Ketika Turki menyelesaikan proyek dalam 3-5 tahun ke depan, kami akan menjadi negara paling maju di bidang drone, kata Erdogan UCAV produksi Turki [istimewa]
Dunia mulai mengakui keberhasilan pengembangan kendaraan tempur udara tanpa awak Turki, kata presiden negara itu Recep Tayyip Erdogan pada Selasa.
Dengan drone Akinci, Turki telah menjadi salah satu dari tiga negara paling maju di dunia dalam teknologi drone tempur, kata Erdogan, seraya menambahkan dunia membicarakan "keberhasilan drone bersenjata yang digunakan dalam perang melawan terorisme di banyak daerah konflik dari Suriah hingga Karabakh."
Pada sebuah upacara di Universitas Pertahanan Nasional Turki, Erdogan mencatat negaranya telah menjadi negara yang dapat menghasilkan banyak produk industri pertahanan mulai dari tank hingga meriam, rudal hingga radar, peledak hingga senapan.
"Dalam tiga hingga lima tahun ke depan, saya berharap ketika kami menyelesaikan semua proyek, kami akan melindungi iklim stabilitas dan kepercayaan negara, kami akan berada di urutan teratas dalam bidang ini," tutur Presiden Turki.
Pada 8 Juli, proyek Bayraktar Akinci mencetak sejarah penerbangan Turki dengan naik ke ketinggian 38.039 kaki – rekor baru – dalam penerbangan yang berlangsung selama 25 jam 46 menit.
Akinci, yang hingga saat ini telah melakukan 874 serangan mendadak dalam penerbangan uji dan pelatihan, telah mencapai targetnya pada 5 Juli dengan akurasi penuh dalam uji tembak menggunakan amunisi hulu ledak yang dikembangkan oleh produsen roket Turki Roketsan.
Irak Nyatakan Minatnya
Pesawat nirawak Turki, 'Bayraktar TB2' terlihat di Istanbul, Turki pada 22 Februari 2021. Drone bersenjata domestik dan nasional pertama Turki, Bayraktar TB2 berhasil menyelesaikan 300 ribu jam terbang. (BAYKAR / HANDOUT - Anadolu Agency)
Menteri Pertahanan Irak pada Senin menyatakan ketertarikan untuk membeli kendaraan udara tanpa awak (UAV), helikopter serang dan senjata canggih dari Turki.
“Kami meminta penawaran dan kontrak kepada Turki untuk membeli [drone] Bayraktar TB2, 12 helikopter T-129 ATAK dan enam sistem pertahanan kendaraan udara tanpa awak (UAV). Kami mencapai kesepakatan tentang pembelian UAV Bayraktar,” kata Juma Inad kepada stasiun televisi lokal.
Inad mengatakan bahwa drone Bayraktar Turki sangat maju dan telah mencapai sukses besar, sehingga akan berguna dalam perang melawan Daesh/ISIS.
Menghadiri Pameran Industri Pertahanan Internasional 2021 (IDEF'21) yang diadakan di Istanbul pada 19 Agustus, Inad bertemu dengan Menteri Pertahanan Nasional Turki Hulusi Akar.
Dunia mulai mengakui keberhasilan pengembangan kendaraan tempur udara tanpa awak Turki, kata presiden negara itu Recep Tayyip Erdogan pada Selasa.
Dengan drone Akinci, Turki telah menjadi salah satu dari tiga negara paling maju di dunia dalam teknologi drone tempur, kata Erdogan, seraya menambahkan dunia membicarakan "keberhasilan drone bersenjata yang digunakan dalam perang melawan terorisme di banyak daerah konflik dari Suriah hingga Karabakh."
Pada sebuah upacara di Universitas Pertahanan Nasional Turki, Erdogan mencatat negaranya telah menjadi negara yang dapat menghasilkan banyak produk industri pertahanan mulai dari tank hingga meriam, rudal hingga radar, peledak hingga senapan.
"Dalam tiga hingga lima tahun ke depan, saya berharap ketika kami menyelesaikan semua proyek, kami akan melindungi iklim stabilitas dan kepercayaan negara, kami akan berada di urutan teratas dalam bidang ini," tutur Presiden Turki.
Pada 8 Juli, proyek Bayraktar Akinci mencetak sejarah penerbangan Turki dengan naik ke ketinggian 38.039 kaki – rekor baru – dalam penerbangan yang berlangsung selama 25 jam 46 menit.
Akinci, yang hingga saat ini telah melakukan 874 serangan mendadak dalam penerbangan uji dan pelatihan, telah mencapai targetnya pada 5 Juli dengan akurasi penuh dalam uji tembak menggunakan amunisi hulu ledak yang dikembangkan oleh produsen roket Turki Roketsan.
Irak Nyatakan Minatnya
Pesawat nirawak Turki, 'Bayraktar TB2' terlihat di Istanbul, Turki pada 22 Februari 2021. Drone bersenjata domestik dan nasional pertama Turki, Bayraktar TB2 berhasil menyelesaikan 300 ribu jam terbang. (BAYKAR / HANDOUT - Anadolu Agency)
Menteri Pertahanan Irak pada Senin menyatakan ketertarikan untuk membeli kendaraan udara tanpa awak (UAV), helikopter serang dan senjata canggih dari Turki.
“Kami meminta penawaran dan kontrak kepada Turki untuk membeli [drone] Bayraktar TB2, 12 helikopter T-129 ATAK dan enam sistem pertahanan kendaraan udara tanpa awak (UAV). Kami mencapai kesepakatan tentang pembelian UAV Bayraktar,” kata Juma Inad kepada stasiun televisi lokal.
Inad mengatakan bahwa drone Bayraktar Turki sangat maju dan telah mencapai sukses besar, sehingga akan berguna dalam perang melawan Daesh/ISIS.
Menghadiri Pameran Industri Pertahanan Internasional 2021 (IDEF'21) yang diadakan di Istanbul pada 19 Agustus, Inad bertemu dengan Menteri Pertahanan Nasional Turki Hulusi Akar.
🛩 AA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.