Gantikan Raider 400/BRSebanyak 450 prajurit Batalyon Infanteri Para Raider 501/Bajra Yudha (Yonif Para Raider 501/BY) diberangkatkan ke Papua untuk melaksanakan tugas operasi Pengamanan RI-Papua Nugini
Sebanyak 450 prajurit Batalyon Infanteri Para Raider 501/Bajra Yudha (Yonif Para Raider 501/BY) diberangkatkan ke Papua untuk melaksanakan tugas operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-Papua Nugini selama 9 bulan di wilayah Intan Jaya, Papua menggantikan Yonif Raider 400/BR yang akan berakhir masa tugasnya.
Mereka diberangkatkan dengan menggunakan empat pesawat TNI AU yakni, tiga Hercules C-130 dan satu Boeing B-737, dari Lanud Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur, Selasa (2/2/2021). Rinciannya, Pesawat Boeing 737/AI-7304 dari Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, Satu Pesawat Hercules C-130/A-1391 dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta dan Dua pesawat Hercules C-130 A-1303 dan A-1337 dari Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh Malang.
Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayjen TNI Tiopan Aritonang yang memimpin upacara pemberangkatan tersebut mengatakan, dalam melaksanakan tugas pokok Yonif PR 501/BY adalah sebagai kekuatan penangkal setiap bentuk ancaman dalam operasi pengamanaan perbatasan RI-Papua Nugini dalam rangka menegakkan kedaulatan negara, melindungi keselamatan bangsa dan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI di wilayah perbatasan. “Laksanakan tugas secara profesional dengan memahami tugas pokok yang sudah diberikan, dan berpedoman kepada petunjuk maupun protap yang berlaku. Hindari pelanggaran HAM dengan mematuhi Rules of Engagement (ROE) yang berlaku,” tegasnya.
Dia juga mengatakan, agar para Prajurit menjaga soliditas baik antar satuan TNI, Polri maupun instansi lain dan senantiasa tingkatkan Interoperability serta koordinasi dengan satuan lain dalam rangka mencapai keberhasilan tugas pokok satuan. “Selain itu, lakukan tugas ini dan tetap memelihara kemampuan tempur dan jasmani serta mempedomani Protokol Kesehatan dalam menghindari penularan Covid-19,” katanya.
Diakhir amanatnya, dia menekankan agar meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; yakinkan pada diri masing-masing bahwa tugas operasi yang sedang dilaksanakan ini adalah tugas mulia; utamakan keselamatan dan keamanaan personel maupun materiil selama operasi tanpa mengorbankan pertimbangan taktis di lapangan; awali dengan perencanaan dan persiapan yang matang; laporkan secara berjenjang dan berikan keputusan yang tepat, cepat serta hindari pelanggaran dan jaga nama baik institusi TNI.
“Saya tekankan agar evaluasi Satgas terdahulu dijadikan pelajaran penting untuk tidak terulang lagi kejadian yang merugikan TNI, ini perlu dipahami dengan baik terutama oleh unsur Komandan. Gunakan selalu pertimbangan, utama dalam setiap pelaksanaan tugas,” tambahnya. (cip)
♖ Sindonews
Sebanyak 450 prajurit Batalyon Infanteri Para Raider 501/Bajra Yudha (Yonif Para Raider 501/BY) diberangkatkan ke Papua untuk melaksanakan tugas operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-Papua Nugini selama 9 bulan di wilayah Intan Jaya, Papua menggantikan Yonif Raider 400/BR yang akan berakhir masa tugasnya.
Mereka diberangkatkan dengan menggunakan empat pesawat TNI AU yakni, tiga Hercules C-130 dan satu Boeing B-737, dari Lanud Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur, Selasa (2/2/2021). Rinciannya, Pesawat Boeing 737/AI-7304 dari Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, Satu Pesawat Hercules C-130/A-1391 dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta dan Dua pesawat Hercules C-130 A-1303 dan A-1337 dari Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh Malang.
Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayjen TNI Tiopan Aritonang yang memimpin upacara pemberangkatan tersebut mengatakan, dalam melaksanakan tugas pokok Yonif PR 501/BY adalah sebagai kekuatan penangkal setiap bentuk ancaman dalam operasi pengamanaan perbatasan RI-Papua Nugini dalam rangka menegakkan kedaulatan negara, melindungi keselamatan bangsa dan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI di wilayah perbatasan. “Laksanakan tugas secara profesional dengan memahami tugas pokok yang sudah diberikan, dan berpedoman kepada petunjuk maupun protap yang berlaku. Hindari pelanggaran HAM dengan mematuhi Rules of Engagement (ROE) yang berlaku,” tegasnya.
Dia juga mengatakan, agar para Prajurit menjaga soliditas baik antar satuan TNI, Polri maupun instansi lain dan senantiasa tingkatkan Interoperability serta koordinasi dengan satuan lain dalam rangka mencapai keberhasilan tugas pokok satuan. “Selain itu, lakukan tugas ini dan tetap memelihara kemampuan tempur dan jasmani serta mempedomani Protokol Kesehatan dalam menghindari penularan Covid-19,” katanya.
Diakhir amanatnya, dia menekankan agar meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; yakinkan pada diri masing-masing bahwa tugas operasi yang sedang dilaksanakan ini adalah tugas mulia; utamakan keselamatan dan keamanaan personel maupun materiil selama operasi tanpa mengorbankan pertimbangan taktis di lapangan; awali dengan perencanaan dan persiapan yang matang; laporkan secara berjenjang dan berikan keputusan yang tepat, cepat serta hindari pelanggaran dan jaga nama baik institusi TNI.
“Saya tekankan agar evaluasi Satgas terdahulu dijadikan pelajaran penting untuk tidak terulang lagi kejadian yang merugikan TNI, ini perlu dipahami dengan baik terutama oleh unsur Komandan. Gunakan selalu pertimbangan, utama dalam setiap pelaksanaan tugas,” tambahnya. (cip)
♖ Sindonews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.