Diskusi penguatan industri pertahanan Ilustrasi Rafale IAF melepaskan smart guided bomb jenis HAMMER. [ist] ☆
Dirtekindhan mewakili Dirjen Pothan Kemhan menerima Pihak Safran Group di Ruang Tamu Dirjen Pothan pada hari Kamis tanggal 19 Januari 2023 untuk membahas penawaran Smart Guided Bomb jenis HAMMER tipe AASM untuk jet tempur Rafale.
Pihak Kementerian Pertahanan RI diwakili oleh Marsekal Pertama TNI Ir. Wajariman, M.Sc. (Dirtekindhan Ditjen Pothan Kemhan), Marsekal Pertama TNI Yusran Lubis, S.E., M.M. (Kapusalpalhan Baranahan Kemhan), serta Kolonel Lek Kasep Pandjaitan, S.T., M.Si (Han). mewakili Dirmat Ditjen Kuathan Kemhan.
Sementara Pihak Safran Group diwakili oleh Lieutenant-General (Ret.) Martin KLOTZ (Senior Vice-President, International & Public Affairs Safran Electronics & Defense) dan Valerie PATUEL (CEO & Regional Delegate for ASEAN Safran Singapore) didampingi Atase Pertahanan Perancis di Jakarta.
Sehubungan dengan program pengadaan enam pesawat tempur Rafale untuk Indonesia, pihak Safran Group Perancis melihat potensi penggunaan HAMMER sebagai salah satu pilihan persenjataan yang dapat diusung Rafale.
Highly Agile Modular Munition Extended Range (HAMMER) dengan tipe Armement Air-Sol Modulaire (AASM) telah banyak digunakan dalam operasi serangan udara seperti di Afghanistan, Mali, Libya, dan basis ISIS di Irak-Suriah. Negara pengguna HAMMER selain Perancis, antara lain; India, Maroko, Mesir, Qatar dan Yunani.
HAMMER, merupakan senjata udara-ke-darat (air to ground) jarak menengah generasi baru yang dirancang dan diproduksi untuk Angkatan Udara dan Angkatan Laut. HAMMER pertama kali diluncurkan dalam Paris Air Show 2007. HAMMER sendiri adalah bom pintar yang bersifat Modular dan terdiri dari guidance kit dan range extension kit.
Aero Engine Produksi Safran Group telah digunakan lebih dari 30 tahun oleh Indonesia khususnya untuk pesawat-pesawat dan helikopter produk PTDI. Nama Safran sudah tidak asing bagi Indonesia namun kemampuan Safran untuk memproduksi smart guided bomb terhitung baru dalam pengadaan rudal, maupun bom yang digunakan oleh TNI AU.
Terkait dengan Efisiensi dan Efektifitas Safran Group juga menjamin kompatibilitas AASM-HAMMER di pesawat T-50 dan KFX/IFX buatan bersama PTDI dan KAI dan berharap dapat dipasang sebagai bagian dari persenjataan Jet Tempur Rafale.
Dirtekindhan menyampaikan bahwa dari sisi teknis – operational requirement (Opsreq) Air to Ground missile, pada dasarnya disesuaikan dengan kebutuhan pengguna dalam hal ini TNI AU. Beliau menambahkan bahwa kerjasama dengan industri pertahanan perancis merupakan prioritas pemerintah Indonesia dilihat dari banyaknya Alutsista yang dibeli dari Perancis. Terkait pelaksanaan kontrak pengadaan, apabila kontrak pengadaan dilaksanakan langsung antara Kemhan RI dengan Safran Group maka akan lebih efisien, dengan penerapan kewajiban Kandungan Lokal dan Ofset (KLO) sesuai aturan perundangan. Sedangkan apabila dilaksanakan oleh Industri pertahanan maka diharapkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang harus dicapai adalah 40 % oleh Industri Pertahanan.
Dalam rangka melaksanakan kewajiban KLO, Pihak Safran Group telah menjajaki Kerjasama dengan Industri Pertahanan yang berpotensi untuk menjadi bagian dari penerima Kandungan Lokal dan Ofset dari pengadaan AASM-HAMMER. Safran Group menyadari pentingnya Program KLO yang dapat meningkatkan kapabilitas dan Kapasitas Industri Pertahanan Indonesia untuk mendapatkan Transfer of Technology dan menjadi bagian dari Rantai Pasok Global / Global Supply Chain bagi Safran Group.
Dirtekindhan mewakili Dirjen Pothan Kemhan menerima Pihak Safran Group di Ruang Tamu Dirjen Pothan pada hari Kamis tanggal 19 Januari 2023 untuk membahas penawaran Smart Guided Bomb jenis HAMMER tipe AASM untuk jet tempur Rafale.
Pihak Kementerian Pertahanan RI diwakili oleh Marsekal Pertama TNI Ir. Wajariman, M.Sc. (Dirtekindhan Ditjen Pothan Kemhan), Marsekal Pertama TNI Yusran Lubis, S.E., M.M. (Kapusalpalhan Baranahan Kemhan), serta Kolonel Lek Kasep Pandjaitan, S.T., M.Si (Han). mewakili Dirmat Ditjen Kuathan Kemhan.
Sementara Pihak Safran Group diwakili oleh Lieutenant-General (Ret.) Martin KLOTZ (Senior Vice-President, International & Public Affairs Safran Electronics & Defense) dan Valerie PATUEL (CEO & Regional Delegate for ASEAN Safran Singapore) didampingi Atase Pertahanan Perancis di Jakarta.
Sehubungan dengan program pengadaan enam pesawat tempur Rafale untuk Indonesia, pihak Safran Group Perancis melihat potensi penggunaan HAMMER sebagai salah satu pilihan persenjataan yang dapat diusung Rafale.
Highly Agile Modular Munition Extended Range (HAMMER) dengan tipe Armement Air-Sol Modulaire (AASM) telah banyak digunakan dalam operasi serangan udara seperti di Afghanistan, Mali, Libya, dan basis ISIS di Irak-Suriah. Negara pengguna HAMMER selain Perancis, antara lain; India, Maroko, Mesir, Qatar dan Yunani.
HAMMER, merupakan senjata udara-ke-darat (air to ground) jarak menengah generasi baru yang dirancang dan diproduksi untuk Angkatan Udara dan Angkatan Laut. HAMMER pertama kali diluncurkan dalam Paris Air Show 2007. HAMMER sendiri adalah bom pintar yang bersifat Modular dan terdiri dari guidance kit dan range extension kit.
Aero Engine Produksi Safran Group telah digunakan lebih dari 30 tahun oleh Indonesia khususnya untuk pesawat-pesawat dan helikopter produk PTDI. Nama Safran sudah tidak asing bagi Indonesia namun kemampuan Safran untuk memproduksi smart guided bomb terhitung baru dalam pengadaan rudal, maupun bom yang digunakan oleh TNI AU.
Terkait dengan Efisiensi dan Efektifitas Safran Group juga menjamin kompatibilitas AASM-HAMMER di pesawat T-50 dan KFX/IFX buatan bersama PTDI dan KAI dan berharap dapat dipasang sebagai bagian dari persenjataan Jet Tempur Rafale.
Dirtekindhan menyampaikan bahwa dari sisi teknis – operational requirement (Opsreq) Air to Ground missile, pada dasarnya disesuaikan dengan kebutuhan pengguna dalam hal ini TNI AU. Beliau menambahkan bahwa kerjasama dengan industri pertahanan perancis merupakan prioritas pemerintah Indonesia dilihat dari banyaknya Alutsista yang dibeli dari Perancis. Terkait pelaksanaan kontrak pengadaan, apabila kontrak pengadaan dilaksanakan langsung antara Kemhan RI dengan Safran Group maka akan lebih efisien, dengan penerapan kewajiban Kandungan Lokal dan Ofset (KLO) sesuai aturan perundangan. Sedangkan apabila dilaksanakan oleh Industri pertahanan maka diharapkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang harus dicapai adalah 40 % oleh Industri Pertahanan.
Dalam rangka melaksanakan kewajiban KLO, Pihak Safran Group telah menjajaki Kerjasama dengan Industri Pertahanan yang berpotensi untuk menjadi bagian dari penerima Kandungan Lokal dan Ofset dari pengadaan AASM-HAMMER. Safran Group menyadari pentingnya Program KLO yang dapat meningkatkan kapabilitas dan Kapasitas Industri Pertahanan Indonesia untuk mendapatkan Transfer of Technology dan menjadi bagian dari Rantai Pasok Global / Global Supply Chain bagi Safran Group.
★ Kemhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.