⚓ "Ini penting karena memang ini potensi yang ada di sini perlu dilihat secara detail," tambahnya. Ilustrasi KRI TNI AL (Koarmad II) ⚓
Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya desain pertahanan dan keamanan negara di titik-titik terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, Kamis.
Menurut Presiden hal itu menjadi salah satu hasil dari rangkaian kunjungan kerjanya di Provinsi Maluku sejak Rabu (14/9) kemarin, setelah ia juga sempat menyambangi Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Kepulauan Aru, Kota Tual, dan Saumlaki
"Kabupaten Maluku Barat Daya ini adalah termasuk kabupaten terluar sebelah timur, paling timur selatan. Kita melihat perlunya sebuah desain untuk pertahanan dan keamanan negara, di titik mana kira-kira yang paling tepat," kata Presiden sebagaimana dalam keterangan yang diterima di Jakarta.
"Ini penting karena memang ini potensi yang ada di sini perlu dilihat secara detail," tambahnya.
Dalam rangkaian kegiatannya Presiden turut mengajak serta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Presiden mengajak jajarannya ke Pantai Tiakur di Pulau Moa, Maluku Barat Daya, untuk melihat salah satu titik terluar NKRI yakni Pulau Leti yang berbatasan dengan Timor Leste. Pulau Leti bisa dilihat secara telanjang mata dari Pantai Tiakur.
"Hari ini saya dengan Pak Menhan, Pak Menteri KKP, dan Menteri PU melihat titik-titik tadi yang saya sebutkan dalam rangka sekali lagi pertahanan dan keamanan negara," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama Menhan Prabowo Subianto mengatakan bahwa ia telah mendapat perintah dari Presiden Jokowi sejak 2,5 tahun lalu untuk membuat desain besar pertahanan negara.
Desain tersebut juga mencakup pengamanan jalur-jalur laut kepulauan di Indonesia yang menjadi jalur bagi 60 persen perdagangan laut dunia.
"Kekayaan kita sangat besar di wilayah ini, sangat-sangat besar, tidak hanya kekayaan ikan, tetapi juga kekayaan mineral di bawah laut, gas, dan minyak bumi di bawah laut," kata Menhan.
Menurut Menhan masa depan kekayaan Indonesia sebagian besar akan ada di Indonesia timur. Untuk itu, Menhan menegaskan bahwa pulau-pulau terluar di kawasan tersebut harus dirancang untuk menjadi bagian dari pertahanan negara.
"Pulau-pulau terluar di kawasan ini memang harus sudah kita rancang untuk menjadi bagian dari pertahanan kita. Tentunya ini akan kita lakukan dengan teliti dan mengikutsertakan semua lembaga terkait," pungkas Prabowo.
Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya desain pertahanan dan keamanan negara di titik-titik terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, Kamis.
Menurut Presiden hal itu menjadi salah satu hasil dari rangkaian kunjungan kerjanya di Provinsi Maluku sejak Rabu (14/9) kemarin, setelah ia juga sempat menyambangi Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Kepulauan Aru, Kota Tual, dan Saumlaki
"Kabupaten Maluku Barat Daya ini adalah termasuk kabupaten terluar sebelah timur, paling timur selatan. Kita melihat perlunya sebuah desain untuk pertahanan dan keamanan negara, di titik mana kira-kira yang paling tepat," kata Presiden sebagaimana dalam keterangan yang diterima di Jakarta.
"Ini penting karena memang ini potensi yang ada di sini perlu dilihat secara detail," tambahnya.
Dalam rangkaian kegiatannya Presiden turut mengajak serta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Presiden mengajak jajarannya ke Pantai Tiakur di Pulau Moa, Maluku Barat Daya, untuk melihat salah satu titik terluar NKRI yakni Pulau Leti yang berbatasan dengan Timor Leste. Pulau Leti bisa dilihat secara telanjang mata dari Pantai Tiakur.
"Hari ini saya dengan Pak Menhan, Pak Menteri KKP, dan Menteri PU melihat titik-titik tadi yang saya sebutkan dalam rangka sekali lagi pertahanan dan keamanan negara," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama Menhan Prabowo Subianto mengatakan bahwa ia telah mendapat perintah dari Presiden Jokowi sejak 2,5 tahun lalu untuk membuat desain besar pertahanan negara.
Desain tersebut juga mencakup pengamanan jalur-jalur laut kepulauan di Indonesia yang menjadi jalur bagi 60 persen perdagangan laut dunia.
"Kekayaan kita sangat besar di wilayah ini, sangat-sangat besar, tidak hanya kekayaan ikan, tetapi juga kekayaan mineral di bawah laut, gas, dan minyak bumi di bawah laut," kata Menhan.
Menurut Menhan masa depan kekayaan Indonesia sebagian besar akan ada di Indonesia timur. Untuk itu, Menhan menegaskan bahwa pulau-pulau terluar di kawasan tersebut harus dirancang untuk menjadi bagian dari pertahanan negara.
"Pulau-pulau terluar di kawasan ini memang harus sudah kita rancang untuk menjadi bagian dari pertahanan kita. Tentunya ini akan kita lakukan dengan teliti dan mengikutsertakan semua lembaga terkait," pungkas Prabowo.
💂 antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.