Senilai 997 juta USD AH-1Z [ist] ★
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah menyetujui potensi Penjualan Militer Asing (FMS) 12 helikopter AH-1Z Viper beserta kelengkapan lainnya ke Nigeria.
Perkiraan penjualan berkisar 997 juta dolar AS.
Selain heli, penjualan ini juga termasuk 2.000 unit pemandu sistem senjata pembunuh presisi canggih (APKWS) roket 2,75 inci, monitor sinyal penglihatan malam (NVCD), peralatan komunikasi, sistem peperangan elektronik dan senapan mesin M197 20 mm, cadangan mesin, komponen heli, serta peralatan dan layanan pendukung lainnya.
Jika kesepakatan definitif tercapai, sebanyak 25 juta USD dari investasi akan dialokasikan untuk bantuan kelembagaan dan teknis kepada Angkatan Bersenjata Nigeria untuk melanjutkan program integrasi udara-terestrial.
Program tersebut mencakup pengembangan proses penargetan yang sesuai secara hukum dengan hukum humaniter internasional dan UU Konflik Bersenjata.
“Penjualan yang diusulkan akan lebih melengkapi Nigeria untuk berkontribusi pada tujuan keamanan bersama, mempromosikan stabilitas regional dan membangun interoperabilitas dengan AS dan mitra Barat lainnya,” kata Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS (DSCA) dalam pengumumannya pada 14 April 2022.
Bertindak selaku kontraktor utama untuk akuisisi ini adalah Bell Helicopter dan General Electric untuk mesin heli.
Penjualan ini akan menjadikan Nigeria negara asing ketiga yang memesan AH-1Z setelah Bahrain dan Republik Ceko. Operator utama AH-1Z adalah Korps Marinir AS.
Selayang Pandang AH-1Z
Prototipe AH-1Z terbang perdana pada 8 Desember 2000. Gelombang pertama heli ini mulai ke Korps Marinir AS (USMC) pada 2003.
Dibandingkan dengan pendahulunya seri AH-1F/S, versi AH-1Z merupakan yang tercanggih karena telah menggunakan perangkat aviasi modern terkini.
AH-1Z Viper dibekali tabung AN/AAQ-30 Target Sight System (TSS) elektro-optik dan inframerah buatan Lockheed Martin serta TopOwl Helm-Mounted Display (HMD) buatan Thales.
Heli ini juga dilengkapi dengan BAE AN/ALE-47 Flare Countermeasure Dispensers (FCD), AN/APR-39C Radar Warning Receivers (RWR) buatan Northrop serta AN/AAR-47 Missile Warning Receivers (MWR) yang disuplai oleh Orbital ATK.
Viper juga mendapatkan sistem teknologi rotor utama model baru. Heli dibekali empat bilah berbahan komposit. Baling-balingnya bisa dilipat untuk menghemat ruang bila ditempatkan di atas geladak kapal serbu amfibi (LHD).
Sebagai tenaga penggerak Viper dibekali sepasang mesin turboshaft General Electric T700-GE-401C, masing-masing berdaya 1.800 shp.
Kecepatan jelajahnya 296 km/jam, ketinggian terbang maksimum 6.000 m, dan jangkaun operasi sejauh 685 km.
Pada stub wing baru Viper yang lebih panjang tersedia dua cantelan untuk tabung roket Hydra kaliber 70 mm dan empat rudal AGM-114 Hellfire.
Di ujung sayap kecilnya tersebut juga bisa dipasangi rudal antipesawat AIM-9 Sidewinder. Persenjataan tetap lainnya adalah kanon M1987 kaliber 20 mm.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah menyetujui potensi Penjualan Militer Asing (FMS) 12 helikopter AH-1Z Viper beserta kelengkapan lainnya ke Nigeria.
Perkiraan penjualan berkisar 997 juta dolar AS.
Selain heli, penjualan ini juga termasuk 2.000 unit pemandu sistem senjata pembunuh presisi canggih (APKWS) roket 2,75 inci, monitor sinyal penglihatan malam (NVCD), peralatan komunikasi, sistem peperangan elektronik dan senapan mesin M197 20 mm, cadangan mesin, komponen heli, serta peralatan dan layanan pendukung lainnya.
Jika kesepakatan definitif tercapai, sebanyak 25 juta USD dari investasi akan dialokasikan untuk bantuan kelembagaan dan teknis kepada Angkatan Bersenjata Nigeria untuk melanjutkan program integrasi udara-terestrial.
Program tersebut mencakup pengembangan proses penargetan yang sesuai secara hukum dengan hukum humaniter internasional dan UU Konflik Bersenjata.
“Penjualan yang diusulkan akan lebih melengkapi Nigeria untuk berkontribusi pada tujuan keamanan bersama, mempromosikan stabilitas regional dan membangun interoperabilitas dengan AS dan mitra Barat lainnya,” kata Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS (DSCA) dalam pengumumannya pada 14 April 2022.
Bertindak selaku kontraktor utama untuk akuisisi ini adalah Bell Helicopter dan General Electric untuk mesin heli.
Penjualan ini akan menjadikan Nigeria negara asing ketiga yang memesan AH-1Z setelah Bahrain dan Republik Ceko. Operator utama AH-1Z adalah Korps Marinir AS.
Selayang Pandang AH-1Z
Prototipe AH-1Z terbang perdana pada 8 Desember 2000. Gelombang pertama heli ini mulai ke Korps Marinir AS (USMC) pada 2003.
Dibandingkan dengan pendahulunya seri AH-1F/S, versi AH-1Z merupakan yang tercanggih karena telah menggunakan perangkat aviasi modern terkini.
AH-1Z Viper dibekali tabung AN/AAQ-30 Target Sight System (TSS) elektro-optik dan inframerah buatan Lockheed Martin serta TopOwl Helm-Mounted Display (HMD) buatan Thales.
Heli ini juga dilengkapi dengan BAE AN/ALE-47 Flare Countermeasure Dispensers (FCD), AN/APR-39C Radar Warning Receivers (RWR) buatan Northrop serta AN/AAR-47 Missile Warning Receivers (MWR) yang disuplai oleh Orbital ATK.
Viper juga mendapatkan sistem teknologi rotor utama model baru. Heli dibekali empat bilah berbahan komposit. Baling-balingnya bisa dilipat untuk menghemat ruang bila ditempatkan di atas geladak kapal serbu amfibi (LHD).
Sebagai tenaga penggerak Viper dibekali sepasang mesin turboshaft General Electric T700-GE-401C, masing-masing berdaya 1.800 shp.
Kecepatan jelajahnya 296 km/jam, ketinggian terbang maksimum 6.000 m, dan jangkaun operasi sejauh 685 km.
Pada stub wing baru Viper yang lebih panjang tersedia dua cantelan untuk tabung roket Hydra kaliber 70 mm dan empat rudal AGM-114 Hellfire.
Di ujung sayap kecilnya tersebut juga bisa dipasangi rudal antipesawat AIM-9 Sidewinder. Persenjataan tetap lainnya adalah kanon M1987 kaliber 20 mm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.