Gerombolan bersenjata yang mengenakan topeng, menyerbu sebuah universitas Kenya, tak jauh dari perbatasan dengan Somalia, menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai sekitar 30 orang. Tentara mengepung Universitas untuk melumpuhkan para penyerbu
Tentara sudah mengepung Garissa University College untuk menghadapi para penyerang.
Sejumlah saksi mengatakan, orang-orang bersenjata itu memberondongkan tembakan ke segala arah, sehingga dicemaskan angka korban bisa jauh lebih tinggi.
Masih belum jelas, pihak mana yang berada di balik serangan ini, namun milisi al-Shabab dari Somalia secara rutin melakukan serangan di Kenya.
Kota Garissa dan kawasan perbatasan lain sudah sering menjadi sasaran serangan Al-Shabab.Baku tembak Sejumlah mahasiswa Universitas Garissa berhasil meloloskan diri ke luar kompleks
Jumlah pelaku yang menyerbu universitas dilaporkan ada lima orang. Ada laporan juga tentang penyanderaan.
Polisi Kenya mengatakan, seorang bersenjata menembak penjaga gerbang utama pada pukul 05:30 waktu setempat atau sekitar 08:30 WIB hari Kamis (02/04).
Polisi di seputar lokasi kemudian datang, dan terjadi baku tembak. Para penyerang lalu masuk ke gedung-gedung Universitas itu.
Pasukan keamanan mencoba "menyapu mereka," tulis pernyataan polisi, sembari menyerukan warga untuk menjauh dari kawasan itu.
Dua penjaga dipastikan sudah tewas tertembak di gerbang utama universitas, tapi para saksi mata menyebut terdapat banyak korban di dalam gedung-gedung universitas.
Orang-orang bersenjata itu dilaporkan memerintahkan para mahasiswa untuk tiarap di lantai, namun setidaknya 27 orang melarikan diri dan kini berada di fasilitas-fasiltas militer.Sasaran empuk Angka korban dicemaskan bisa lebih tinggi lagi.
"Mengerikan," tembakan di mana-mana,"kata Augustine Alanga seorang mahasiswa, kepada BBC.
Ia heran, mengapa univeristas di tempat serawan itu hanya dijaga dua orang polisi.
Juru bicara Palang Merah Kenya Arnolda Shiundu mengatakan, jumlah korban luka mencapai 30 orang, empat di antaranya dalam kondisi gawat.
Sebagian besar menderita luka tembak.
Universitas itu mulai dibuka tahun 2011, dan merupakan satu-satunya perguruan tinggi di kawasan itu.
Mahasiswanya berjumlah sekitar 900, dengan 700 orang di antaranya datang dari kota lain.
Menurut wartawan BBC Anne Soy di Nairobi, letaknya yang begitu dekat ke Somalia membuat kota Garissa menjadi sasaran empuk serangan milisi Somalia.
Milisi Al-Shabab Somalia melancarkan berbagai serangan ke Kenya sejak 2011, sesudah pasukan Kenya dikirim ke Somalia untuk membantu menumpas kaum militan di negeri itu.
Serangan paling spektakuler terjadi di kawasan belanja Westgate, Nairobi September 2013, yang menewaskan 67 orang.Serangan ke universitas di Kenya tewaskan 147 orang Sebanyak 587 mahasiswa mampu meloloskan diri saat serangan berlangsung.
Jumlah korban tewas akibat serangan kelompok milisi Al-Shabab terhadap sebuah universitas di bagian timur laut Kenya melonjak drastis menjadi 147 orang.
Pejabat pemerintah Kenya dan sejumlah saksi mata mengatakan serangan ke kampus Universitas Garissa di Kenya berakhir setelah aparat keamanan membunuh empat orang bersenjata.
Korban tewas mencapai 147 orang dan 79 lainnya mengalami cedera. Di antara korban cedera, sembilan orang diterbangkan ke Ibu Kota Nairobi untuk menjalani perawatan lebih lanjut. Adapun sebanyak 587 mahasiswa mampu meloloskan diri.
Para penyerang dilaporkan memakai senapan AK-47 dan mengenakan rompi berisi bahan peledak.
Menteri Dalam Negeri Kenya, Joseph Nkaissery, mengatakan keempat orang tersebut meletus seperti bom ketika serangan berakhir. Beberapa polisi terluka akibat pecahan bom itu. Namun, tidak jelas apakah mereka sengaja memicu ledakan selagi polisi medekati atau bahan peledak itu meletus secara otomatis bila terkena tembakan.
Akibat serangan itu, pemerintah Kenya memberlakukan jam malam di empat distrik dekat perbatasan Kenya-Somalia yang mencakup Garissa, Wajir, Mandera, dan Tana River.Penembakan Di antara 79 korban cedera, sebanyak sembilan orang di antara mereka diterbangkan ke Ibu Kota Nairobi untuk menjalani perawatan.
Kepada BBC, seorang mahasiswa bernama Augustine Alanga mengaku situasi penyerangan begitu rusuh.
“Kacau sekali. Di mana-mana ada tembakan,” ujarnya, seraya menyesali mengapa universitas hanya dijaga dua polisi.
Mahasiswa lainnya, Collins Wetangula, mengaku mendengar suara para pria bersenjata ketika mereka memasuki asrama dan bertanya kepada rekannya apakah orang-orang di dalam asrama beragama Islam atau Kristen.
“Jika Anda Kristen, Anda akan ditembak di tempat. Setiap ada bunyi tembakan senjata saya pikir saya bakal mati,” kata Wetangula kepada kantor berita Associated Press.
Sejauh ini, pemerintah Kenya menuding kelompok milisi Al-Shabab sebagai pelaku serangan dan Mohamed Kuno sebagai dalangnya.
Menurut wartawan BBC di Kenya, Kuno ialah mantan kepala sekolah sebuah madrasah di Garissa. Dia melepas jabatan itu pada 2007 lalu.
Kelompok milisi Al-Shabab mengatakan kepada BBC bahwa mereka sengaja menyandera orang-orang beragama Kristen dan membebaskan mereka yang beragama Islam.
Sebagaimana dilaporkan analis BBC Afrika, Mary Harper, Al-Shabab menyatakan aksi itu dilakoni karena mereka tengah berperang dengan Kenya.Kecaman Sejumlah saksi mata mengatakan para pria bersenjata memilah mahasiswa berdasarkan agama.
Serangan terhadap Universitas Garissa menuai kecaman dari berbagai kalangan. Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mengecam aksi yang dia sebut ‘serangan teroris’. Dia menambahkan bahwa PBB siap membantu Kenya mencegah dan melawan terorisme serta ekstremisme keji.
Kemudian Amerika Serikat mengatakan telah menawarkan bantuan kepada pemerintah Kenya untuk memburu Al-Shabab.
Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta, mengucapkan belasungkawa terhadap keluarga korban. Dia juga memerintahkan langkah darurat agar polisi yang baru direkrut dapat dilatih sesegera mungkin. “Kami telah menderita akibat kekurangan personel keamanan,” ujarnya.
Serangan Al-Shabab terhadap tempat umum bukan sekali ini saja terjadi. Pada September 2013 lalu, mereka menyerang sebuah pusat perbelanjaan mewah di Nairobi, Kenya, sehingga menewaskan lebih dari 60 orang dan melukai 175 lainnya.
Tentara sudah mengepung Garissa University College untuk menghadapi para penyerang.
Sejumlah saksi mengatakan, orang-orang bersenjata itu memberondongkan tembakan ke segala arah, sehingga dicemaskan angka korban bisa jauh lebih tinggi.
Masih belum jelas, pihak mana yang berada di balik serangan ini, namun milisi al-Shabab dari Somalia secara rutin melakukan serangan di Kenya.
Kota Garissa dan kawasan perbatasan lain sudah sering menjadi sasaran serangan Al-Shabab.Baku tembak Sejumlah mahasiswa Universitas Garissa berhasil meloloskan diri ke luar kompleks
Jumlah pelaku yang menyerbu universitas dilaporkan ada lima orang. Ada laporan juga tentang penyanderaan.
Polisi Kenya mengatakan, seorang bersenjata menembak penjaga gerbang utama pada pukul 05:30 waktu setempat atau sekitar 08:30 WIB hari Kamis (02/04).
Polisi di seputar lokasi kemudian datang, dan terjadi baku tembak. Para penyerang lalu masuk ke gedung-gedung Universitas itu.
Pasukan keamanan mencoba "menyapu mereka," tulis pernyataan polisi, sembari menyerukan warga untuk menjauh dari kawasan itu.
Dua penjaga dipastikan sudah tewas tertembak di gerbang utama universitas, tapi para saksi mata menyebut terdapat banyak korban di dalam gedung-gedung universitas.
Orang-orang bersenjata itu dilaporkan memerintahkan para mahasiswa untuk tiarap di lantai, namun setidaknya 27 orang melarikan diri dan kini berada di fasilitas-fasiltas militer.Sasaran empuk Angka korban dicemaskan bisa lebih tinggi lagi.
"Mengerikan," tembakan di mana-mana,"kata Augustine Alanga seorang mahasiswa, kepada BBC.
Ia heran, mengapa univeristas di tempat serawan itu hanya dijaga dua orang polisi.
Juru bicara Palang Merah Kenya Arnolda Shiundu mengatakan, jumlah korban luka mencapai 30 orang, empat di antaranya dalam kondisi gawat.
Sebagian besar menderita luka tembak.
Universitas itu mulai dibuka tahun 2011, dan merupakan satu-satunya perguruan tinggi di kawasan itu.
Mahasiswanya berjumlah sekitar 900, dengan 700 orang di antaranya datang dari kota lain.
Menurut wartawan BBC Anne Soy di Nairobi, letaknya yang begitu dekat ke Somalia membuat kota Garissa menjadi sasaran empuk serangan milisi Somalia.
Milisi Al-Shabab Somalia melancarkan berbagai serangan ke Kenya sejak 2011, sesudah pasukan Kenya dikirim ke Somalia untuk membantu menumpas kaum militan di negeri itu.
Serangan paling spektakuler terjadi di kawasan belanja Westgate, Nairobi September 2013, yang menewaskan 67 orang.Serangan ke universitas di Kenya tewaskan 147 orang Sebanyak 587 mahasiswa mampu meloloskan diri saat serangan berlangsung.
Jumlah korban tewas akibat serangan kelompok milisi Al-Shabab terhadap sebuah universitas di bagian timur laut Kenya melonjak drastis menjadi 147 orang.
Pejabat pemerintah Kenya dan sejumlah saksi mata mengatakan serangan ke kampus Universitas Garissa di Kenya berakhir setelah aparat keamanan membunuh empat orang bersenjata.
Korban tewas mencapai 147 orang dan 79 lainnya mengalami cedera. Di antara korban cedera, sembilan orang diterbangkan ke Ibu Kota Nairobi untuk menjalani perawatan lebih lanjut. Adapun sebanyak 587 mahasiswa mampu meloloskan diri.
Para penyerang dilaporkan memakai senapan AK-47 dan mengenakan rompi berisi bahan peledak.
Menteri Dalam Negeri Kenya, Joseph Nkaissery, mengatakan keempat orang tersebut meletus seperti bom ketika serangan berakhir. Beberapa polisi terluka akibat pecahan bom itu. Namun, tidak jelas apakah mereka sengaja memicu ledakan selagi polisi medekati atau bahan peledak itu meletus secara otomatis bila terkena tembakan.
Akibat serangan itu, pemerintah Kenya memberlakukan jam malam di empat distrik dekat perbatasan Kenya-Somalia yang mencakup Garissa, Wajir, Mandera, dan Tana River.Penembakan Di antara 79 korban cedera, sebanyak sembilan orang di antara mereka diterbangkan ke Ibu Kota Nairobi untuk menjalani perawatan.
Kepada BBC, seorang mahasiswa bernama Augustine Alanga mengaku situasi penyerangan begitu rusuh.
“Kacau sekali. Di mana-mana ada tembakan,” ujarnya, seraya menyesali mengapa universitas hanya dijaga dua polisi.
Mahasiswa lainnya, Collins Wetangula, mengaku mendengar suara para pria bersenjata ketika mereka memasuki asrama dan bertanya kepada rekannya apakah orang-orang di dalam asrama beragama Islam atau Kristen.
“Jika Anda Kristen, Anda akan ditembak di tempat. Setiap ada bunyi tembakan senjata saya pikir saya bakal mati,” kata Wetangula kepada kantor berita Associated Press.
Sejauh ini, pemerintah Kenya menuding kelompok milisi Al-Shabab sebagai pelaku serangan dan Mohamed Kuno sebagai dalangnya.
Menurut wartawan BBC di Kenya, Kuno ialah mantan kepala sekolah sebuah madrasah di Garissa. Dia melepas jabatan itu pada 2007 lalu.
Kelompok milisi Al-Shabab mengatakan kepada BBC bahwa mereka sengaja menyandera orang-orang beragama Kristen dan membebaskan mereka yang beragama Islam.
Sebagaimana dilaporkan analis BBC Afrika, Mary Harper, Al-Shabab menyatakan aksi itu dilakoni karena mereka tengah berperang dengan Kenya.Kecaman Sejumlah saksi mata mengatakan para pria bersenjata memilah mahasiswa berdasarkan agama.
Serangan terhadap Universitas Garissa menuai kecaman dari berbagai kalangan. Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mengecam aksi yang dia sebut ‘serangan teroris’. Dia menambahkan bahwa PBB siap membantu Kenya mencegah dan melawan terorisme serta ekstremisme keji.
Kemudian Amerika Serikat mengatakan telah menawarkan bantuan kepada pemerintah Kenya untuk memburu Al-Shabab.
Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta, mengucapkan belasungkawa terhadap keluarga korban. Dia juga memerintahkan langkah darurat agar polisi yang baru direkrut dapat dilatih sesegera mungkin. “Kami telah menderita akibat kekurangan personel keamanan,” ujarnya.
Serangan Al-Shabab terhadap tempat umum bukan sekali ini saja terjadi. Pada September 2013 lalu, mereka menyerang sebuah pusat perbelanjaan mewah di Nairobi, Kenya, sehingga menewaskan lebih dari 60 orang dan melukai 175 lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.