Deteksi Musuh Dari Jarak 250 Kilometer Ilustrasi Rudal Arhanud TNI AD (TNI AD]
Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Pussen Arhanud) TNI AD menggelar latihan menembak senjata berat terintegrasi di Air Weapon Range (AWR), Desa Pandanwangi, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Dalam latihan tersebut melibatkan 425 personel prajurit Arhanud dari seluruh satuan Arhanud yang berada di Indonesia. Adapun alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang digunakan ada sebanyak 39 jenis. Mulai dari Meriam 20 mm, 6 pucuk Kaliber 23, serta Rudal Starstreak dan Rudal Mistral.
Mengawali latihan menembak Pesawat Super Tucano dari Lanud Abdulrachman Saleh yang disimulasikan sebagai pesawat musuh diterbangkan memasuki wilayah pertahanan Indonesia.
Kemudian pesawat tanpa awak banshee atau drone diterbangkan untuk menjadi sasaran tembak.
Selanjutnya, prajurit melakukan pendeteksian menggunakan Radar CM-200. Hingga akhirnya, sebelum jarak 20 kilometer dari benteng pertahanan Prajurit Arhanud menembak sasaran yang bergerak.
Hasil tembakan prajurit ini cukup memuaskan. Peluru Rudal Mistral dan Starstreak berhasil mengenai sasaran, hingga 2 pesawat musuh hancur berkeping-keping di udara.
Dankodiklatad Letjen TNI Anto Mukti Putranto mengatakan, hasil evaluasi dari latihan tempur terintegrasi untuk satuan Arhanud ini sudah jauh lebih meningkat dibandingkan tahun lalu.
Radar CM-200 Arhanud
"Sekarang kelebihannya adalah diintegrasikan dengan Kohanudnas dengan TNI AU yang mengemas semua komponen senjata artileri pertahanan udara itu dijadikan satu dan ini adalah inisiatif dari danpussenarhanud, ini luar biasa," ujarnya.
Dalam latihan tempur ini sebanyak 3 alutsista terbaru juga ikut dihadirkan. Yakni 1 Satuan Tembak MPCV (Rudal Mistral), Rudal MCP yang mampu menjangkau musuh hingga jarak 30 kilometer.
Selanjutnya, 1 Rudal Star Streak, dan Radar CM-200 yang dapat mengindentifikasi pergerakan musuh dari jarak 250 kilometer.
"Menurut saya ini sangat luar biasa dan kita menjadi lebih bangga karena alutsista yang disiapkan tadi itu sudah sebagian secara bertahap ditingkatkan kemampuannya dan juga daya jangkaunya. Intinya adalah bagaimana NKRI ini salah satu komponen atau salah satu dukungan untuk bantuan tembakan itu lah dari kesenjataan Arhanud ini bagian dari mendukung pada tugas pokok untuk Angkatan Darat," ujar Letjen TNI Anto Mukti Putranto.
Sementara itu, dirinya menjelaskan tujuan latihan tempur tersebut digelar untuk meningkatkan kemampuan prajurit dalam mengawaki alutsista yang dimiliki satuan Arhanud.
Selain itu, juga untuk melatih kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman musuh yang bisa datang kapan saja.
"Kegiatan ini untuk menguji seluruh jenis Alutsista yang dimiliki satuan Arhanud TNI AD, dan melihat profesionalisme prajurit dalam mengawaki alusista tersebut," pungkasnya.
Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Pussen Arhanud) TNI AD menggelar latihan menembak senjata berat terintegrasi di Air Weapon Range (AWR), Desa Pandanwangi, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Dalam latihan tersebut melibatkan 425 personel prajurit Arhanud dari seluruh satuan Arhanud yang berada di Indonesia. Adapun alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang digunakan ada sebanyak 39 jenis. Mulai dari Meriam 20 mm, 6 pucuk Kaliber 23, serta Rudal Starstreak dan Rudal Mistral.
Mengawali latihan menembak Pesawat Super Tucano dari Lanud Abdulrachman Saleh yang disimulasikan sebagai pesawat musuh diterbangkan memasuki wilayah pertahanan Indonesia.
Kemudian pesawat tanpa awak banshee atau drone diterbangkan untuk menjadi sasaran tembak.
Selanjutnya, prajurit melakukan pendeteksian menggunakan Radar CM-200. Hingga akhirnya, sebelum jarak 20 kilometer dari benteng pertahanan Prajurit Arhanud menembak sasaran yang bergerak.
Hasil tembakan prajurit ini cukup memuaskan. Peluru Rudal Mistral dan Starstreak berhasil mengenai sasaran, hingga 2 pesawat musuh hancur berkeping-keping di udara.
Dankodiklatad Letjen TNI Anto Mukti Putranto mengatakan, hasil evaluasi dari latihan tempur terintegrasi untuk satuan Arhanud ini sudah jauh lebih meningkat dibandingkan tahun lalu.
Radar CM-200 Arhanud
"Sekarang kelebihannya adalah diintegrasikan dengan Kohanudnas dengan TNI AU yang mengemas semua komponen senjata artileri pertahanan udara itu dijadikan satu dan ini adalah inisiatif dari danpussenarhanud, ini luar biasa," ujarnya.
Dalam latihan tempur ini sebanyak 3 alutsista terbaru juga ikut dihadirkan. Yakni 1 Satuan Tembak MPCV (Rudal Mistral), Rudal MCP yang mampu menjangkau musuh hingga jarak 30 kilometer.
Selanjutnya, 1 Rudal Star Streak, dan Radar CM-200 yang dapat mengindentifikasi pergerakan musuh dari jarak 250 kilometer.
"Menurut saya ini sangat luar biasa dan kita menjadi lebih bangga karena alutsista yang disiapkan tadi itu sudah sebagian secara bertahap ditingkatkan kemampuannya dan juga daya jangkaunya. Intinya adalah bagaimana NKRI ini salah satu komponen atau salah satu dukungan untuk bantuan tembakan itu lah dari kesenjataan Arhanud ini bagian dari mendukung pada tugas pokok untuk Angkatan Darat," ujar Letjen TNI Anto Mukti Putranto.
Sementara itu, dirinya menjelaskan tujuan latihan tempur tersebut digelar untuk meningkatkan kemampuan prajurit dalam mengawaki alutsista yang dimiliki satuan Arhanud.
Selain itu, juga untuk melatih kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman musuh yang bisa datang kapan saja.
"Kegiatan ini untuk menguji seluruh jenis Alutsista yang dimiliki satuan Arhanud TNI AD, dan melihat profesionalisme prajurit dalam mengawaki alusista tersebut," pungkasnya.
★ Tribunnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.