✈ Pesawat AKS TNI AL tempo doeloe
Monumen Gannet TNI-AL di lanudal Juanda |
Dengan
luas wilayah laut yang begitu luas, ironis bagi kekuatan angkatan laut
Indonesia yang saat ini tak memiliki satuan pesawat AKS (anti kapal
selam). Walau ada Boeing 737 surveillance, N22 Nomad dan CN-235 MPA
(maritim patrol aircraft), kedua pesawat tadi hanya sebatas mampu
melakukan fungsi pengintaian, tanpa bisa melakukan aksi tindakan bila
ada ancaman kapal selam. Maklum Boeing 737, N22 Nomad dan CN-235 MPA tidak
dibekali senjata ke permukaan.
Tambah
miris lagi perasaan kita, justru negeri tetangga – Thailand, Filipina
dan Singapura kini punya armada pesawat AKS (anti kapal selam), yakni
Fokker F-27 Enforcer yang dirancang bisa menggotong rudal Harpoon, AM39
Exocet dan Sea Skua. Hakikatnya pesawat AKS adalah pesawat pengintai
maritim juga yang dilengkapi radar dan sensor untuk mendeteksi obyek di
permukaan dan bawah laut. Tapi ada peran yang ditambahkan dari pesawat
intai maritim biasa, yakni kemampuan aksi untuk menghancurkan keberadaan
kapal selam.
Dua bilah baling-baling menjadi ciri khas Gannet |
Sedikit
mengintip ke sejarah masa lampau, TNI-AL lewat korps Penerbal
(Penerbangan Angkatan Laut) pernah memiliki armada pesawat AKS buatan
Inggris. Pesawat yang dimaksud adalah Fairey Gannet. Pesawat ini sangat
khas, pertama karena sosoknya yang terlihat tambun dan kedua, Gannet
punya dua bilah baling-baling yang sejajar di bagian hidung. Dua bilah
baling-baling ini berputar saling berlawanan arah. Masuknya pesawat AKS
jenis Gannet ke jajaran TNI-AL diawali dengan kontrak pembelian pesawat
Gannet tipe AS-4 dan T-5 oleh KSAL dengan pihak Fairey Aviation Ltd
(Inggris) pada tanggal 27 Januari 1959 di Jakarta.
Sebagai
pesawat AKS, Gannet dirancang untuk bisa beroperasi dari landasan kapal
induk, untuk itu sayap Gannet dapat dilipat dan untuk pendaratan
dilengkapi pengait. Gannet yang dirancang pasca perang dunia kedua
(1955) dioperasikan oleh empat negara, yakni Inggris, Indonesia,
Australia dan Jerman. TNI-AL sendiri menempatkan satuan Gannet dalam
skadron 100 AKS sebagai bagian dari kampanye operasi Trikora. Untuk
’mengganyang’ kapal selam musuh, Gannet dibekali kemampuan membawa dua
unit torpedo yang ditempatkan dalam bomb bay. Serta tak ketinggalan
peluncur roket dibawah kedua sayap.
Namun
disebabkan insiden jatuhnya beberapa Gannet, pesawat ini tak
dioperasikan dalam waktu lama karena sistem avionik yang kurang baik.
Alhasil nasib Gannet keburu di grounded di semua negara. Jejak rekam
sejarah pesawat tambun dengan tiga awak ini bisa dijumpai sebagai
monumen di museum Satria Mandala, Jakarta dan Lanunal Juanda, Surabaya.
Kedepan mudah-mudahan TNI-AL bisa memiliki pesawat AKS modern, dengan
begitu pastinya lawan pun akan segan pada negeri ini.(Haryo Adjie Nogo
Seno)
Gannet ALRI di sebuah apron bandara |
Manuver Gannet ALRI |
Formasi Gannet ALRI dalam kenangan |
Formasi tunggal Gannet ALRI |
Formasi Gannet ALRI |
✈ Spesifikasi
Pembuat : Fairey Aviation, UK
Awak : 3
Mesin : 1× Armstrong Siddeley Double Mamba ASMD.4 turboprop, 3,875 hp (2,890 kW)
Kecepatan : 402 Km/jam
Jarak Operasi : 1127 km
Endurance terbang : 5 – 6 jam
- sumber indomiliter -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.