Puluhan WNI Ditahan di Yaman Harus Dipulangkan! Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memerintahkan pemulangan puluhan WNI yang ditahan di Yaman
Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla (JK) menyatakan, puluhan Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditahan di Yaman harus segera dipulangkan. Ada lebih dari 20 WNI ditahan di Yaman karena diduga terkait pelanggaran imigrasi.
Menurut JK, upaya pembebasan puluhan WNI tengah dilakukan. Jika berbahaya, kata dia, upaya pemulangan harus dipercepat.
"Ya tentu harus segera dipulangin, kalau memang berbahaya," kata JK usai menghadiri "Rembug Nasional Dikbud" di Bojongsari, Depok, Senin (30/3/2015).
JK mengaku telah menerima laporan atas nasib puluhan WNI itu. Dia mengklaim bahwa pihak Kedutaan Besar Indonesia di Yaman tengah bekerja keras untuk memulangkan puluhan WNI itu.
"Ya ada beberapalah laporan, kedutaan besar kita sudah kerja keras untuk itu, kedutaan kita tinggal bagaimana kontak ke negara lain," ujarnya.(mas)Perang Berkecamuk, 23 WNI di Yaman Ditangkap Menlu Indonesia, Retno Marsudi, menyatakan, 23 WNI ditangkap di Yaman. (Sindonews/Victor Maulana)
Di saat perang di Yaman sedang berkecamuk, sebanyak 23 Warga Negara Indonesia (WNI) justru ditangkap oleh otoritas di Yaman. Demikian konfirmasi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia, Senin (30/3/2015).
Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno Marsudi, mengatakan puluhan WNI yang ditangkap rata-rata mahasiswa yang tersangkut masalah administrasi. "Dari informasi yang kita peroleh itu karena masalah imigrasi atau izin tinggal," kata Menlu Retno, Senin (30/3/2015).
Pemerintah Indonesia, katanya, terus mengupayakan pemulangan para WNI yang ada di Yaman, khusunya yang berada di Ibu Kota Sanaa. Setidaknya terdapat 4.158 WNI yang ada di Yaman, di mana mayoritas dari mereka ada mahasiswa.
"Terdapat 4.159 WNI, di mana 2.626 di antaranya adalah mahasiswa. Sebanyak 1.488 adalah pekerja profesional di Yaman yang kerja perusahaan minyak dan gas di negara tersebut. Sedangkan 45 orang lainnya adalah diplomat kita beserta keluarganya," ujar Retno.
Kondisi Yaman saat ini masih mencekam. Pertempuran antara milisi Houthi dan pasukan koalisi Teluk yang semula berpusat di Sanaa, kini mulai menyebar ke wilayah lain di Yaman.(mas)Dari 23 WNI yang Ditangkap di Yaman, 8 Orang Dibebaskan Menteri Luar Negeri Yaman, Riyadh Yasin menyalahkan pemberontak Houhti atas insiden serangan yang menimpa kamp pengungsi Marzak di wilayah Haradh, Yaman utara. [Reuters]
Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno Marsudi, pada Senin (30/3/2015), mengatakan, dari puluhan Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditangkap di Yaman, beberapa di antaranya telah dibebaskan.
Para WNI yang sudah dibebaskan kini berada di Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Sanaa. "Dari 21 WNI yang ditangkap, lima sudah dibebaskan dari penjara Shumayla dan saat ini staf kita di KBRI sedang berusaha untuk mencari WNI lainnya," kata Menlu Retno.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia, mengkonfirmasi ada 23 WNI yang ditangkap oleh otoritas Yaman. Menurut juru bicara Kemlu, Arrmanatha Nassir, jumlah itu memang benar. Hanya saja, dua WNI sudah dibebaskan beberapa hari sebelumnya, sehingga tinggal 21 WNI.
"Sebelumnya kami mendapat kabar 23 orang yang ditangkap, dan dua orang tersebut sudah dibebaskan beberapa hari lalu," katanya.
Sementara itu, Direktur PWBI-BHI Kemlu Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal, menyatakan, informasi terbaru dari KBRI di Sanaa, ada satu lagi WNI yang telah dibebaskan. Menurutnya, total sudah ada delapan WNI yang dibebaskan. Sedangkan 15 WNI lainnya masih ditahan di Yaman.
Menlu Retno juga memerintahkan untuk mengevakuasi sekitar 95 WNI dari Sanaa, ke wilayah lain yang lebih aman, sebelum akhirnya dibawa keluar dari Yaman. Menurutnya, ada rencana untuk mengevakuasi para WNI yang ada di Yaman ke Oman dan Arab Saudi sebelum dipulangkan ke Indonesia.(mas)Kedubes Indonesia di Yaman Tetap Beroperasi Kemlu memastikan, KBRI yang berada di Sanaa, Yaman akan terus beroperasi, walaupun kondisi di wilayah tersebut saat ini sedang dilanda peperangan. [Reuters]
Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu) memastikan, Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) yang berada di Sanaa, Yaman akan terus beroperasi, walaupun kondisi di wilayah tersebut saat ini sedang dilanda peperangan.
Kepastian tetap beroperasinya Kedutaan Indonesia di Sanaa disampaikan oleh Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia (PWNI-BHI), Lalu Muhammad Iqbal. Dugaan KBRI akan ditutup awalnya muncul ketika Indonesia dikabarkan akan mengevakuasi 95 WNI dari Sanaa, dimana diantaranya terdapat staf dan keluarga diplomat Indonesia di Sanaa.
"Menggeser posisi 95 orang ini tidak berarti KBRI tutup, dan berhenti melakukan evakuasi. Kami tegaskan, bahwa KBRI tetap buka, KBRI masih akan tetap memfasilitasi evakuasi dan perlindungan bagi WNI yang ada di Sanaa dan sekitarnya," kata Iqbal pada Senin (30/3/2015).
Setidaknya terdapat 4.158 WNI di Yaman, di mana 2.626 di antaranya adalah mahasiswa. Sebanyak 1.488 adalah pekerja profesional di Yaman yang bekerja perusahaan minyak dan gas di negara tersebut. Sedangkan 45 orang lainnya adalah diplomat beserta keluarganya.
Indonesia sendiri menjadi segelintir negara yang masih mengoperasikan Kedutaan mereka di Yaman, khususnya di Sanaa. AS, Inggris dan Arab Saudi adalah beberapa negara yang telah menutup atau memindahkan Kedutaan mereka dari Yaman.(esn)
Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla (JK) menyatakan, puluhan Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditahan di Yaman harus segera dipulangkan. Ada lebih dari 20 WNI ditahan di Yaman karena diduga terkait pelanggaran imigrasi.
Menurut JK, upaya pembebasan puluhan WNI tengah dilakukan. Jika berbahaya, kata dia, upaya pemulangan harus dipercepat.
"Ya tentu harus segera dipulangin, kalau memang berbahaya," kata JK usai menghadiri "Rembug Nasional Dikbud" di Bojongsari, Depok, Senin (30/3/2015).
JK mengaku telah menerima laporan atas nasib puluhan WNI itu. Dia mengklaim bahwa pihak Kedutaan Besar Indonesia di Yaman tengah bekerja keras untuk memulangkan puluhan WNI itu.
"Ya ada beberapalah laporan, kedutaan besar kita sudah kerja keras untuk itu, kedutaan kita tinggal bagaimana kontak ke negara lain," ujarnya.(mas)Perang Berkecamuk, 23 WNI di Yaman Ditangkap Menlu Indonesia, Retno Marsudi, menyatakan, 23 WNI ditangkap di Yaman. (Sindonews/Victor Maulana)
Di saat perang di Yaman sedang berkecamuk, sebanyak 23 Warga Negara Indonesia (WNI) justru ditangkap oleh otoritas di Yaman. Demikian konfirmasi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia, Senin (30/3/2015).
Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno Marsudi, mengatakan puluhan WNI yang ditangkap rata-rata mahasiswa yang tersangkut masalah administrasi. "Dari informasi yang kita peroleh itu karena masalah imigrasi atau izin tinggal," kata Menlu Retno, Senin (30/3/2015).
Pemerintah Indonesia, katanya, terus mengupayakan pemulangan para WNI yang ada di Yaman, khusunya yang berada di Ibu Kota Sanaa. Setidaknya terdapat 4.158 WNI yang ada di Yaman, di mana mayoritas dari mereka ada mahasiswa.
"Terdapat 4.159 WNI, di mana 2.626 di antaranya adalah mahasiswa. Sebanyak 1.488 adalah pekerja profesional di Yaman yang kerja perusahaan minyak dan gas di negara tersebut. Sedangkan 45 orang lainnya adalah diplomat kita beserta keluarganya," ujar Retno.
Kondisi Yaman saat ini masih mencekam. Pertempuran antara milisi Houthi dan pasukan koalisi Teluk yang semula berpusat di Sanaa, kini mulai menyebar ke wilayah lain di Yaman.(mas)Dari 23 WNI yang Ditangkap di Yaman, 8 Orang Dibebaskan Menteri Luar Negeri Yaman, Riyadh Yasin menyalahkan pemberontak Houhti atas insiden serangan yang menimpa kamp pengungsi Marzak di wilayah Haradh, Yaman utara. [Reuters]
Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno Marsudi, pada Senin (30/3/2015), mengatakan, dari puluhan Warga Negara Indonesia (WNI) yang ditangkap di Yaman, beberapa di antaranya telah dibebaskan.
Para WNI yang sudah dibebaskan kini berada di Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Sanaa. "Dari 21 WNI yang ditangkap, lima sudah dibebaskan dari penjara Shumayla dan saat ini staf kita di KBRI sedang berusaha untuk mencari WNI lainnya," kata Menlu Retno.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia, mengkonfirmasi ada 23 WNI yang ditangkap oleh otoritas Yaman. Menurut juru bicara Kemlu, Arrmanatha Nassir, jumlah itu memang benar. Hanya saja, dua WNI sudah dibebaskan beberapa hari sebelumnya, sehingga tinggal 21 WNI.
"Sebelumnya kami mendapat kabar 23 orang yang ditangkap, dan dua orang tersebut sudah dibebaskan beberapa hari lalu," katanya.
Sementara itu, Direktur PWBI-BHI Kemlu Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal, menyatakan, informasi terbaru dari KBRI di Sanaa, ada satu lagi WNI yang telah dibebaskan. Menurutnya, total sudah ada delapan WNI yang dibebaskan. Sedangkan 15 WNI lainnya masih ditahan di Yaman.
Menlu Retno juga memerintahkan untuk mengevakuasi sekitar 95 WNI dari Sanaa, ke wilayah lain yang lebih aman, sebelum akhirnya dibawa keluar dari Yaman. Menurutnya, ada rencana untuk mengevakuasi para WNI yang ada di Yaman ke Oman dan Arab Saudi sebelum dipulangkan ke Indonesia.(mas)Kedubes Indonesia di Yaman Tetap Beroperasi Kemlu memastikan, KBRI yang berada di Sanaa, Yaman akan terus beroperasi, walaupun kondisi di wilayah tersebut saat ini sedang dilanda peperangan. [Reuters]
Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu) memastikan, Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) yang berada di Sanaa, Yaman akan terus beroperasi, walaupun kondisi di wilayah tersebut saat ini sedang dilanda peperangan.
Kepastian tetap beroperasinya Kedutaan Indonesia di Sanaa disampaikan oleh Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia (PWNI-BHI), Lalu Muhammad Iqbal. Dugaan KBRI akan ditutup awalnya muncul ketika Indonesia dikabarkan akan mengevakuasi 95 WNI dari Sanaa, dimana diantaranya terdapat staf dan keluarga diplomat Indonesia di Sanaa.
"Menggeser posisi 95 orang ini tidak berarti KBRI tutup, dan berhenti melakukan evakuasi. Kami tegaskan, bahwa KBRI tetap buka, KBRI masih akan tetap memfasilitasi evakuasi dan perlindungan bagi WNI yang ada di Sanaa dan sekitarnya," kata Iqbal pada Senin (30/3/2015).
Setidaknya terdapat 4.158 WNI di Yaman, di mana 2.626 di antaranya adalah mahasiswa. Sebanyak 1.488 adalah pekerja profesional di Yaman yang bekerja perusahaan minyak dan gas di negara tersebut. Sedangkan 45 orang lainnya adalah diplomat beserta keluarganya.
Indonesia sendiri menjadi segelintir negara yang masih mengoperasikan Kedutaan mereka di Yaman, khususnya di Sanaa. AS, Inggris dan Arab Saudi adalah beberapa negara yang telah menutup atau memindahkan Kedutaan mereka dari Yaman.(esn)
♘ sindonews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.