Dari Korea Selatan KRI 403 TNI AL ☆
PT PAL Indonesia mendapatkan fasilitas kredit sebesar US$ 200 juta, atau setara dengan Rp 2,7 triliun, dari Korea Selatan.
Direktur Utama PAL Indonesia Budiman Saleh mengatakan dana tersebut nantinya digunakan untuk membiayai belanja perusahaan dalam menyokong kegiatan produksi.
“Kami mendapatkan dana tersebut dari perusahaan asal Korea Selatan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (7/2/2018).
Namun, tidak disebutkan identitas perusahaan tersebut.
Di luar fasilitas pembiayaan, perseroan sudah memiliki hubungan yang akrab dengan Negeri Ginseng. PAL Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering dalam membangun kapal selam. Produksi kapal selam tersebut direncanakan rampung tahun ini.
Selain itu, perusahaan pelat merah ini pun telah menyepakati kerja sama dengan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) terkait fasilitas keuangan sebesar Rp 1 triliun.
“Jadi total sekitar Rp 3,7 triliun,” sebut Budi.
Dia melanjutkan pihaknya berniat melakukan restrukturisasi finansial, termasuk dalam hal utang dan belanja. Tujuannya, agar perusahaan bisa mendapatkan kemudahan dari perbankan serta fasilitas non perbankan.
PT PAL Indonesia mendapatkan fasilitas kredit sebesar US$ 200 juta, atau setara dengan Rp 2,7 triliun, dari Korea Selatan.
Direktur Utama PAL Indonesia Budiman Saleh mengatakan dana tersebut nantinya digunakan untuk membiayai belanja perusahaan dalam menyokong kegiatan produksi.
“Kami mendapatkan dana tersebut dari perusahaan asal Korea Selatan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (7/2/2018).
Namun, tidak disebutkan identitas perusahaan tersebut.
Di luar fasilitas pembiayaan, perseroan sudah memiliki hubungan yang akrab dengan Negeri Ginseng. PAL Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering dalam membangun kapal selam. Produksi kapal selam tersebut direncanakan rampung tahun ini.
Selain itu, perusahaan pelat merah ini pun telah menyepakati kerja sama dengan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) terkait fasilitas keuangan sebesar Rp 1 triliun.
“Jadi total sekitar Rp 3,7 triliun,” sebut Budi.
Dia melanjutkan pihaknya berniat melakukan restrukturisasi finansial, termasuk dalam hal utang dan belanja. Tujuannya, agar perusahaan bisa mendapatkan kemudahan dari perbankan serta fasilitas non perbankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.