✈️ Untuk kemandirian industri kapal selam.
✈️ Kapal selam TNI AL [TNI AL]
PT PAL Indonesia (Persero) mengajukan tambahan modal dari pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 1,29 triliun guna memperkokoh kompetensi kemandirian industri kapal selam.
Direktur Utama PAL Indonesia Budiman Saleh mengatakan selain penambahan PMN, pihaknya juga tengah mengajukan usulan modal kerja sebesar Rp 600 miliar kepada pemerintah.
“Tetapi, kami tidak tahu berapa yang bisa disetujui,” ujarnya di Jakarta, Rabu (7/2/2018).
Budi mengungkapkan pada 2013, pihaknya pernah meminta PMN sebesar Rp 2,5 triliun yang rencananya akan digunakan untuk pengembangan industri kapal selam secara keseluruhan. Namun, pemerintah hanya menyetujui penyuntikan modal perusahaan pelat merah asal Surabaya tersebut sebesar Rp 1,5 triliun.
“Dengan Rp 1,5 triliun itu kemudian dilakukan beberapa tindakan yang dianggap prioritas sehingga kami bisa melakukan joint section production yang telah dimulai pada April 2017,” terangnya.
Adapun, proposal penambahan PMN PAL Indonesia sudah dalam proses dan kini tengah diajukan ke Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Terkait implementasi pengembangan industri, perseroan kini juga melakukan pemeliharaan dan perbaikan secara berkala kepada kapal selam yang dimiliki oleh Indonesia, di antaranya KRI Cakra dan KRI Nanggala.
Selain itu, PAL Indonesia juga berharap pemesanan kapal selam jenis Kasel U-209 yang dilakukan oleh TNI dapat terus berlanjut. Menurut rencana, pengerjaan kapal selam pesanan TNI tersebut dapat rampung pada Desember 2018 atau awal kuartal I/2019.
PT PAL Indonesia (Persero) mengajukan tambahan modal dari pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 1,29 triliun guna memperkokoh kompetensi kemandirian industri kapal selam.
Direktur Utama PAL Indonesia Budiman Saleh mengatakan selain penambahan PMN, pihaknya juga tengah mengajukan usulan modal kerja sebesar Rp 600 miliar kepada pemerintah.
“Tetapi, kami tidak tahu berapa yang bisa disetujui,” ujarnya di Jakarta, Rabu (7/2/2018).
Budi mengungkapkan pada 2013, pihaknya pernah meminta PMN sebesar Rp 2,5 triliun yang rencananya akan digunakan untuk pengembangan industri kapal selam secara keseluruhan. Namun, pemerintah hanya menyetujui penyuntikan modal perusahaan pelat merah asal Surabaya tersebut sebesar Rp 1,5 triliun.
“Dengan Rp 1,5 triliun itu kemudian dilakukan beberapa tindakan yang dianggap prioritas sehingga kami bisa melakukan joint section production yang telah dimulai pada April 2017,” terangnya.
Adapun, proposal penambahan PMN PAL Indonesia sudah dalam proses dan kini tengah diajukan ke Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Terkait implementasi pengembangan industri, perseroan kini juga melakukan pemeliharaan dan perbaikan secara berkala kepada kapal selam yang dimiliki oleh Indonesia, di antaranya KRI Cakra dan KRI Nanggala.
Selain itu, PAL Indonesia juga berharap pemesanan kapal selam jenis Kasel U-209 yang dilakukan oleh TNI dapat terus berlanjut. Menurut rencana, pengerjaan kapal selam pesanan TNI tersebut dapat rampung pada Desember 2018 atau awal kuartal I/2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.