Ilustrasi Fregat Iver Huitfeldt class [Brian Aitkenhead]
C-Flex Combat Management System (CMS) dan paket radar Terma-Hensoldt terpilih untuk melengkapi fregat Iver Huitfeldt class untuk Indonesia. Demikian disampaikan sumber yang dekat dengan kalangan pengambil keputusan di Kementerian Pertahanan Indonesia. Paket CMS Terma C-Flex akan terdiri dari 16 konsol multi fungsi dan 3 layar lebar.
Pilihan atas CMS Terma C-Flex dari Denmark memang merupakan kejutan mengingat sebagian besar kapal surface combatant besar dan modern TNI AL menggunakan CMS Thales Tacticos, sebutlah fregat dan korvet Martadinata class (Thales-Tacticos), Diponegoro class (Thales-Tacticos), Bung Tomo class (Thales-Tacticos) serta Fatahillah class (campuran Thales-Tacticos dan Navantia-Catiz), artinya hampir semua menggunakan Thales Tacticos CMS.
CMS merupakan komponen utama Combat System suatu kapal perang. CMS mengintegrasikan sistem sensor dan sistem persenjataan sehingga dapat mempermudah operator CMS dalam mendeteksi, melokalisasi, mengklasifikasi, tracking, hingga penembakan sasaran secara terintegrasi.
PKR 10514 TNI AL [PAL]
Pengembangan C-Flex CMS bermula sejak 2001, ketika Angkatan Laut Kerajaan Denmark (RDN) pertama kali meminta upaya untuk meningkatkan CMS Angkatan Laut Denmark. Terma sebagai perusahaan Denmark menyambut tawaran ini dan telah berinvestasi secara signifikan dalam pengembangan CMS berdasarkan pada sistem Open Architecture dan sepenuhnya memanfaatkan berbagai sistem operasi dan komputer yang tersedia secara komersial. Dengan demikian sistem dapat dipertahankan dan tetap up to date dengan adanya evolusi teknologi dengan harga yang terjangkau.
C-Flex berjalan pada platform perangkat lunak yang disebut T-Core, yang dikembangkan Terma sebagai platform untuk semua perintah dan sistem kontrol baik itu untuk AL, AD dan AU. T-Core memiliki semua fungsi dasar C4I yang diperlukan dalam sistem apa pun dan dirancang untuk memenuhi standar yang ditetapkan dalam “US Navy Open Architecture Computing Capability and Environment”. Aplikasi T-Core bahkan telah sukses digunakan pada AD Denmark dan AD Austria.
Terma C-Flex CMS telah dipakai oleh Angkatan Laut di beberapa negara, Untuk armada Surface Combatant tercatat dipakai pada 3 fregat Iver Huitfeldt class (Denmark), 1 fregat/destroyer Marasesti (Romania), dan 4 fast attack craft-missile KCR-60 class (Indonesia). Untuk kapal bantu/ Auxilary Ship CMS ini sudah dipakai pada 2 kapal Absalon class (Denmark), 1 LPD Angthong (Thailand) dan 1 training vessel Sycamore (Australia).
Radar utama
Paket radar Terma-Hensoldt akhirnya mengalahkan paket radar NS-200 ajuan Thales yang cukup mahal dan melampaui anggaran. Paket radar Terma-Hensoldt ini terdiri dari Hensoldt fixed array TRS-4D, Hensoldt MSSR 2000 I, Terma SC 4603 dan Terma navigation radar yang belum ditentukan tipenya.
Paduan Hensoldt TRS-4D dan MSSR 2000 I sebagai Multifunction radar (MFR) dan Volume Search Radar sebagai radar pertahanan udara sudah pernah kita bahas sebelumnya.
Panel IFF interogator pada radar Hensoldt MSSR 2000 I (photo : Hensoldt)
Kombinasi radar tersebut sudah cukup untuk memandu rudal pertahanan udara yang kemungkinan besar merupakan kombinasi Mica dan Aster, semuanya dari MBDA. Jumlah sel peluncur vertikal asli fregat ini adalah 8x4 unit ditambah 2x12 unit, total 56 unit sel.
Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, jumlah fregat Iverr Huifeldt class yang akan diakuisisi adalah 2 unit menggunakan anggaran MEF ke-3 periode 2014-2019. Pada periode anggaran 2014-2019 tersebut TNI AL juga mendapatkan 2 fregat Sigma 10514.
Pada periode MEF ke-4 atau terakhir (2020-2024) TNI AL masih akan belanja 4 fregat lagi. Jika mengacu kepada ketentuan baru bahwa 1 Divisi Kapal minimal 4 unit kapal (Divisi Kapal adalah penamaan organisasi tepat dibawah Satuan, dalam hal ini adalah Satuan Eskorta) maka yang akan berpeluang adalah 2 Sigma 10514 lagi dan 2 Iver class lagi, jadi Iver class mempunyai peluang ditambah 2 unit lagi sebelum tahun 2024 sehingga menjadi 4 unit.
C-Flex Combat Management System (CMS) dan paket radar Terma-Hensoldt terpilih untuk melengkapi fregat Iver Huitfeldt class untuk Indonesia. Demikian disampaikan sumber yang dekat dengan kalangan pengambil keputusan di Kementerian Pertahanan Indonesia. Paket CMS Terma C-Flex akan terdiri dari 16 konsol multi fungsi dan 3 layar lebar.
Pilihan atas CMS Terma C-Flex dari Denmark memang merupakan kejutan mengingat sebagian besar kapal surface combatant besar dan modern TNI AL menggunakan CMS Thales Tacticos, sebutlah fregat dan korvet Martadinata class (Thales-Tacticos), Diponegoro class (Thales-Tacticos), Bung Tomo class (Thales-Tacticos) serta Fatahillah class (campuran Thales-Tacticos dan Navantia-Catiz), artinya hampir semua menggunakan Thales Tacticos CMS.
CMS merupakan komponen utama Combat System suatu kapal perang. CMS mengintegrasikan sistem sensor dan sistem persenjataan sehingga dapat mempermudah operator CMS dalam mendeteksi, melokalisasi, mengklasifikasi, tracking, hingga penembakan sasaran secara terintegrasi.
PKR 10514 TNI AL [PAL]
Pengembangan C-Flex CMS bermula sejak 2001, ketika Angkatan Laut Kerajaan Denmark (RDN) pertama kali meminta upaya untuk meningkatkan CMS Angkatan Laut Denmark. Terma sebagai perusahaan Denmark menyambut tawaran ini dan telah berinvestasi secara signifikan dalam pengembangan CMS berdasarkan pada sistem Open Architecture dan sepenuhnya memanfaatkan berbagai sistem operasi dan komputer yang tersedia secara komersial. Dengan demikian sistem dapat dipertahankan dan tetap up to date dengan adanya evolusi teknologi dengan harga yang terjangkau.
C-Flex berjalan pada platform perangkat lunak yang disebut T-Core, yang dikembangkan Terma sebagai platform untuk semua perintah dan sistem kontrol baik itu untuk AL, AD dan AU. T-Core memiliki semua fungsi dasar C4I yang diperlukan dalam sistem apa pun dan dirancang untuk memenuhi standar yang ditetapkan dalam “US Navy Open Architecture Computing Capability and Environment”. Aplikasi T-Core bahkan telah sukses digunakan pada AD Denmark dan AD Austria.
Terma C-Flex CMS telah dipakai oleh Angkatan Laut di beberapa negara, Untuk armada Surface Combatant tercatat dipakai pada 3 fregat Iver Huitfeldt class (Denmark), 1 fregat/destroyer Marasesti (Romania), dan 4 fast attack craft-missile KCR-60 class (Indonesia). Untuk kapal bantu/ Auxilary Ship CMS ini sudah dipakai pada 2 kapal Absalon class (Denmark), 1 LPD Angthong (Thailand) dan 1 training vessel Sycamore (Australia).
Radar utama
Paket radar Terma-Hensoldt akhirnya mengalahkan paket radar NS-200 ajuan Thales yang cukup mahal dan melampaui anggaran. Paket radar Terma-Hensoldt ini terdiri dari Hensoldt fixed array TRS-4D, Hensoldt MSSR 2000 I, Terma SC 4603 dan Terma navigation radar yang belum ditentukan tipenya.
Paduan Hensoldt TRS-4D dan MSSR 2000 I sebagai Multifunction radar (MFR) dan Volume Search Radar sebagai radar pertahanan udara sudah pernah kita bahas sebelumnya.
Panel IFF interogator pada radar Hensoldt MSSR 2000 I (photo : Hensoldt)
Kombinasi radar tersebut sudah cukup untuk memandu rudal pertahanan udara yang kemungkinan besar merupakan kombinasi Mica dan Aster, semuanya dari MBDA. Jumlah sel peluncur vertikal asli fregat ini adalah 8x4 unit ditambah 2x12 unit, total 56 unit sel.
Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, jumlah fregat Iverr Huifeldt class yang akan diakuisisi adalah 2 unit menggunakan anggaran MEF ke-3 periode 2014-2019. Pada periode anggaran 2014-2019 tersebut TNI AL juga mendapatkan 2 fregat Sigma 10514.
Pada periode MEF ke-4 atau terakhir (2020-2024) TNI AL masih akan belanja 4 fregat lagi. Jika mengacu kepada ketentuan baru bahwa 1 Divisi Kapal minimal 4 unit kapal (Divisi Kapal adalah penamaan organisasi tepat dibawah Satuan, dalam hal ini adalah Satuan Eskorta) maka yang akan berpeluang adalah 2 Sigma 10514 lagi dan 2 Iver class lagi, jadi Iver class mempunyai peluang ditambah 2 unit lagi sebelum tahun 2024 sehingga menjadi 4 unit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.