Dilengkapi radar AESA dan rudal jarak jauh UCAV CH4 TNI AU [savunmahaber]
Militer Turki pada Minggu (29/8) menerima pengiriman drone paling canggih yang dibangun oleh negara itu hingga saat ini.
Drone yang dijuluki Akıncı ini merupakan sebuah kendaraan udara tempur tak berawak (UCAV) yang dikembangkan oleh perusahaan spesialis penghasil drone Baykar.
Seremoni penyerahan ini diadakan di provinsi barat laut Tekirdağ dan dihadiri langsung oleh Presiden Recep Tayyip Erdoğan dan Chief Technology Officer (CTO) Baykar Selçuk Bayraktar.
Melansir Daily Sabah, Presiden Erdogan mengatakan Akıncı menempatkan Turki di antara tiga negara paling maju dalam teknologi ini.
Drone dengan julukan ikan terbang ini memiliki lebar sayap 20 meter dengan struktur sayap bengkok yang unik dan memiliki dua mesin berdaya 450 ps.
[Global security]
Akıncı lebih panjang dan lebih lebar daripada drone Bayraktar TB2 yang juga dibuat oleh Baykar, dan akan digunakan melakukan tugas-tugas strategis.
Akinci menjanjikan keselamatan penerbangan yang tinggi berkat kontrol penerbangan otomatis penuh dan sistem autopilot tiga kali lipat.
Sebagai drone modern, Akinci telah dilengkapi dengan radar active electronically scaned array (AESA) yang diproduksi secara lokal.
Akıncı bisa membawa berbagai persenjataan, termasuk rudal Smart Micro Munitions (MAM-L) yang dikembangkan oleh Roketsan, rudal udara ke udara Gökdoğan (Merlin) dan Bozdoğan (Peregrine).
Juga dapat meluncurkan beberapa jenis amunisi buatan lokal lainnya, seperti Stand-Off Missile (SOM) buatan Roketsan, rudal jelajah udara ke permukaan jarak jauh yang dapat mencapai target hingga 150 km jauhnya.
[Baykar Makina]
Baykar mengatakan Akıncı dapat menyerang target baik di udara maupun di darat. Hal ini juga dapat beroperasi bersama jet tempur milik AU Turki.
Akinci terbang lebih tinggi dan tinggal di udara lebih lama dari drone Turki yang ada. Pada Juli lalu Akinci mencetak rekor penerbangan nasional baru karena terbang di ketinggian 11.594 meter.
Meskipun awalnya dirancang untuk memiliki daya tahan 24 jam, faktanya Akinci berhasil nongkrong di udara selama 25 jam dan 46 menit selama tes penerbangan di Pusat Pelatihan dan Pengujian Penerbangan Akınci di distrik orlu, Tekirda.
Tercatat, Akinci melakukan penerbangan pertamanya pada 6 Desember 2019.
Lalu lulus uji tembak pertamanya pada akhir April 2021 menggunakan amunisi pintar terbaru yang dibuat oleh Roketsan.
Militer Turki pada Minggu (29/8) menerima pengiriman drone paling canggih yang dibangun oleh negara itu hingga saat ini.
Drone yang dijuluki Akıncı ini merupakan sebuah kendaraan udara tempur tak berawak (UCAV) yang dikembangkan oleh perusahaan spesialis penghasil drone Baykar.
Seremoni penyerahan ini diadakan di provinsi barat laut Tekirdağ dan dihadiri langsung oleh Presiden Recep Tayyip Erdoğan dan Chief Technology Officer (CTO) Baykar Selçuk Bayraktar.
Melansir Daily Sabah, Presiden Erdogan mengatakan Akıncı menempatkan Turki di antara tiga negara paling maju dalam teknologi ini.
Drone dengan julukan ikan terbang ini memiliki lebar sayap 20 meter dengan struktur sayap bengkok yang unik dan memiliki dua mesin berdaya 450 ps.
[Global security]
Akıncı lebih panjang dan lebih lebar daripada drone Bayraktar TB2 yang juga dibuat oleh Baykar, dan akan digunakan melakukan tugas-tugas strategis.
Akinci menjanjikan keselamatan penerbangan yang tinggi berkat kontrol penerbangan otomatis penuh dan sistem autopilot tiga kali lipat.
Sebagai drone modern, Akinci telah dilengkapi dengan radar active electronically scaned array (AESA) yang diproduksi secara lokal.
Akıncı bisa membawa berbagai persenjataan, termasuk rudal Smart Micro Munitions (MAM-L) yang dikembangkan oleh Roketsan, rudal udara ke udara Gökdoğan (Merlin) dan Bozdoğan (Peregrine).
Juga dapat meluncurkan beberapa jenis amunisi buatan lokal lainnya, seperti Stand-Off Missile (SOM) buatan Roketsan, rudal jelajah udara ke permukaan jarak jauh yang dapat mencapai target hingga 150 km jauhnya.
[Baykar Makina]
Baykar mengatakan Akıncı dapat menyerang target baik di udara maupun di darat. Hal ini juga dapat beroperasi bersama jet tempur milik AU Turki.
Akinci terbang lebih tinggi dan tinggal di udara lebih lama dari drone Turki yang ada. Pada Juli lalu Akinci mencetak rekor penerbangan nasional baru karena terbang di ketinggian 11.594 meter.
Meskipun awalnya dirancang untuk memiliki daya tahan 24 jam, faktanya Akinci berhasil nongkrong di udara selama 25 jam dan 46 menit selama tes penerbangan di Pusat Pelatihan dan Pengujian Penerbangan Akınci di distrik orlu, Tekirda.
Tercatat, Akinci melakukan penerbangan pertamanya pada 6 Desember 2019.
Lalu lulus uji tembak pertamanya pada akhir April 2021 menggunakan amunisi pintar terbaru yang dibuat oleh Roketsan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.