(Capture Twitter @LembagaKeris) ☆
Setelah penandatanganan kontrak (15/10/2020) antara TNI AL dan PT. BTI Indo Tekno untuk pengadaan lima unit meriam baru Seahawk MSI-DS LW30M A1 kaliber 30 mm, tidak diketahui persis nama kapal patroli (KRI) yang akan dipasangi meriam buatan Inggris tersebut. Saat itu hanya dikatakan bahwa Seahawk MSI-DS LW30M A1 akan dipasang pada kapal patroli kelas PC-40.
Dan belum lama ada kabar, bahwa Seahawk MSI-DS LW30M A1 telah mulai dipasang di haluan kapal perang, dimana kapal yang mendapat kesempatan dipasangi meriam ini adalah KRI Surik 645. Ini artinya meriam Seahawk MSI-DS LW30M A1 bukan dipasang di kapal patroli (Satrol), melainkan dipasang sebagai senjata pada kelompok KCR (Kapal Cepat Rudal) 40.
Tentang meriam Seahawk LW30M A1, senjata ini dikenal handal dengan tingkat akurasi yang tinggi dan yang paling ringan di kelasnya. Selain dapat diintegrasikan dengan CMS (Combat Management System) dan mode pengoperasian manual, senjata ini juga dapat dioperasikan secara remote, serta dibekali dengan beragam sensor canggih dalam satu paket, diantaranya kamera bersensifitas tinggi yang dapat menangkap gambar dengan kondisi pencahayaan rendah, thermal imager, dan laser range finder.
Dari sisi performa, meriam Seahawk LW30M A1 punya kecepatan tembak (rapid mode) 200 proyektil per menit dengan jarak tembak efektif maksimum mencapai 4,5 kilometer. Selain menjadi senjata utama pada kelas kapal patroli, pihak MSI-DS menyebut meriam ini ideal sebagai senjata lapis kedua di kelas kapal frigat dan korvet.
Sementara untuk KRI Surik 645, merupakan salah satu arsenal di Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmada I. KRI Surik 645 diproduksi PT Palindo Marine Shipyard, Batam. Dengan dimensi yang lebih kecil dari KCR 60, KCR 40 tetap menjadi kekuatan pemukul taktis yang sangat diperhitungkan.
Punya keunggulan dalam hal fleksibilitas dan kecepatan reaksi, KCR 40 dilengkapi senjata andalan utama dua peluncur rudal anti kapal C-705. TNI AL memproyeksikan KCR 40 untuk menghadapi insensitas konflik kelas sedang. Secara keseluruhan, TNI AL akan mengakuisisi 16 unit KCR 40 yang punya kecepatan maksimum 30 knots.
Setelah penandatanganan kontrak (15/10/2020) antara TNI AL dan PT. BTI Indo Tekno untuk pengadaan lima unit meriam baru Seahawk MSI-DS LW30M A1 kaliber 30 mm, tidak diketahui persis nama kapal patroli (KRI) yang akan dipasangi meriam buatan Inggris tersebut. Saat itu hanya dikatakan bahwa Seahawk MSI-DS LW30M A1 akan dipasang pada kapal patroli kelas PC-40.
Dan belum lama ada kabar, bahwa Seahawk MSI-DS LW30M A1 telah mulai dipasang di haluan kapal perang, dimana kapal yang mendapat kesempatan dipasangi meriam ini adalah KRI Surik 645. Ini artinya meriam Seahawk MSI-DS LW30M A1 bukan dipasang di kapal patroli (Satrol), melainkan dipasang sebagai senjata pada kelompok KCR (Kapal Cepat Rudal) 40.
Tentang meriam Seahawk LW30M A1, senjata ini dikenal handal dengan tingkat akurasi yang tinggi dan yang paling ringan di kelasnya. Selain dapat diintegrasikan dengan CMS (Combat Management System) dan mode pengoperasian manual, senjata ini juga dapat dioperasikan secara remote, serta dibekali dengan beragam sensor canggih dalam satu paket, diantaranya kamera bersensifitas tinggi yang dapat menangkap gambar dengan kondisi pencahayaan rendah, thermal imager, dan laser range finder.
Dari sisi performa, meriam Seahawk LW30M A1 punya kecepatan tembak (rapid mode) 200 proyektil per menit dengan jarak tembak efektif maksimum mencapai 4,5 kilometer. Selain menjadi senjata utama pada kelas kapal patroli, pihak MSI-DS menyebut meriam ini ideal sebagai senjata lapis kedua di kelas kapal frigat dan korvet.
Sementara untuk KRI Surik 645, merupakan salah satu arsenal di Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmada I. KRI Surik 645 diproduksi PT Palindo Marine Shipyard, Batam. Dengan dimensi yang lebih kecil dari KCR 60, KCR 40 tetap menjadi kekuatan pemukul taktis yang sangat diperhitungkan.
Punya keunggulan dalam hal fleksibilitas dan kecepatan reaksi, KCR 40 dilengkapi senjata andalan utama dua peluncur rudal anti kapal C-705. TNI AL memproyeksikan KCR 40 untuk menghadapi insensitas konflik kelas sedang. Secara keseluruhan, TNI AL akan mengakuisisi 16 unit KCR 40 yang punya kecepatan maksimum 30 knots.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.