⚓️ Bawa Industri Pertahanan Kerja Sama dengan UEA Sukses Menhan Prabowo Subianto melakukan kerja sama militer dengan UUni Emirat Arab mendapat apresiasi positif. [Foto/ist]
Pengamat militer dan pertahanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengapresiasi langkah Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto yang berhasil menggolkan kerja sama antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) dalam pengembangan industri pertahanan.
“Saya melihat kerja sama ini cerdas, karena kalau hanya melihat untuk kebutuhan dalam negeri maka harga produk pertahanan akan kecil dan tidak kompetitif. Kerja sama antara Indonesia dan UEA tersebut menjadi upaya untuk memperluas pasar bagi produk pertahanan Indonesia," kata Khairul, dikutip dari Antara, Selasa (5/7/2022).
Menurut Khairul, beberapa hal bisa dikolaborasikan dengan UEA, dan Indonesia sendiri bisa menawarkan banyak hal kepada UEA, yang dikenal sangat menaruh perhatian pada sistem peringatan/kewaspadaan dini dan penguasaan ruang udara secara militer.
Melalui kerja sama antara Indonesia dan UEA, maka riset, pengembangan dan produksi BUMN pertahanan akan lebih optimal. Teknologi-teknologi pertahanan yang dimiliki UEA dapat dimanfaatkan juga untuk pengembangan alutsista generasi baru yang diproduksi bersama kedua negara.
"Kita berharap kerja sama ini menjadi awal baik bagi Indonesia dan UEA, terutama bagi Indonesia sendiri yang sedang berupaya mengembangkan industri pertahanan dan kemandirian alat utama sistem senjata (alutsista), maka kerja sama tersebut menjadi sinyal positif bagi keseriusan Indonesia untuk mencapai komitmen itu," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa untuk membantu dan mengembangkan industri pertahanannya, Indonesia harus terus membangun kolaborasi dengan banyak pihak, terutama terkait teknologi alutsista, target pemasaran, dan juga pengembangan SDM.
Dalam kesempatan terpisah, Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mendukung langkah Prabowo dalam keberhasilan kerja sama antara Indonesia dan UEA dalam pengembangan industri pertahanan ini.
"Memang sejatinya industri pertahanan dalam negeri harus dibangun dan diperkuat, namun tanpa melibatkan pihak lain maka upaya tersebut akan sulit," kata dia.
Kerja sama dalam pengembangan industri pertahanan ini harus dibangun bukan hanya dengan UEA, melainkan juga dengan negara-negara lain yang memiliki kapabilitas teknologi dan produksi industri pertahanan lebih maju.
Belajar dari pengalaman perang antara Rusia dan Ukraina, setiap negara termasuk Indonesia harus bersiap jika sewaktu-waktu terpaksa menghadapi perang.
"Mau tidak mau, Indonesia harus membangun industri pertahanannya dengan UEA maupun negara-negara lainnya adalah sebuah keniscayaan," ujarnya.
Pada Kamis (30/6/2022) lalu, Prabowo membawa tiga BUMN Industri Pertahanan Indonesia untuk menandatangani kerja sama dengan swasta dan pemerintah UEA.
Tiga BUMN Industri Pertahanan tersebut ialah PT PAL dengan pemerintah UEA, dan PT Dirgantara Indonesia bersama PT Pindad dengan Calidus LLC, di Kementerian Pertahanan UEA, Abu Dhabi.
Kesepakatan kerja sama antara PTDI dan Calidus LLC mencakup dalam hal Joint Marketing untuk pesawat CN235 dan N219, serta Joint Development untuk upgrade version pesawat N219 dan UAV MALE Elang Hitam, berikut kerja sama Engineering, Design & Flight Testing Work Package di setiap pengembangan produk bersama.
Sementara itu, PT Pindad menandatangani MoU pengembangan bersama produk kendaraan tempur 8×8, dengan lingkup kerja sama dalam hal pengembangan dan produksi bersama, engineering design, asistensi teknis dan pasokan komponen, yang memungkinkan PT Pindad untuk memperluas kompetensi teknologi, terutama dalam pengembangan produk kendaraan tempur 8×8 untuk penggunaan di gurun dan ketahanan balistik.
Selain itu, ada pula MoU antara PT PAL dengan Angkatan Laut UEA berupa kontrak pembelian Landing Platform Dock (LPD) untuk AL UEA.
“Kerja sama di bidang pertahanan, khususnya industri pertahanan sangat penting bagi kedua negara, terutama untuk pengembangan industri pertahanan di masa depan,” ujar Prabowo.
Pada kesempatan yang sama, Prabowo dan Menhan UEA juga menandatangani protokol kerja sama pengembangan industri pertahanan antara Indonesia dan UEA yang mencakup strategi untuk meningkatkan keselarasan perencanaan strategis industri pertahanan kedua negara dan kebijakan untuk memungkinkan penelitian dan pengembangan bersama, produksi bersama, pemasaran internasional, program offset nasional, izin teknologi, penyediaan bakat internasional, dan investasi SDM. (muh)
Pengamat militer dan pertahanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengapresiasi langkah Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto yang berhasil menggolkan kerja sama antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) dalam pengembangan industri pertahanan.
“Saya melihat kerja sama ini cerdas, karena kalau hanya melihat untuk kebutuhan dalam negeri maka harga produk pertahanan akan kecil dan tidak kompetitif. Kerja sama antara Indonesia dan UEA tersebut menjadi upaya untuk memperluas pasar bagi produk pertahanan Indonesia," kata Khairul, dikutip dari Antara, Selasa (5/7/2022).
Menurut Khairul, beberapa hal bisa dikolaborasikan dengan UEA, dan Indonesia sendiri bisa menawarkan banyak hal kepada UEA, yang dikenal sangat menaruh perhatian pada sistem peringatan/kewaspadaan dini dan penguasaan ruang udara secara militer.
Melalui kerja sama antara Indonesia dan UEA, maka riset, pengembangan dan produksi BUMN pertahanan akan lebih optimal. Teknologi-teknologi pertahanan yang dimiliki UEA dapat dimanfaatkan juga untuk pengembangan alutsista generasi baru yang diproduksi bersama kedua negara.
"Kita berharap kerja sama ini menjadi awal baik bagi Indonesia dan UEA, terutama bagi Indonesia sendiri yang sedang berupaya mengembangkan industri pertahanan dan kemandirian alat utama sistem senjata (alutsista), maka kerja sama tersebut menjadi sinyal positif bagi keseriusan Indonesia untuk mencapai komitmen itu," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa untuk membantu dan mengembangkan industri pertahanannya, Indonesia harus terus membangun kolaborasi dengan banyak pihak, terutama terkait teknologi alutsista, target pemasaran, dan juga pengembangan SDM.
Dalam kesempatan terpisah, Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mendukung langkah Prabowo dalam keberhasilan kerja sama antara Indonesia dan UEA dalam pengembangan industri pertahanan ini.
"Memang sejatinya industri pertahanan dalam negeri harus dibangun dan diperkuat, namun tanpa melibatkan pihak lain maka upaya tersebut akan sulit," kata dia.
Kerja sama dalam pengembangan industri pertahanan ini harus dibangun bukan hanya dengan UEA, melainkan juga dengan negara-negara lain yang memiliki kapabilitas teknologi dan produksi industri pertahanan lebih maju.
Belajar dari pengalaman perang antara Rusia dan Ukraina, setiap negara termasuk Indonesia harus bersiap jika sewaktu-waktu terpaksa menghadapi perang.
"Mau tidak mau, Indonesia harus membangun industri pertahanannya dengan UEA maupun negara-negara lainnya adalah sebuah keniscayaan," ujarnya.
Pada Kamis (30/6/2022) lalu, Prabowo membawa tiga BUMN Industri Pertahanan Indonesia untuk menandatangani kerja sama dengan swasta dan pemerintah UEA.
Tiga BUMN Industri Pertahanan tersebut ialah PT PAL dengan pemerintah UEA, dan PT Dirgantara Indonesia bersama PT Pindad dengan Calidus LLC, di Kementerian Pertahanan UEA, Abu Dhabi.
Kesepakatan kerja sama antara PTDI dan Calidus LLC mencakup dalam hal Joint Marketing untuk pesawat CN235 dan N219, serta Joint Development untuk upgrade version pesawat N219 dan UAV MALE Elang Hitam, berikut kerja sama Engineering, Design & Flight Testing Work Package di setiap pengembangan produk bersama.
Sementara itu, PT Pindad menandatangani MoU pengembangan bersama produk kendaraan tempur 8×8, dengan lingkup kerja sama dalam hal pengembangan dan produksi bersama, engineering design, asistensi teknis dan pasokan komponen, yang memungkinkan PT Pindad untuk memperluas kompetensi teknologi, terutama dalam pengembangan produk kendaraan tempur 8×8 untuk penggunaan di gurun dan ketahanan balistik.
Selain itu, ada pula MoU antara PT PAL dengan Angkatan Laut UEA berupa kontrak pembelian Landing Platform Dock (LPD) untuk AL UEA.
“Kerja sama di bidang pertahanan, khususnya industri pertahanan sangat penting bagi kedua negara, terutama untuk pengembangan industri pertahanan di masa depan,” ujar Prabowo.
Pada kesempatan yang sama, Prabowo dan Menhan UEA juga menandatangani protokol kerja sama pengembangan industri pertahanan antara Indonesia dan UEA yang mencakup strategi untuk meningkatkan keselarasan perencanaan strategis industri pertahanan kedua negara dan kebijakan untuk memungkinkan penelitian dan pengembangan bersama, produksi bersama, pemasaran internasional, program offset nasional, izin teknologi, penyediaan bakat internasional, dan investasi SDM. (muh)
⚓️ sindonews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.