Pembiayaan Program F-35 Lighting II dilaporkan menurun, menurut Kepala Program F-35 Angkatan Udara Amerika Serikat, Letnan Jenderal Christopher C Bogdan, dalam perbincangan dengan pers di Washington, beberapa waktu lalu.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat dalam lamannya menyatakan penurunan biaya pengadaan itu diklarifikasi dalam laporan pembukuan terkini. Dia juga akui selama enam tahun terakhir, biaya Program F-35 terus membengkak.
F-35 Lighting II buatan Lockheed Martin Aeronautics berkonsep pesawat tempur misi gabungan (Joint Strike Fighter/JSF) antara Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Korps Marinir Amerika Serikat. Dia diharapkan memenuhi keperluan dan spesifikasi teknis dan doktrin peperangan yang berlainan dari ketiga matra itu.
Program ini diputuskan menjadi jawaban atas kerumitan logistik perang, perawatan material, dan pola operasi udara gabungan Amerika Serikat dan sekutunya, selain menjadi andalan ekspor industri pertahanan negara itu pada masa depan.
“Pada 2001, kami kira bisa cepat diselesaikan,” kata Bogdan. Namun itu sebelum banyak wacana berkembang, mulai menjaga kerahasiaan perancangan ulang model yang ternyata 1.500 kilogram lebih berat ketimbang persyaratan spesifikasinya.
Titik balik terjadi pada 2010. “Kami tidak mengubah secara mendasar program ini, tidak satu pun,” kata Bogdan. Dia berkali-kali tegaskan betapa penting Program F-35 ini dari titik waktu sekarang, bukan berdasarkan yang telah berlalu.
“Banyak biaya bisa dipangkas karena memakai basis penelitian dan pengembangan yang telah ada, begitu juga pengujian dan evaluasi, berbarengan pengadaan dan pengoperasian serta elemen-elemen pendukung,” katanya.
Dia kasih contoh biaya penelitian dan pengembangan engineering yang tidak naik dalam empat tahun terakhir. “Tiga hal dominan yang memakan biaya adalah biaya tenaga kerja, bahan bakar, dan inflasi… yang bisa mengelabuhi kita tentang pemangkasan sejati biaya, dan itulah yang persis terjadi tahun ini,” kata Bogdan.
“Biaya pengadaan juga dilaporkan lebih rendah sekitar 3 miliar dolar Amerika Serikat ketimbang tahun lalu, sebagian karena biaya perundingan yang lebih baik,” katanya.
“Tiap proyek memiliki tentangannya,” kata dia. Misalnya piranti lunak yang menangani mekanika pesawat tempur ini, terutama pada sistem misinya. Piranti lunak selesai dalam waktu empat hingga enam bulan dari jadual yang ditetapkan. “Jika kami tidak melakukan hal lain yang berbeda,” kata dia.
Sejauh ini Amerika Serikat mengoperasikan 109 unit F-35 Lighting II dengan jam terbang keseluruhan 28.500 jam terbang, atau rata-rata 261 jam terbang perunit.
“Hal penting lain adalah penyerahan pesawat tempur dan komitmen lain tidak berubah secara mendasar. Dan faktor keselamatan F-35 itu bagus, saya tidak akan membiarkan apa pun dalam bidang ini yang bagi saya pribadi tidak bisa terbang,” kata dia.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat dalam lamannya menyatakan penurunan biaya pengadaan itu diklarifikasi dalam laporan pembukuan terkini. Dia juga akui selama enam tahun terakhir, biaya Program F-35 terus membengkak.
F-35 Lighting II buatan Lockheed Martin Aeronautics berkonsep pesawat tempur misi gabungan (Joint Strike Fighter/JSF) antara Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Korps Marinir Amerika Serikat. Dia diharapkan memenuhi keperluan dan spesifikasi teknis dan doktrin peperangan yang berlainan dari ketiga matra itu.
Program ini diputuskan menjadi jawaban atas kerumitan logistik perang, perawatan material, dan pola operasi udara gabungan Amerika Serikat dan sekutunya, selain menjadi andalan ekspor industri pertahanan negara itu pada masa depan.
“Pada 2001, kami kira bisa cepat diselesaikan,” kata Bogdan. Namun itu sebelum banyak wacana berkembang, mulai menjaga kerahasiaan perancangan ulang model yang ternyata 1.500 kilogram lebih berat ketimbang persyaratan spesifikasinya.
Titik balik terjadi pada 2010. “Kami tidak mengubah secara mendasar program ini, tidak satu pun,” kata Bogdan. Dia berkali-kali tegaskan betapa penting Program F-35 ini dari titik waktu sekarang, bukan berdasarkan yang telah berlalu.
“Banyak biaya bisa dipangkas karena memakai basis penelitian dan pengembangan yang telah ada, begitu juga pengujian dan evaluasi, berbarengan pengadaan dan pengoperasian serta elemen-elemen pendukung,” katanya.
Dia kasih contoh biaya penelitian dan pengembangan engineering yang tidak naik dalam empat tahun terakhir. “Tiga hal dominan yang memakan biaya adalah biaya tenaga kerja, bahan bakar, dan inflasi… yang bisa mengelabuhi kita tentang pemangkasan sejati biaya, dan itulah yang persis terjadi tahun ini,” kata Bogdan.
“Biaya pengadaan juga dilaporkan lebih rendah sekitar 3 miliar dolar Amerika Serikat ketimbang tahun lalu, sebagian karena biaya perundingan yang lebih baik,” katanya.
“Tiap proyek memiliki tentangannya,” kata dia. Misalnya piranti lunak yang menangani mekanika pesawat tempur ini, terutama pada sistem misinya. Piranti lunak selesai dalam waktu empat hingga enam bulan dari jadual yang ditetapkan. “Jika kami tidak melakukan hal lain yang berbeda,” kata dia.
Sejauh ini Amerika Serikat mengoperasikan 109 unit F-35 Lighting II dengan jam terbang keseluruhan 28.500 jam terbang, atau rata-rata 261 jam terbang perunit.
“Hal penting lain adalah penyerahan pesawat tempur dan komitmen lain tidak berubah secara mendasar. Dan faktor keselamatan F-35 itu bagus, saya tidak akan membiarkan apa pun dalam bidang ini yang bagi saya pribadi tidak bisa terbang,” kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.