Menurut keterangan Kepala Komandan Angkatan Laut Rusia Viktor Chirkov, pengerahan kapal selam Rusia untuk tugas operasional telah ditingkatkan 1,5 kali lipat dibanding 2013. Kapal selam misil balistik memainkan peran penting dalam pertahanan militer sebuah negara. Foto: PhotoXPress "Kami mengerahkan kapal selam misil balistik dan kapal selam nuklir multifungsi di Samudra Pasifik untuk menjamin keamanan nasional kami. Pada periode Januari 2014 hingga Maret 2015, jumlah kapal selam yang ditugaskan untuk misi ini meningkat hampir 50 persen dibanding tahun 2013," tutur Chirkov.
"Jumlah kapal selam yang disiagakan oleh Rusia memang cenderung meningkat, karena pada 2014 dan awal 2015 terdapat lebih banyak latihan militer," kata pemimpin All-Russia Fleet Support Movement Kapten Mikhail Nenashev pada surat kabar Vzglyad.Brasio.
Menurut Kepala Submarine Sailors' Club Kapten Igor Kurdin, pernyataan Chirkov ditujukan agar Barat menyadari kekuatan pertahanan maritim Rusia. "Calon musuh kami memantau hal-hal semacam ini dengan jeli. Jika kepala komandan menyampaikan sebuah pernyataan bohong, tak butuh waktu lama bagi Psaki (juru bicara Gedung Putih -red.) untuk mengoarkan, 'Komandan militer Rusia memberi informasi yang menyesatkan. Mereka tak punya kapal sebanyak itu, dan mereka sebenarnya tak bisa apa-apa'. Atau mungkin ia akan tetap diam. Tapi yang jelas, percayalah bahwa mereka memantau kita dengan seksama," kata Kurdin pada Vzglyad.
Kapal selam misil balistik memainkan peran penting dalam pertahanan militer sebuah negara. Tak seperti silo (gudang bawah tanah) peluru kendali atau pesawat pembom, kapal selam secara praktikal tak terlihat selama mereka melakukan tugas siaga tempur. Operasional kapal tersebut akan sangat menentukan keamanan militer nasional.
Angkatan Laut Rusia saat ini memiliki 15 kapal selam misil balistik: sepuluh buah kapal ditempatkan di Armada Utara dan lima buah di Armada Pasifik. Dari jumlah tersebut, Armada Utara memiliki tujuh kapal yang beroperasi, terdiri dari satu kapal selam proyek 955 Borey (Angin Utara), satu kapal proyek 941 Akula (Hiu), dan lima proyek 667BDRM Dolphin (Lumba-lumba). Sementara, Armada Pasifik memiliki dua buah kapal selam proyek 955 Borey dan tiga kapal selam proyek 667BDR Kalmar (Cumi-cumi) yang sebentar lagi akan memasuki masa purnabakti (salah satu dari kapal tersebut saat ini sedang diperbaiki). Kesimpulannya, ada empat kapal selam siap tempur yang dimiliki Armada Pasifik.
Secara keseluruhan, Angkatan Laut Rusia memiliki 11 kapal selam misil balistik yang siap bertempur.
Kurdin mengenang masa ketika Rusia tak memiliki satu pun kapal selam yang berlayar di laut, namun tetap memiliki kapal yang bersiaga di dermaga dekat markas mereka. "Mereka siap menyerang. Kita dapat menembakan misil bahkan ketika masih berlabuh. Namun, ada masa ketika tak ada kapal yang beroperasi di laut karena rendahnya kemampuan operasional kapal, senjata, atau kru," kata Kurdin.
Sementara, Mikhail Nenashev menyebutkan, ketika masa-masa sulit di tahun 1990-an sekalipun, Rusia selalu memiliki setidaknya satu kapal selam balistik yang melakukan tugas siaga tempur di laut.
Kini, Rusia mampu menempatkan setidaknya dua kapal selam misil balistik di laut sepanjang waktu, masing-masing satu dari Armada Utara dan Armada Pasifik. Saat menghadapi ancaman serangan, Rusia akan menempatkan tiga kapal selam dari tiap armada untuk jangka panjang. "Dulu AL kami pernah dihadapkan pada kesulitan ekonomi dan keuangan. Tapi kini, Rusia dapat menempatkan kapal selam nuklir untuk menjaga keamanan nasional. Mereka akan berada di laut selama dibutuhkan, demi pertahanan dan keamanan Rusia," kata Nenashev menyimpulkan.
"Jumlah kapal selam yang disiagakan oleh Rusia memang cenderung meningkat, karena pada 2014 dan awal 2015 terdapat lebih banyak latihan militer," kata pemimpin All-Russia Fleet Support Movement Kapten Mikhail Nenashev pada surat kabar Vzglyad.Brasio.
Menurut Kepala Submarine Sailors' Club Kapten Igor Kurdin, pernyataan Chirkov ditujukan agar Barat menyadari kekuatan pertahanan maritim Rusia. "Calon musuh kami memantau hal-hal semacam ini dengan jeli. Jika kepala komandan menyampaikan sebuah pernyataan bohong, tak butuh waktu lama bagi Psaki (juru bicara Gedung Putih -red.) untuk mengoarkan, 'Komandan militer Rusia memberi informasi yang menyesatkan. Mereka tak punya kapal sebanyak itu, dan mereka sebenarnya tak bisa apa-apa'. Atau mungkin ia akan tetap diam. Tapi yang jelas, percayalah bahwa mereka memantau kita dengan seksama," kata Kurdin pada Vzglyad.
Kapal selam misil balistik memainkan peran penting dalam pertahanan militer sebuah negara. Tak seperti silo (gudang bawah tanah) peluru kendali atau pesawat pembom, kapal selam secara praktikal tak terlihat selama mereka melakukan tugas siaga tempur. Operasional kapal tersebut akan sangat menentukan keamanan militer nasional.
Angkatan Laut Rusia saat ini memiliki 15 kapal selam misil balistik: sepuluh buah kapal ditempatkan di Armada Utara dan lima buah di Armada Pasifik. Dari jumlah tersebut, Armada Utara memiliki tujuh kapal yang beroperasi, terdiri dari satu kapal selam proyek 955 Borey (Angin Utara), satu kapal proyek 941 Akula (Hiu), dan lima proyek 667BDRM Dolphin (Lumba-lumba). Sementara, Armada Pasifik memiliki dua buah kapal selam proyek 955 Borey dan tiga kapal selam proyek 667BDR Kalmar (Cumi-cumi) yang sebentar lagi akan memasuki masa purnabakti (salah satu dari kapal tersebut saat ini sedang diperbaiki). Kesimpulannya, ada empat kapal selam siap tempur yang dimiliki Armada Pasifik.
Secara keseluruhan, Angkatan Laut Rusia memiliki 11 kapal selam misil balistik yang siap bertempur.
Kurdin mengenang masa ketika Rusia tak memiliki satu pun kapal selam yang berlayar di laut, namun tetap memiliki kapal yang bersiaga di dermaga dekat markas mereka. "Mereka siap menyerang. Kita dapat menembakan misil bahkan ketika masih berlabuh. Namun, ada masa ketika tak ada kapal yang beroperasi di laut karena rendahnya kemampuan operasional kapal, senjata, atau kru," kata Kurdin.
Sementara, Mikhail Nenashev menyebutkan, ketika masa-masa sulit di tahun 1990-an sekalipun, Rusia selalu memiliki setidaknya satu kapal selam balistik yang melakukan tugas siaga tempur di laut.
Kini, Rusia mampu menempatkan setidaknya dua kapal selam misil balistik di laut sepanjang waktu, masing-masing satu dari Armada Utara dan Armada Pasifik. Saat menghadapi ancaman serangan, Rusia akan menempatkan tiga kapal selam dari tiap armada untuk jangka panjang. "Dulu AL kami pernah dihadapkan pada kesulitan ekonomi dan keuangan. Tapi kini, Rusia dapat menempatkan kapal selam nuklir untuk menjaga keamanan nasional. Mereka akan berada di laut selama dibutuhkan, demi pertahanan dan keamanan Rusia," kata Nenashev menyimpulkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.