Stromer Starstreak |
Kunjungan
kenegaraan PM Inggris David Cameron ke Jakarta tanggal 11-12 April 2012
menyiratkan betapa manisnya sosok gadis yang bernama alutsista yang
harumnya sampai ke mancanegara. Dalam sebuah wawancara dengan media
nasional sebelum kedatangannya di Jakarta PM Cameron mengatakan, lupakan
masa lalu mari menjemput masa depan yang lebih baik. Kalimat ini adalah
sebuah rayuan agar si gadis mau melupakan masa lalu yang pahit manakala
dia disia-siakan dan ditelantarkan.
Semua ini terkait dengan dengan “luka hati” si alutsista ketika dengan
seenaknya jet tempur ringan Hawk buatan Inggris pesanan RI ditelantarkan
di Bangkok Thailand akhir tahun 90an karena diputus sepihak tanpa
menyertakan kearifan mengantar sampai Jakarta baru diputus gitu loh.
Belum lagi ketika Scorpion melakukan “jalan-jalan militer” di Aceh tahun
2003 tiba-tiba saja datang perintah, jangan pakai Scorpion kata London.
Sakit hati si alutsista belum pulih.
PM Inggris itu memang perlu datang ke Jakarta untuk merayu karena
Jakarta menyimpan gula alutsista yang legit dan harum. Inggris saat ini
memang lagi melakukan langkah ofensif untuk jualan alutsistanya setelah
Typhoon mengalami kekalahan telak dalam tender jet tempur medium multi
combat untuk Angkatan Udara India. Inggris pun datang menawarkan
alutsistanya, dan memastikan salah satu alutsistanya rudal starstreak
jadi dimiliki dan digelar di beberapa batalyon Arhanud akhir tahun ini.
Lalu ada pesawat angkut berat A400M buatan Airbus Military yang mampir
ke Air Base Halim Jakarta untuk unjuk kerja dan unjuk performansi. Meski
dibantah tapi kita meyakini bahwa Typhoon juga ikut ditawarkan untuk
perkuatan TNI AU. Beberapa tahun lalu ketika Menhan AS datang dan
menawarkan 6 F16 blok 52 ke RI untuk memperkuat skuadron F16 kita,
dibantah juga dengan mengatakan bahwa kita belum menganggarkannnya. Tapi
dua tahun berselang yang terjadi adalah kita dapat 24 F16 blok 52
upgrade dari Paman Sam plus 6 pesawat “suku cadang”.
Setelah David Cameron, Presiden Kazakhtan Nur Sultan Nazarbayev datang
mencari sisa gula yang mungkin masih bisa dimanfaatkan berupa peluang
kerjasama. Memang sih baju release setiap kunjungan beberapa kepala
pemerintahan negara sahabat ke Jakarta warnanya multi dimensi. Tapi
sejatinya ada gula penarik yang membawa misi bisnis para kepala negara
itu ke RI apalagi kalau bukan si rupawan alutsista yang seksi itu.
Kalau tidak ada halangan Juni mendatang Kanselir Jerman Angela Merkel
datang berkunjung ke Indonesia. Boleh jadi kunjungan ini akan membuat
kejutan baru bagi peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara yang
memang sudah terjalin baik selama ini. Salah satu kejutan itu bisa saja
ada di alutsista paling strategis di laut yaitu kapal selam. Saat ini
kita punya 2 kapal selam eksisting buatan Jerman yang sudah di retrofit
Korea Selatan. Sudah pula pesan 3 kapal selam kelas Changbogo dari Korea
Selatan. Kapal selam pertama selesai tahun 2015 dan yang ketiga di PAL
tahun 2018. Artinya tahun 2018 kita punya 5 kapal selam, tapi jangan
lupa pada saat yang sama KRI Cakra pada tahun itu kondisinya sudah
menurun jauh.
Sangat dimungkinkan ada tambahan 2 kapal selam baru U214 dari Jerman
yang memiliki saudara sepupu U209 Cakra Class dan sepupu yang lain
Changbogo Class yang sedang dibuat di Korea Selatan. Kapal selam
Changbogo ini menurut petinggi TNI AL adalah U209 dengan rasa U214.
Maksudnya rancang bangun badannya tetap memakai konstruksi U209 tetapi
dalemannya setingkat U214. Seperti diketahui bahwa sampai dengan tahun
2020 TNI AL mengharap target 8 kapal selam bisa dipenuhi. Dengan asumsi
pada tahun itu kapal selam Cakra Class yang berjumlah 2 unit sudah
dianggap uzur maka pemenuhan target untuk 10 kapal selam RI bisa
dipenuhi dengan pengadaan paralel kapal selam dari satu perguruan yang
sama HDW Jerman.
Kerjasama pengadaan alutsista dengan beberapa negara sahabat apakah
melalui metode beli murni atau transfer teknologi, dalam waktu dekat ini
sudah menjelang panen raya. Tahun ini saja kita akan kedatangan
beberapa unit Super Tucano, UAV, F16, T-50, Sukhoi, Helikopter serang,
rudal darat ke udara. Sampai dengan tahun 2014 panen raya alutsista itu
segera mengisi kesatrian TNI dalam jumlah dan jenis yang sangat
menggembirakan dan membanggakan. Ini termasuk dengan alutsista buatan
dalam negeri seperti Panser Anoa, Kapal Cepat Rudal, Kapal Trimaran
Rudal, Roket Rhan dan lain-lain.
Tentu anggaran alutsista TNI yang dikucurkan itu menjadi magnet yang
menarik negara-negara lain untuk mencari perhatian dan menarik simpati
bagi RI. Tapi sejatinya negara-negara itu hanya berperan sebagai semut
kecuali Korea Selatan, dan Cina yang mengambil peran sebagai lebah madu.
Dia ambil gula itu tapi kemudian dia bagikan juga sebagai bagian dari
transfer teknologi untuk memintarkan kita cara membuat produk, tidak
sekedar memakai produk. Korea berbagi ilmu teknologi jet tempur, kapal
selam, panser canon. Bahkan menghibahkan beberapa alutsista yang dia
miliki, misalnya kendaraan amfibi LVT-7 dan 1 skuadron jet tempur F5E.
Cina juga mau berbagi ilmu teknologi rudal, sebuah ilmu yang sangat
sulit dicari di semua universitas alutsista di seluruh dunia. Rudal C705
menjadi batu loncatan untuk pengembangan teknologi rudal segala matra,
dan itu sudah diambang pintu.
Meski masih banyak negara yang cari perhatian itu hanya memerankan diri
sebagai semut, tidaklah menjadi sebuah persoalan bagi kita. Misalnya
kita beli Sukhoi karena untuk menyetarakan kemampuan teknologi
pertempuran udara. Atau beli MBT untuk menyamakan posisi gahar dengan
negara jiran. Itu semua bagian dari strategi untuk memenuhi kebutuhan
alutsista kita yang ketinggalan jaman. Seiring dengan itu kita pun
sedang menyiapkan dan membangun industri alutsista segala matra. Dan itu
memerlukan waktu. Dan itu memerlukan kesabaran. Ketika saat itu akan
tiba dan tidak lama lagi, maka peran semut tadi semakin berkurang tapi
tidak bisa juga hilang sama sekali, namanya juga semut pasti akan
mencari gula. Tetapi peran lebah madu yang banyak bermanfaat itu
diniscayakan merupakan menu utama yang disajikan dalam setiap pengadaan
alutsista kita karena kita telah menghasilkan madu sendiri untuk TNI
kita.
Jagvane / 23 April 2012/Kompasiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.