dirgantara IndonesiaHelikopter Fennec Penerbad {TNI AD] ☆
Mengintip kedahsyatan heli serbu ringan produksi PT Dirgantara Indonesia. Dalam sebuah latihan tempur di Puslatpur Kodiklatad Baturaja, Sumatera Selatan, dua Helikopter Serang ringan Fennec AS 550 C3 dari Markas Komando Skadron-12 Serbu Way Tuba melakukan pengujian tembakan senapan mesin HMP 12,7 milimeter dan roket FZ-219 selama dua hari.
Dalam latihan uji coba tersebut, Fennec membawa 24 roket yang pasang di bagian kiri dan kanan masing-masing 12 roket. Demikian pula senapan HMP dengan 400 munisi disebelah kiri dan 400 disebelah kanan.
Kegiatan latihan ini juga melibatkan Puspenerbad TNI AD, Kementerian Pertahanan RI dan PT. Dirgantara Indonesia (PT DI).
Skadron 12/serbu memang mempunyai tugas pokok bantuan tempur guna memperbesar derajat mobilitas dan daya tembak satuan tempur TNI AD dalam pelaksanaan operasi militer. Skadron 12/Serbu saat ini diperkuat dengan NBell-412 EP dan 8 unit AS 550 Fennec.
Eurocopter AS550 Fennec adalah helikopter militer serang ringan serbaguna buatan Prancis yang dioperasikan oleh Pusnerbad. Helikopter serbu ringan ini dapat dipersenjatai senjata koaksial, roket, torpedo dan amunisi lainnya.
Fennec adalah heli serbu ringan multi peran TNI AD. Melihat karakter serang dengan daya hancur yang dahsyat tak salah jika AS550C3 Fennec dipilih menjadi alutsista TNI, khususnya oleh Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad). Yang terpenting adalah murah dan dapat diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia.
Seperti diketahui, AS550C3 Fennec telah menjadi solusi Airbus untuk memenuhi helikopter multimisi serbu ringan di kelas 2-ton. Airbus menggunakan sistem rotor utamanya dari bahan khusus starflex, blade rotornya dibalut dengan bahan komposit yang dapat meredam suara rotor sehingga memungkinkan Fennec terbang dengan kecepatan tinggi dan menjalankan operasi senyap dalam segala cuaca.
Fennec juga dilengkapi dengan perangkat avionik canggih dan beragam persenjataan mematikan seperti: roket, torpedo dan amunisi lainnya sehingga sangat efektif untuk menjalankan semua operasi militer. Platform heli memungkinkan awak dapat dengan mudah memasang atau mengganti sistem persenjataannya.
Persenjataan AS550C3 antara lain sistem senjata berbentuk tabung roket berbentuk diamond di sisi kanan dan pod senapan mesin di sisi kiri helm. Platform heli yang fleksibel memungkinkan perubahanan penempatan sistem senjata. Penerbad secara khusus memasang sistem peluncur roket FZ-219 yang menjadi senjata standar andalan heli NBO-105.
Kode FZ di depan angka 219 sendiri merupakan inisial dari pabrikan pembuatnya, Forges de Zebrugge, Belgia. Hingga kini senjata roket FZ telah dipergunakan oleh Angkatan Bersenjata lebih dari 55 negara. Banyak negara menggunakan produk FZ karena tidak tergantung dengan komponen produk Amerika Serikat (AS), sehingga aman dari ancaman embargo. Forges de Zebrugge merupakan spesialis sistem roket udara-darat yang merupakan bagian dari konglomerasi industri pertahanan Thales Perancis.
Sistem Roket FZ-219 dapat dipasang di sayap kecil atau rintisan sayap yang posisinya ada di belakang kabin penumpang AS550C3. Bentuk penampang tabungnya sendiri berbentuk seperti berlian. Untuk membidikkan roket, pilot akan membidik target dengan sistem bidik prismatik T100 buatan Thales, yang sudah jadi langganan helm buatan Airbus yang dipasangi tabung roket.
Sementara untuk pod senapan mesin, di sebelah kiri terpasang pod HMP400 yang dipasang menyimpan sepucuk senapan mesin berat FN M3P kaliber 12,7x99mm dengan kapasitas 250 butir peluru. Dengan kecepatan tembak mencapai 1.100 peluru per menit, HMP400 dapat diandalkan untuk melibas target seperti kendaraan ringan, pos penjagaan, dan tentu saja infanteri.
Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) telah memesan 12 unit Fennec dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Dari total tersebut, TNI AD akan menerima enam heli dengan tipe mesin tunggal dan enam unit lainnya dengan mesin ganda. Seluruh unit AS550/AS555 Fennec yang dipesan TNI AD akan ditempatkan di Skadron 12/Serbu yang bermarkas di Lanumad Gatot Subroto, Waytuba, Way Kanan, Lampung.
Berdasarkan kontrak kesepakatan antara Airbus Helicopters dengan PT Dirgantara Indonesia, helikopter serang ringan TNI AD ini dilengkapi dengan peralatan tempur yang mencakup pod senapan mesin FN HMP250, dudukan canon di sebelah kanan dan peluncur roket FFAR jenis FZ-219 di sebelah kiri –yang akan dipasang oleh PTDI sendiri. (Agus Setiawan)
Mengintip kedahsyatan heli serbu ringan produksi PT Dirgantara Indonesia. Dalam sebuah latihan tempur di Puslatpur Kodiklatad Baturaja, Sumatera Selatan, dua Helikopter Serang ringan Fennec AS 550 C3 dari Markas Komando Skadron-12 Serbu Way Tuba melakukan pengujian tembakan senapan mesin HMP 12,7 milimeter dan roket FZ-219 selama dua hari.
Dalam latihan uji coba tersebut, Fennec membawa 24 roket yang pasang di bagian kiri dan kanan masing-masing 12 roket. Demikian pula senapan HMP dengan 400 munisi disebelah kiri dan 400 disebelah kanan.
Kegiatan latihan ini juga melibatkan Puspenerbad TNI AD, Kementerian Pertahanan RI dan PT. Dirgantara Indonesia (PT DI).
Skadron 12/serbu memang mempunyai tugas pokok bantuan tempur guna memperbesar derajat mobilitas dan daya tembak satuan tempur TNI AD dalam pelaksanaan operasi militer. Skadron 12/Serbu saat ini diperkuat dengan NBell-412 EP dan 8 unit AS 550 Fennec.
Eurocopter AS550 Fennec adalah helikopter militer serang ringan serbaguna buatan Prancis yang dioperasikan oleh Pusnerbad. Helikopter serbu ringan ini dapat dipersenjatai senjata koaksial, roket, torpedo dan amunisi lainnya.
Fennec adalah heli serbu ringan multi peran TNI AD. Melihat karakter serang dengan daya hancur yang dahsyat tak salah jika AS550C3 Fennec dipilih menjadi alutsista TNI, khususnya oleh Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad). Yang terpenting adalah murah dan dapat diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia.
Seperti diketahui, AS550C3 Fennec telah menjadi solusi Airbus untuk memenuhi helikopter multimisi serbu ringan di kelas 2-ton. Airbus menggunakan sistem rotor utamanya dari bahan khusus starflex, blade rotornya dibalut dengan bahan komposit yang dapat meredam suara rotor sehingga memungkinkan Fennec terbang dengan kecepatan tinggi dan menjalankan operasi senyap dalam segala cuaca.
Fennec juga dilengkapi dengan perangkat avionik canggih dan beragam persenjataan mematikan seperti: roket, torpedo dan amunisi lainnya sehingga sangat efektif untuk menjalankan semua operasi militer. Platform heli memungkinkan awak dapat dengan mudah memasang atau mengganti sistem persenjataannya.
Persenjataan AS550C3 antara lain sistem senjata berbentuk tabung roket berbentuk diamond di sisi kanan dan pod senapan mesin di sisi kiri helm. Platform heli yang fleksibel memungkinkan perubahanan penempatan sistem senjata. Penerbad secara khusus memasang sistem peluncur roket FZ-219 yang menjadi senjata standar andalan heli NBO-105.
Kode FZ di depan angka 219 sendiri merupakan inisial dari pabrikan pembuatnya, Forges de Zebrugge, Belgia. Hingga kini senjata roket FZ telah dipergunakan oleh Angkatan Bersenjata lebih dari 55 negara. Banyak negara menggunakan produk FZ karena tidak tergantung dengan komponen produk Amerika Serikat (AS), sehingga aman dari ancaman embargo. Forges de Zebrugge merupakan spesialis sistem roket udara-darat yang merupakan bagian dari konglomerasi industri pertahanan Thales Perancis.
Sistem Roket FZ-219 dapat dipasang di sayap kecil atau rintisan sayap yang posisinya ada di belakang kabin penumpang AS550C3. Bentuk penampang tabungnya sendiri berbentuk seperti berlian. Untuk membidikkan roket, pilot akan membidik target dengan sistem bidik prismatik T100 buatan Thales, yang sudah jadi langganan helm buatan Airbus yang dipasangi tabung roket.
Sementara untuk pod senapan mesin, di sebelah kiri terpasang pod HMP400 yang dipasang menyimpan sepucuk senapan mesin berat FN M3P kaliber 12,7x99mm dengan kapasitas 250 butir peluru. Dengan kecepatan tembak mencapai 1.100 peluru per menit, HMP400 dapat diandalkan untuk melibas target seperti kendaraan ringan, pos penjagaan, dan tentu saja infanteri.
Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) telah memesan 12 unit Fennec dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Dari total tersebut, TNI AD akan menerima enam heli dengan tipe mesin tunggal dan enam unit lainnya dengan mesin ganda. Seluruh unit AS550/AS555 Fennec yang dipesan TNI AD akan ditempatkan di Skadron 12/Serbu yang bermarkas di Lanumad Gatot Subroto, Waytuba, Way Kanan, Lampung.
Berdasarkan kontrak kesepakatan antara Airbus Helicopters dengan PT Dirgantara Indonesia, helikopter serang ringan TNI AD ini dilengkapi dengan peralatan tempur yang mencakup pod senapan mesin FN HMP250, dudukan canon di sebelah kanan dan peluncur roket FFAR jenis FZ-219 di sebelah kiri –yang akan dipasang oleh PTDI sendiri. (Agus Setiawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.