Sarana & prasarana pendukung operasi TNI AL Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menandatanganani prasasti pembangunan stasiun bantu kapal selam dan peresmian Mess Tjiptadi, di Selat Lampa, Natuna, Kepulauan Riau, Senin, (5/4/2021). [TNI Angkatan Laut] ⚓️
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menandatangani prasasti pembangunan stasiun bantu kapal selam dan peresmian Mes Tjiptadi, di Selat Lampa, Natuna, Kepulauan Riau, Senin, (5/4/2021).
Peletakan batu pertama pembangunan stasiun bantu kapal selam dan peresmian Mes Tjiptadi merupakan momentum bersejarah bagi Koarmada I.
Yudo mengatakan, pembangunan stasiun bantu kapal selam tersebut akan menjadi pendukung operasi TNI AL.
"TNI Angkatan Laut tetap berkomitmen bahwa peningkatan sarana dan prasarana pendukung tugas operasi merupakan prioritas dalam menuju TNI Angkatan Laut yang profesional, mandiri dan tangguh," ujar Yudo dalam keterangan tertulis, Senin (5/4/2021).
Pembangunan stasiun bantu kapal selam ini berada di lahan seluas 1.050 meter persegi dengan bangunan dua lantai seluas 1.008 meter persegi.
Stasiun bantu kapal selam akan menampung daya listrik dari PLN sebesar 555 KVA untuk aliran darat dukungan kapal selam.
Sementara, Mes Tjiptadi Lanal Ranai yang memiliki fasilitas 11 kamar dibangun di atas luas tanah 1.100 meter persegi dengan luas bangunan 585 meter persegi.
Yudo menuturkan, pembangunan sarana dan prasarana pendukung ini bukan tanpa perjuangan.
Terlebih, hingga kini situasi pandemi Covid-19 masih terus memberikan dampak signifikan terhadap roda perputaran ekonomi bangsa yang secara langsung telah berimbas pada refocusing dan realokasi anggaran negara, termasuk di dalamnya anggaran pertahanan.
KRI Ardadedali-404 tiba di Pelabuhan Pangkalan TNI AL Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Ahad (4/4/2021) [antara] ⚓️
“Pandemi ini telah mengajarkan kita bahwa pembangunan kekuatan tidak harus menunggu anggaran yang besar, tetapi kita bisa membangun kekuatan itu dengan skala prioritas," ucap Yudo.
"Pada akhirnya secara bertahap dengan penuh keyakinan kekuatan armada tempur TNI Angkatan Laut bisa memberikan efek gentar baik itu di kawasan regional maupun global," tutur dia.
Yudo menambahkan, TNI AL perlu menyikapi perkembangan lingkungan strategis saat ini dengan bijak.
Apalagi perairan Natuna Utara saat ini merupakan wilayah peraian yang cukup menarik perhatian bagi negara-negara di Kawasan.
Adanya perebutan kepentingan antara dua negara besar bukan tidak mungkin akan memberikan dampak bagi negara Indonesia.
Selain itu juga sengketa wilayah perbatasan masih menjadi tren bagi bangsa-bangsa yang berada di kawasan perairan Natuna Utara.
"Sebagai prajurit kita akan senantiasa terpanggil ketika kedaulatan negara kita terancam. Maka, wajib bagi kita di masa damai ini untuk terus berbenah, terus membangun kekuatan sehingga ketika Ibu Pertiwi memanggil, kita sudah siap," tegas dia.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menandatangani prasasti pembangunan stasiun bantu kapal selam dan peresmian Mes Tjiptadi, di Selat Lampa, Natuna, Kepulauan Riau, Senin, (5/4/2021).
Peletakan batu pertama pembangunan stasiun bantu kapal selam dan peresmian Mes Tjiptadi merupakan momentum bersejarah bagi Koarmada I.
Yudo mengatakan, pembangunan stasiun bantu kapal selam tersebut akan menjadi pendukung operasi TNI AL.
"TNI Angkatan Laut tetap berkomitmen bahwa peningkatan sarana dan prasarana pendukung tugas operasi merupakan prioritas dalam menuju TNI Angkatan Laut yang profesional, mandiri dan tangguh," ujar Yudo dalam keterangan tertulis, Senin (5/4/2021).
Pembangunan stasiun bantu kapal selam ini berada di lahan seluas 1.050 meter persegi dengan bangunan dua lantai seluas 1.008 meter persegi.
Stasiun bantu kapal selam akan menampung daya listrik dari PLN sebesar 555 KVA untuk aliran darat dukungan kapal selam.
Sementara, Mes Tjiptadi Lanal Ranai yang memiliki fasilitas 11 kamar dibangun di atas luas tanah 1.100 meter persegi dengan luas bangunan 585 meter persegi.
Yudo menuturkan, pembangunan sarana dan prasarana pendukung ini bukan tanpa perjuangan.
Terlebih, hingga kini situasi pandemi Covid-19 masih terus memberikan dampak signifikan terhadap roda perputaran ekonomi bangsa yang secara langsung telah berimbas pada refocusing dan realokasi anggaran negara, termasuk di dalamnya anggaran pertahanan.
KRI Ardadedali-404 tiba di Pelabuhan Pangkalan TNI AL Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Ahad (4/4/2021) [antara] ⚓️
“Pandemi ini telah mengajarkan kita bahwa pembangunan kekuatan tidak harus menunggu anggaran yang besar, tetapi kita bisa membangun kekuatan itu dengan skala prioritas," ucap Yudo.
"Pada akhirnya secara bertahap dengan penuh keyakinan kekuatan armada tempur TNI Angkatan Laut bisa memberikan efek gentar baik itu di kawasan regional maupun global," tutur dia.
Yudo menambahkan, TNI AL perlu menyikapi perkembangan lingkungan strategis saat ini dengan bijak.
Apalagi perairan Natuna Utara saat ini merupakan wilayah peraian yang cukup menarik perhatian bagi negara-negara di Kawasan.
Adanya perebutan kepentingan antara dua negara besar bukan tidak mungkin akan memberikan dampak bagi negara Indonesia.
Selain itu juga sengketa wilayah perbatasan masih menjadi tren bagi bangsa-bangsa yang berada di kawasan perairan Natuna Utara.
"Sebagai prajurit kita akan senantiasa terpanggil ketika kedaulatan negara kita terancam. Maka, wajib bagi kita di masa damai ini untuk terus berbenah, terus membangun kekuatan sehingga ketika Ibu Pertiwi memanggil, kita sudah siap," tegas dia.
⚓️ Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.