Usai bom bunuh diri di Kabul Infografis Peta Kekuatan Taliban dan Afghanistan. [CNN Indonesia/Asfahan Yahsyi]
Presiden Amerika Serikat Joe Biden memerintahkan komandan militer AS agar mengembangkan rencana operasional untuk menyerang aset, kepemimpinan, dan fasilitas ISIS-K. Hal ini disampaikan Biden merespons serangan bom bunuh diri di Kabul.
ISIS-K yang dimaksud Biden adalah ISIS-Khorasan, afiliasi ISIS di Pakistan dan Afghanistan. Khorasan sendiri termasuk wilayah di bagian Afghanistan.
"Kami akan merespons dengan kekuatan dan ketepatan waktu, di tempat yang kami pilih dengan cara yang kami pilih," kata Biden saat memberikan sambutan dari Gedung Putih, seperti dikutip CNN, Jumat (27/8). Namun dia menolak untuk memberikan secara spesifik waktunya.
"Teroris ISIS ini tidak akan menang. Kami akan menyelamatkan Amerika. Kami akan mengeluarkan sekutu Afghanistan kami. Dan misi kami akan terus berlanjut," kata Presiden.
Dia menyatakan Amerika tidak akan terintimidasi atas serangan bom di bandara Kabul.
Biden bahkan menyatakan akan memberikan pasukan tambahan di Afghanistan jika militer AS membutuhkannya. Dia membiarkan pintu terbuka untuk lebih banyak bantuan militer di Afghanistan.
"Saya sudah menginstruksikan militer dengan apa pun yang mereka butuhkan jika mereka membutuhkan kekuatan tambahan, saya akan memberikannya. Tapi militer, dari ketua Kepala Gabungan, Kepala Gabungan, komandan di lapangan, semuanya telah menghubungi saya satu arah. Atau yang lain biasanya melalui surat yang mengatakan mereka mendukung misi seperti yang dirancang," kata Biden.
Pada Selasa lalu, Biden mengatakan bahwa AS tetap menyelesaikan evakuasi hingga tanggal 31 Agustus 2021.
Saat itu, dia tidak berencana menahan pasukan AS di Afghanistan lebih lama. Namun, setelah serangan bom, situasinya bisa berubah.
Biden mengeluarkan peringatan kepada mereka yang bertanggung jawab atas serangan bandara Kabul. Dia menyatakan akan memburu pihak yang berada di balik serangan tersebut.
"Kepada mereka yang melakukan serangan ini, serta siapa pun yang ingin melukai Amerika, ketahuilah ini: Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan melupakan. Kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayarnya," kata Biden di Gedung Putih.
Para pejabat AS yakin kelompok ISIS-K kemungkinan berada di balik serangan tersebut. Namun mereka masih bekerja untuk mengonfirmasi keterlibatannya.
Serangan bom bunuh diri di dekat bandara Kabul, Afghanistan, menewaskan lebih dari 60 orang warga sipil, Kamis (26/8). Sementara 12 orang tentara Amerika Serikat tewas dalam serangan tersebut.
Pejabat Kementerian Kesehatan Masyarakat Afghanistan menyampaikan, selain puluhan korban meninggal, sedikitnya 140 orang terluka atas peristiwa tersebut.
Kepala Komando Pusat AS, Jenderal Kenneth "Frank" McKenzie mengatakan 12 anggota militer AS tewas dan 15 lainnya terluka dalam serangan di bandara Kabul. "Ini hari yang berat," katanya.
ISIS mengklaim serangan bom mematikan di bandara Kabul dilakukan oleh pihaknya. (cnn/pmg)
Tewaskan 2 Pentolan ISIS
Serangan udara menggunakan pesawat nirawak (drone) Amerika Serikat (AS) disebut menewaskan dua pentolan ISIS di Afghanistan.
Dalam keterangannya pada Sabtu (28/8), Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) mengatakan selain tewasnya dua pentolan itu, sejumlah militan lain terluka. Namun, diklaim tak ada warga sipil yang jadi korban dalam serangan pada Sabtu dini hari tersebut.
Serangan udara itu berlangsung dua hari setelah bom bunuh diri pada Kamis (26/8) di Bandara Kabul, Afghanistan, yang menewaskan sejumlah orang termasuk 13 prajurit AS. Namun, Pentagon menolak memperjelas informasi apakah orang-orang yang ditargetkan serangan udara AS itu adalah mereka yang terlibat langsung dengan bom bunuh diri di bandara.
"Mereka adalah perencana dan fasilitator ISIS-K. Sudah cukup alasan [untuk serangan udara]," ujar juru bicara Pentagon John Kirby seperti dikutip dari AFP.
"Faktanya bahwa dua individu ini tidak lagi berjalan di permukaan bumi, itu adalah sebuah hal yang baik," tambahnya.
Kesaksian Warga atas Serangan Udara
Sebagian warga ibu kota provinsi Nangarhar, Jalalabad mengatakan mereka mendengar beberap ledakan dari serangan udara pada Sabtu dini hari lalu. Namun, beberapa tak yakin apakah itu serangan udara oleh AS.
Tetua komunitas di Jalalabad, Malik Adib, mengatakan setidaknya ada tiga tewas dan empat terluka akibat serangan udara. Adib pun menjelaskan Taliban pun datang untuk melihat dan menginvestigasi insiden tersebut.
"Perempuan dan anak ada di antara para korban," ujar Adib yang mengaku tak memiliki informasi terkait identitas korban.
Sementara itu seorang komandan senior di Taliban mengatakan beberapa anggota ISIS-K telah ditangkap diduga terkait dengan serangan di Kabul.
"Mereka telah diinterogasi oleh tim intelijen kami," ujar dia.
Namun, juru bicara Taliban sejauh ini menolak memberikan komentar resmi terkait serangan udara tersebut. (AFP, Reuters/kid)
Presiden Amerika Serikat Joe Biden memerintahkan komandan militer AS agar mengembangkan rencana operasional untuk menyerang aset, kepemimpinan, dan fasilitas ISIS-K. Hal ini disampaikan Biden merespons serangan bom bunuh diri di Kabul.
ISIS-K yang dimaksud Biden adalah ISIS-Khorasan, afiliasi ISIS di Pakistan dan Afghanistan. Khorasan sendiri termasuk wilayah di bagian Afghanistan.
"Kami akan merespons dengan kekuatan dan ketepatan waktu, di tempat yang kami pilih dengan cara yang kami pilih," kata Biden saat memberikan sambutan dari Gedung Putih, seperti dikutip CNN, Jumat (27/8). Namun dia menolak untuk memberikan secara spesifik waktunya.
"Teroris ISIS ini tidak akan menang. Kami akan menyelamatkan Amerika. Kami akan mengeluarkan sekutu Afghanistan kami. Dan misi kami akan terus berlanjut," kata Presiden.
Dia menyatakan Amerika tidak akan terintimidasi atas serangan bom di bandara Kabul.
Biden bahkan menyatakan akan memberikan pasukan tambahan di Afghanistan jika militer AS membutuhkannya. Dia membiarkan pintu terbuka untuk lebih banyak bantuan militer di Afghanistan.
"Saya sudah menginstruksikan militer dengan apa pun yang mereka butuhkan jika mereka membutuhkan kekuatan tambahan, saya akan memberikannya. Tapi militer, dari ketua Kepala Gabungan, Kepala Gabungan, komandan di lapangan, semuanya telah menghubungi saya satu arah. Atau yang lain biasanya melalui surat yang mengatakan mereka mendukung misi seperti yang dirancang," kata Biden.
Pada Selasa lalu, Biden mengatakan bahwa AS tetap menyelesaikan evakuasi hingga tanggal 31 Agustus 2021.
Saat itu, dia tidak berencana menahan pasukan AS di Afghanistan lebih lama. Namun, setelah serangan bom, situasinya bisa berubah.
Biden mengeluarkan peringatan kepada mereka yang bertanggung jawab atas serangan bandara Kabul. Dia menyatakan akan memburu pihak yang berada di balik serangan tersebut.
"Kepada mereka yang melakukan serangan ini, serta siapa pun yang ingin melukai Amerika, ketahuilah ini: Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan melupakan. Kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayarnya," kata Biden di Gedung Putih.
Para pejabat AS yakin kelompok ISIS-K kemungkinan berada di balik serangan tersebut. Namun mereka masih bekerja untuk mengonfirmasi keterlibatannya.
Serangan bom bunuh diri di dekat bandara Kabul, Afghanistan, menewaskan lebih dari 60 orang warga sipil, Kamis (26/8). Sementara 12 orang tentara Amerika Serikat tewas dalam serangan tersebut.
Pejabat Kementerian Kesehatan Masyarakat Afghanistan menyampaikan, selain puluhan korban meninggal, sedikitnya 140 orang terluka atas peristiwa tersebut.
Kepala Komando Pusat AS, Jenderal Kenneth "Frank" McKenzie mengatakan 12 anggota militer AS tewas dan 15 lainnya terluka dalam serangan di bandara Kabul. "Ini hari yang berat," katanya.
ISIS mengklaim serangan bom mematikan di bandara Kabul dilakukan oleh pihaknya. (cnn/pmg)
Tewaskan 2 Pentolan ISIS
Serangan udara menggunakan pesawat nirawak (drone) Amerika Serikat (AS) disebut menewaskan dua pentolan ISIS di Afghanistan.
Dalam keterangannya pada Sabtu (28/8), Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) mengatakan selain tewasnya dua pentolan itu, sejumlah militan lain terluka. Namun, diklaim tak ada warga sipil yang jadi korban dalam serangan pada Sabtu dini hari tersebut.
Serangan udara itu berlangsung dua hari setelah bom bunuh diri pada Kamis (26/8) di Bandara Kabul, Afghanistan, yang menewaskan sejumlah orang termasuk 13 prajurit AS. Namun, Pentagon menolak memperjelas informasi apakah orang-orang yang ditargetkan serangan udara AS itu adalah mereka yang terlibat langsung dengan bom bunuh diri di bandara.
"Mereka adalah perencana dan fasilitator ISIS-K. Sudah cukup alasan [untuk serangan udara]," ujar juru bicara Pentagon John Kirby seperti dikutip dari AFP.
"Faktanya bahwa dua individu ini tidak lagi berjalan di permukaan bumi, itu adalah sebuah hal yang baik," tambahnya.
Kesaksian Warga atas Serangan Udara
Sebagian warga ibu kota provinsi Nangarhar, Jalalabad mengatakan mereka mendengar beberap ledakan dari serangan udara pada Sabtu dini hari lalu. Namun, beberapa tak yakin apakah itu serangan udara oleh AS.
Tetua komunitas di Jalalabad, Malik Adib, mengatakan setidaknya ada tiga tewas dan empat terluka akibat serangan udara. Adib pun menjelaskan Taliban pun datang untuk melihat dan menginvestigasi insiden tersebut.
"Perempuan dan anak ada di antara para korban," ujar Adib yang mengaku tak memiliki informasi terkait identitas korban.
Sementara itu seorang komandan senior di Taliban mengatakan beberapa anggota ISIS-K telah ditangkap diduga terkait dengan serangan di Kabul.
"Mereka telah diinterogasi oleh tim intelijen kami," ujar dia.
Namun, juru bicara Taliban sejauh ini menolak memberikan komentar resmi terkait serangan udara tersebut. (AFP, Reuters/kid)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.