Enam orang terluka akibat bentrok Kostrad - Brimob
Anggota Brimob-Kostrad Terlibat Insiden, 4 Anggota TNI Luka Tembak
Jurnas.com | SEBANYAK empat orang mengalami luka
tembak akibat bentrok antara sekelompok anggota TNI dari satuan Komando
Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dengan sekelompok anggota polisi dari
satuan Brigade Mobile (Brimob) Polda Gorontalo.
Kantor Berita Antara melaporkan, peristiwa berdarah itu terjadi di kompleks kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gorontalo, Minggu dini hari. Kejadian itu bermula dari satu regu Brimob yang melakukan patroli dengan menggunakan mobil truk dan melintas di depan Kantor KPU Limboto.
Tiba-tiba mobil itu dilempari batu dan botol oleh sekelompok orang tak dikenal. Merasa kalah dari segi jumlah, maka anggota Brimob itu melapor ke kantor Polres Limboto bahwa dua anggota terluka di bagian kepala akibat lemparan batu, yakni Bripka Asrul Sani dan Briptu Saripudin.
Dua anggota Brimbob yang terluka itu kemudian dibawa ke RS Dunda Limboto, tapi mereka pun dikejar oleh sekitar 13 orang. Tak lama kemudian, sejumlah anggota Brimob melakukan penyisiran, terdengar letusan senjata api beberapa kali hingga menyebabkan korban luka tembak sebanyak empat orang.
Belakangan diketahui, korban luka tembak itu merupakan anggota TNI dari satuan Kostrad. Hingga informasi ini dilaporkan, belum ada pernyataan resmi dari Polda dan Kostrad Gorontalo. Namun, sumber lain dari salah seorang perwira polisi menyatakan keempat anggota TNI yang terluka tembak, yakni Prada Apriadi yang kena tembakan di punggung kiri dan atas lutut kaki kiri tembus, Prada Firman luka tembak di tangan kiri hingga tembus dada, Prada Yanris kena di mata kaki kanan, dan Prada Tiflif di paha kanan.
Sumber perwira polisi itu juga belum menginformasikan apa penyebab terjadinya bentrokan itu, termasuk penyebab empat luka tembak dan empat luka biasa. Sementara dua anggota TNI lainnya, juga ikut terluka terkena senjata tajam, yakni Prada Rahim di bagian lengan dan Prada Adrian di pelipis.
Hingga Minggu sore, di sekitar markas komando Brimob di Kecamatan Isimu, Kabupaten Gorontalo, dijaga aparat Brimob bersenjata api. Antara
Kantor Berita Antara melaporkan, peristiwa berdarah itu terjadi di kompleks kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gorontalo, Minggu dini hari. Kejadian itu bermula dari satu regu Brimob yang melakukan patroli dengan menggunakan mobil truk dan melintas di depan Kantor KPU Limboto.
Tiba-tiba mobil itu dilempari batu dan botol oleh sekelompok orang tak dikenal. Merasa kalah dari segi jumlah, maka anggota Brimob itu melapor ke kantor Polres Limboto bahwa dua anggota terluka di bagian kepala akibat lemparan batu, yakni Bripka Asrul Sani dan Briptu Saripudin.
Dua anggota Brimbob yang terluka itu kemudian dibawa ke RS Dunda Limboto, tapi mereka pun dikejar oleh sekitar 13 orang. Tak lama kemudian, sejumlah anggota Brimob melakukan penyisiran, terdengar letusan senjata api beberapa kali hingga menyebabkan korban luka tembak sebanyak empat orang.
Belakangan diketahui, korban luka tembak itu merupakan anggota TNI dari satuan Kostrad. Hingga informasi ini dilaporkan, belum ada pernyataan resmi dari Polda dan Kostrad Gorontalo. Namun, sumber lain dari salah seorang perwira polisi menyatakan keempat anggota TNI yang terluka tembak, yakni Prada Apriadi yang kena tembakan di punggung kiri dan atas lutut kaki kiri tembus, Prada Firman luka tembak di tangan kiri hingga tembus dada, Prada Yanris kena di mata kaki kanan, dan Prada Tiflif di paha kanan.
Sumber perwira polisi itu juga belum menginformasikan apa penyebab terjadinya bentrokan itu, termasuk penyebab empat luka tembak dan empat luka biasa. Sementara dua anggota TNI lainnya, juga ikut terluka terkena senjata tajam, yakni Prada Rahim di bagian lengan dan Prada Adrian di pelipis.
Hingga Minggu sore, di sekitar markas komando Brimob di Kecamatan Isimu, Kabupaten Gorontalo, dijaga aparat Brimob bersenjata api. Antara
TNI dan Polri Bentrok Karena Tidak Ada Persatuan
Jurnas.com | GURU Besar Kriminologi Universitas
Indonesia (UI), Adrianus Meliala, mengatakan, seringnya terjadi
bentrokan antara TNI dan Polri disebabkan karena tidak ada rasa
persatuan di antara kedua instansi tersebut, sehingga selalu menimbulkan
tendensi negatif satu sama lain. “Dulu, ketika mereka jadi satu (TNI
dan Polri), mereka punya in group feeling, tapi kan mereka
sekarang terpisah, sehingga menimbulkan persepsi jelek satu sama lain.
Polri menganggap TNI jelek begitupun sebaliknya,” kata dia di Jakarta,
Senin malam (23/4).
Menurutnya, tidak adanya rasa kebersamaan bisa memicu konflik sesama anggota. “Kasus sepele saja bisa menjadi pemicu konflik terbuka dan menjadi besar,” kata dia.
Ia tidak memungkiri, adanya rasa iri terkait kinerja dan job desk masing-masing instansi. namun hal itu tidaklah menjadi masalah karena tugas TNI memang dididik untuk berperang. “Bisa saja satu sama lain iri, namun seharusnya mereka menyadari tugas masing-masing,” katanya.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar anggota TNI kembali merapat ke barak masing-masing kesatuan teritorial dan satuan tempur. Mereka disarankan untuk tidak berkeliaran di luar menggunakan seragam. Hal ini dilakukan untuk menghindari pergesekan dengan polisi yang berada di sekitarnya. “TNI ya kembali ke Barak masing, tidak berkeliaran di luar. Kalau di luar ya harus pakai pakaian sipil supaya tidak bentrok,” katanya.
Ia juga menyarankan agar petinggi TNI dan Polri sering mengadakan kegiatan bersama dalam satu event seperti HUT TNI, HUT Polri. “Kalau HUT TNI ya Polri juga ikut diundang, begitupun sebaliknya. Latihan bersama juga perlu dilakukan,” katanya.
Menurutnya, tidak adanya rasa kebersamaan bisa memicu konflik sesama anggota. “Kasus sepele saja bisa menjadi pemicu konflik terbuka dan menjadi besar,” kata dia.
Ia tidak memungkiri, adanya rasa iri terkait kinerja dan job desk masing-masing instansi. namun hal itu tidaklah menjadi masalah karena tugas TNI memang dididik untuk berperang. “Bisa saja satu sama lain iri, namun seharusnya mereka menyadari tugas masing-masing,” katanya.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar anggota TNI kembali merapat ke barak masing-masing kesatuan teritorial dan satuan tempur. Mereka disarankan untuk tidak berkeliaran di luar menggunakan seragam. Hal ini dilakukan untuk menghindari pergesekan dengan polisi yang berada di sekitarnya. “TNI ya kembali ke Barak masing, tidak berkeliaran di luar. Kalau di luar ya harus pakai pakaian sipil supaya tidak bentrok,” katanya.
Ia juga menyarankan agar petinggi TNI dan Polri sering mengadakan kegiatan bersama dalam satu event seperti HUT TNI, HUT Polri. “Kalau HUT TNI ya Polri juga ikut diundang, begitupun sebaliknya. Latihan bersama juga perlu dilakukan,” katanya.
Ini Dia Kronologi Bentrok Kostrad-Brimob Versi Mabes Polri
Jurnas.com | MABES Polri membenarkan terjadi insiden antara Brimob dan anggota Kostrad. Dalam penjelasannya kepada Jurnal Nasional,
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Polri, Brigjen Muhammad
Taufik menjelaskan bentrokan bermula dari patroli Brimob.
Sebanyak satu regu Brimob Polda Gorontalo yang melakukan patrol di wilayah Polres Limboto pada hari Sabtu (21/4) pukul 23.30 WITA. Saat rombongan melintas di depan Kantor PU Kabupaten Gorontalo, tiba-tiba ada lemparan batu, botol dan kejaran dari orang tak dikenal yang bersenjatakan parang.
“Atas serangan tersebut, rombongan patroli Brimob menuju ke Mapolres Limboto,” kata Brigjen Taufik, di Jakarta, Minggu (22/4). Ada dua anggota Brimob yang terluka, yaitu Briptu Sarifudin dan Briptu Asrul S yang terluka di kepala dan telinga. Mereka dirawat di RS Dunda.
“Kedua korban luka dilarikan ke RS Dunda Limboto,” kata Taufik. Saat berada di RS Dunda, lanjut Taufik, sekelompok orang tak dikenal kembali melakukan penyerangan, sehingga rombongan Brimob harus lari ke Mako Brimob di Kecamatan Isimu Kabupaten Gorontalo.
Berikutnya, Minggu (22/4) dini hari sekitar pukul 01.00 WITA, anggota Brimob melakukan razia di jalan Kecamatan Isimu untuk menyisir rute yang dilalui rombongan penyerang kembali ke Mako Brimob.
“Dari razia, tertangkaplah dua anggota Kostrad atas nama Serda Sanro dan Prada Atikurahman,” katanya. Sayangnya, saat akan diamankan oleh petugas, beberapa anggota (Kostrad) lain justru menyerang dan menabrak anggota Brimob dengan motornya.
“Dari sana lalu dilakukan penembakan dengan peluru karet,” kata Taufik. Setelah dilakukan koordinasi dengan Perwira Kostrad, lanjut Taufik, diketahui ada empat anggota Kostrad yang tertembak peluru karet, yaitu Prada Apriadi (luka tembak di punggung kiri dan paha kiri tembus), Prada Firman B (luka tembak pada tangan kiri tembus dada), Prada Yanris (luka tembak pada mata kaki kanan serta Prada Tiflif (luka tembak pada paha).
“Sejumlah koordinasi sudah dilakukan antara Kapolres, Dan Yon Kostrad, Sub Den Pom TNI, Kasat Brimobda. Seluruh korban telah dirawat di RS dan kami serahkan anggota Kostrad dan barang bukti ke Pom TNI,” kata Taufik.
Sebanyak satu regu Brimob Polda Gorontalo yang melakukan patrol di wilayah Polres Limboto pada hari Sabtu (21/4) pukul 23.30 WITA. Saat rombongan melintas di depan Kantor PU Kabupaten Gorontalo, tiba-tiba ada lemparan batu, botol dan kejaran dari orang tak dikenal yang bersenjatakan parang.
“Atas serangan tersebut, rombongan patroli Brimob menuju ke Mapolres Limboto,” kata Brigjen Taufik, di Jakarta, Minggu (22/4). Ada dua anggota Brimob yang terluka, yaitu Briptu Sarifudin dan Briptu Asrul S yang terluka di kepala dan telinga. Mereka dirawat di RS Dunda.
“Kedua korban luka dilarikan ke RS Dunda Limboto,” kata Taufik. Saat berada di RS Dunda, lanjut Taufik, sekelompok orang tak dikenal kembali melakukan penyerangan, sehingga rombongan Brimob harus lari ke Mako Brimob di Kecamatan Isimu Kabupaten Gorontalo.
Berikutnya, Minggu (22/4) dini hari sekitar pukul 01.00 WITA, anggota Brimob melakukan razia di jalan Kecamatan Isimu untuk menyisir rute yang dilalui rombongan penyerang kembali ke Mako Brimob.
“Dari razia, tertangkaplah dua anggota Kostrad atas nama Serda Sanro dan Prada Atikurahman,” katanya. Sayangnya, saat akan diamankan oleh petugas, beberapa anggota (Kostrad) lain justru menyerang dan menabrak anggota Brimob dengan motornya.
“Dari sana lalu dilakukan penembakan dengan peluru karet,” kata Taufik. Setelah dilakukan koordinasi dengan Perwira Kostrad, lanjut Taufik, diketahui ada empat anggota Kostrad yang tertembak peluru karet, yaitu Prada Apriadi (luka tembak di punggung kiri dan paha kiri tembus), Prada Firman B (luka tembak pada tangan kiri tembus dada), Prada Yanris (luka tembak pada mata kaki kanan serta Prada Tiflif (luka tembak pada paha).
“Sejumlah koordinasi sudah dilakukan antara Kapolres, Dan Yon Kostrad, Sub Den Pom TNI, Kasat Brimobda. Seluruh korban telah dirawat di RS dan kami serahkan anggota Kostrad dan barang bukti ke Pom TNI,” kata Taufik.
Mabes TNI: Usut Tuntas Bentrok Gorontalo
Jurnas.com | MABES TNI meminta bentrok antara anggota Kostrad dan Brimob Gorontalo, Minggu (22/4) dini hari lalu, yang menyebabkan enam orang anggota Kostrad luka tembak diselesaikan secara tuntas.
Melalui juru bicaranya, pihak TNI juga menghimbau pada para anggotanya agar tidak terpancing untuk melakukan aksi balas dendam menyusul bentrokan tersebut.
"Tentunya hal ini harus diselidiki secara tuntas dimana kita tahu ada enam anggota TNI terluka bahkan satu diantaranya kritis,"kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Laksamana Muda Iskandar Sitompul di Jakarta, Senin (23/4).
Dia memaparkan, peristiwa ini bermula dari lemparan batu oleh masyarakat kepada anggota Brimob Gorontalo yang tengah melakukan patroli. Mereka pun mengejar pelaku pelemparan, namun berhasil melarikan diri sehingga tak ada yang ditangkap.
Setelah itu, lanjut dia, Anggota Brimob itu melakukan sweeping di jalan bersama Polres. Mereka memberhentikan motor yang lewat. "Ada tiga sepeda motor lewat, diberhentikan tidak mau. Brimob melepaskan tembakan setelah jatuh ternyata anggota Kostrad semua," jelas Iskandar.
Dia juga meminta pada semua pihak untuk dapat menghindari meluasnya bentrokan ini. "Mabes TNI sudah menyampaikan pesan menyayangkan kejadian ini. Kami harap hati panas kepala dingin, jangan terprovokasi. Mari tunggu pendalaman dan upaya penyidikan supaya jangan meluas," imbuhnya.
Melalui juru bicaranya, pihak TNI juga menghimbau pada para anggotanya agar tidak terpancing untuk melakukan aksi balas dendam menyusul bentrokan tersebut.
"Tentunya hal ini harus diselidiki secara tuntas dimana kita tahu ada enam anggota TNI terluka bahkan satu diantaranya kritis,"kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Laksamana Muda Iskandar Sitompul di Jakarta, Senin (23/4).
Dia memaparkan, peristiwa ini bermula dari lemparan batu oleh masyarakat kepada anggota Brimob Gorontalo yang tengah melakukan patroli. Mereka pun mengejar pelaku pelemparan, namun berhasil melarikan diri sehingga tak ada yang ditangkap.
Setelah itu, lanjut dia, Anggota Brimob itu melakukan sweeping di jalan bersama Polres. Mereka memberhentikan motor yang lewat. "Ada tiga sepeda motor lewat, diberhentikan tidak mau. Brimob melepaskan tembakan setelah jatuh ternyata anggota Kostrad semua," jelas Iskandar.
Dia juga meminta pada semua pihak untuk dapat menghindari meluasnya bentrokan ini. "Mabes TNI sudah menyampaikan pesan menyayangkan kejadian ini. Kami harap hati panas kepala dingin, jangan terprovokasi. Mari tunggu pendalaman dan upaya penyidikan supaya jangan meluas," imbuhnya.
Damai, Brimob-Kostrad Gorontalo Gelar Apel Bersama
MOU Damai |
Kesepakatan damai dilakukan melalui apel bersama pada Selasa (24/4/2012) pagi serta pembacaan ikrar untuk tidak mengulangi insiden tersebut.
Ratusan personel dari Brimob Polda Gorontalo dan Kostrad Brigif 221 Motuliato, mengikuti apel di Lapangan Taruna Remaja, Kota Gorontalo.
Acara tersebut juga dihadiri Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Pangkostrad Mayjen TNI Muhammad Munir, Kapolda Gorontalo Brigjen Pol Irawan Dahlan, Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Mohammad Nizam, serta seluruh unsur muspida Gorontalo.
Satuan Kostrad yang diwakili Letkol (Inf) Refrizal dan Brimob Polda Gorontalo diwakili Dansat Kombes Pol Eko Saktiono membacakan ikrar perdamaian secara bersamaan.
Setelah itu, kesepakatan damai ditandatangani kedua pihak. Dalam poin perdamaian disebutkan mereka sepakat untuk saling terbuka dan saling mendukung demi memelihara keutuhan dan kesatuan TNI-Polri. Tujuannya, agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.
Kedua pihak juga sepakat membentuk tim gabungan untuk mengungkap bentrokan. Motif bentrokan akan diungkap secara jujur, objektif, dan terbuka sesuai prosedur hukum. Kedua pihak juga sepakat menerima apa pun hasil rekomendasi tim gabungan.
Usai penandatanganan kesepakatan damai, kedua kubu saling maaf memaafkan dan diakhiri dengan melempar baret ke udara.
Buntut Insiden Gorontalo, Kasat Brimob Dicopot Tanpa Jabatan
Jurnas.com | KEPALA Satuan (Kasat) Brigade Mobil (Brimob) Polda Gorontalo, Kombes Pol. Eko Saktiono dicopot dari jabatannya, Kamis.
Eko digantikan AKBP Kamaruddin, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil komandan satuan Brimob Aceh. Upacara serah terima jabatan digelar di lapangan Mapolda Gorontalo, dihadiri seluruh jajaran kepolisian dan dipimpin oleh Kapolda Gorontalo Brigjen Pol. Irawan Dahlan.
Irawan tidak mau memberikan komentar kepada wartawan terkait serah terima jabatan tersebut. Namun, Kabid Humas Polda Gorontalo AKBP Lisma Dunggio mengungkapkan mutasi dan serah terima jabatan itu ada kaitannya dengan insiden bentrok antara Brimob-Kostrad beberapa waktu lalu.
"Kemarin (2/4), Pak Eko sudah menjalani sidang disiplin, dengan sanksi yang diberikan berupa mutasi bersifat demosi ke markas Brimob di Kelapa Dua, Jakarta," kata dia. Artinya, lanjut Lisma, mutasi tersebut berupa pemindahan tanpa jabatan di markas besar Kelapa Dua.
Sejak insiden berdarah yang berujung pada kematian salah seorang anggota TNI Kostrad, Polda Gorontalo telah menetapkan sembilan tersangka dari Brimob, serta mencopot dua perwira di Polres Limboto dari jabatannya.
Kedua perwira itu, yakni Kapolres Limboto AKBP Djoko Djohartono, dan Kabag Operasional Polres Limboto Kompol Fikri Sjafrie. Antara
Eko digantikan AKBP Kamaruddin, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil komandan satuan Brimob Aceh. Upacara serah terima jabatan digelar di lapangan Mapolda Gorontalo, dihadiri seluruh jajaran kepolisian dan dipimpin oleh Kapolda Gorontalo Brigjen Pol. Irawan Dahlan.
Irawan tidak mau memberikan komentar kepada wartawan terkait serah terima jabatan tersebut. Namun, Kabid Humas Polda Gorontalo AKBP Lisma Dunggio mengungkapkan mutasi dan serah terima jabatan itu ada kaitannya dengan insiden bentrok antara Brimob-Kostrad beberapa waktu lalu.
"Kemarin (2/4), Pak Eko sudah menjalani sidang disiplin, dengan sanksi yang diberikan berupa mutasi bersifat demosi ke markas Brimob di Kelapa Dua, Jakarta," kata dia. Artinya, lanjut Lisma, mutasi tersebut berupa pemindahan tanpa jabatan di markas besar Kelapa Dua.
Sejak insiden berdarah yang berujung pada kematian salah seorang anggota TNI Kostrad, Polda Gorontalo telah menetapkan sembilan tersangka dari Brimob, serta mencopot dua perwira di Polres Limboto dari jabatannya.
Kedua perwira itu, yakni Kapolres Limboto AKBP Djoko Djohartono, dan Kabag Operasional Polres Limboto Kompol Fikri Sjafrie. Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.