Ketika Dwikora berkobar. Pasukan Yonif Linud 328 kembali di terjunkan untuk mempertahankan wilayah perbatasan, menyusup dan sekaligus bertempur di wilayah Malaysia (Kalimantan Timur).
Setelah menjalani latihan dan perbekalan, personil Yonif Linud 328 dikirim menuju perbatasan melalui jalan darat maupun penerjunan dari udara. Operasi ini berlangsung tanggal 4 Oktober 1963 sampai 1 Januri 1964.
Operasi tempur untuk menembus perbatasan antara Kalimantan Selatan (RI) dan Kalimantan Utara (Malaysia) yang merupakan operasi yang sangat berat. Dalam Operasi ini bersifat menyusup, kemudian menyerang lalu mengundurkan diri. Resiko yang dihadapi sangat besar. Pasukan yang menyusup hanya berbekal peta yang terbatas, sehingga sulit dipastikan apakah sudah memasuki daerah lawan. Bila pasukan sudah bisa memastikan posisi musuh baru serangan dapat segera dilancarkan. Namun bila aksi penyusupan pasukan RI telah diketahui musuh, maka yang terjadi penyergapan. Menyerang dahulu atau memilih mundur karena sergapan musuh merupakan taktik standar yang diterapkan dalam pertempuran melawan pasukan Malaysia di perbatasan.
Pertempuran pertama ketika tim dari Yonif Linud 328 berhasil menyusup ke wilayah Kalimantan Utara dan menemukan pos komando Inggris di wilayah Munti. Dalam operasi serbuan dadakan pada malam hari, serdadu Inggris dan Gurkha yang tengah lengah di hujani tembakan terarah dari pasukan Yonif Linud 328 yang terdiri dari dua peleton. Serangan dadakan itu menimbulkan kerugian besar bagi serdadu Inggris dan menunjukan keunggulan pasukan Indonesia. Kemudian pasukan secara teratur mundur ke wilayah yang aman.
Selain berperan sebagai pasukan penyerang, pasukan Yonif Linud 328 pun sempat menjadi sasaran pasukan Malaysia. Dan biasanya serangan tersebut didukung serdadu Inggris yang melibatkan senjata berat dan pesawat tempur. Oleh karena itu pasukan Yonif Linud 328 memilih mundur sambil memberikan perlawanan teratur.
Pertempuran lain adalah ketika pasukan Linud 328 dan tentara Malaysia yang berlangsung di Kampung Pareh menimbulkan korban sebanyak 25 pasukan musuh tewas. Pasukan Linud 328 sebanyak 40 orang dan dipimpin oleh Serma M Darto, saat itu sedang bertugas mengurus logistik. Tiba-tiba anggota pasukan Yonif Linud 328 menemukan kampung yang mencurigakan dan diyakini sebagai basis musuh. kemudian di siapkan penyerangan ke kampung tersebut. Untuk menghadapi pasukan Malaysia, tim dipercayakan di pimpin oleh Serda F Akri. Setelah pertempuran sengit selama kurang lebih dua jam, pasukan Malaysia berhasil dihancurkan, lebih dari 25 orang tewas. Sedangkan dari pasukan Yonif Linud 328 sebanyak dua anggotanya gugur.
Pertempuran ini membuktikan perjuangan pasukan Yonif Linud 328 yang turut serta pada masa Dwikora dan membuahkan hasil yang menjadi sejarah tersendiri buat anggota maupun satuannya.
Setelah menjalani latihan dan perbekalan, personil Yonif Linud 328 dikirim menuju perbatasan melalui jalan darat maupun penerjunan dari udara. Operasi ini berlangsung tanggal 4 Oktober 1963 sampai 1 Januri 1964.
Operasi tempur untuk menembus perbatasan antara Kalimantan Selatan (RI) dan Kalimantan Utara (Malaysia) yang merupakan operasi yang sangat berat. Dalam Operasi ini bersifat menyusup, kemudian menyerang lalu mengundurkan diri. Resiko yang dihadapi sangat besar. Pasukan yang menyusup hanya berbekal peta yang terbatas, sehingga sulit dipastikan apakah sudah memasuki daerah lawan. Bila pasukan sudah bisa memastikan posisi musuh baru serangan dapat segera dilancarkan. Namun bila aksi penyusupan pasukan RI telah diketahui musuh, maka yang terjadi penyergapan. Menyerang dahulu atau memilih mundur karena sergapan musuh merupakan taktik standar yang diterapkan dalam pertempuran melawan pasukan Malaysia di perbatasan.
Pertempuran pertama ketika tim dari Yonif Linud 328 berhasil menyusup ke wilayah Kalimantan Utara dan menemukan pos komando Inggris di wilayah Munti. Dalam operasi serbuan dadakan pada malam hari, serdadu Inggris dan Gurkha yang tengah lengah di hujani tembakan terarah dari pasukan Yonif Linud 328 yang terdiri dari dua peleton. Serangan dadakan itu menimbulkan kerugian besar bagi serdadu Inggris dan menunjukan keunggulan pasukan Indonesia. Kemudian pasukan secara teratur mundur ke wilayah yang aman.
Selain berperan sebagai pasukan penyerang, pasukan Yonif Linud 328 pun sempat menjadi sasaran pasukan Malaysia. Dan biasanya serangan tersebut didukung serdadu Inggris yang melibatkan senjata berat dan pesawat tempur. Oleh karena itu pasukan Yonif Linud 328 memilih mundur sambil memberikan perlawanan teratur.
Pertempuran lain adalah ketika pasukan Linud 328 dan tentara Malaysia yang berlangsung di Kampung Pareh menimbulkan korban sebanyak 25 pasukan musuh tewas. Pasukan Linud 328 sebanyak 40 orang dan dipimpin oleh Serma M Darto, saat itu sedang bertugas mengurus logistik. Tiba-tiba anggota pasukan Yonif Linud 328 menemukan kampung yang mencurigakan dan diyakini sebagai basis musuh. kemudian di siapkan penyerangan ke kampung tersebut. Untuk menghadapi pasukan Malaysia, tim dipercayakan di pimpin oleh Serda F Akri. Setelah pertempuran sengit selama kurang lebih dua jam, pasukan Malaysia berhasil dihancurkan, lebih dari 25 orang tewas. Sedangkan dari pasukan Yonif Linud 328 sebanyak dua anggotanya gugur.
Pertempuran ini membuktikan perjuangan pasukan Yonif Linud 328 yang turut serta pada masa Dwikora dan membuahkan hasil yang menjadi sejarah tersendiri buat anggota maupun satuannya.
- sumber edisi koleksi Angkasa -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.