Surabaya, 18 April 2012
Kapal selam merupakan Alat Utama Sistem
Senjata (Alutsista) yang memiliki Utility (kegunaan) yang sangat
strategis dalam berbagai hal. Seperti ketangguhan dan kepahlawanan dari
kapal selam sudah tidak diragukan. Banyak peristiwa heroik yang terukir
dalam sejarah pertempuran laut, nama kapal selam selalu menorehkan
tinta emas dalam mengemban tugas dan pengabdian yang diembannya, tak
heran jika kapal selam hingga saat ini masih menjadi momok yang
menakutkan bagi kapal-kapal atas air, sesama kapal selam dan bahkan
lawan yang lagi mengudara diatasnya.
Nama
besar yang disandang oleh kapal selam itu, tidak terlepas dari
kegigihan, disiplin dan keuletan serta profesionalisme yang didukung
keberanian para awak kapal selam itu sendiri. Pertanyaanya adalah,
mengapa kapal selam itu menjadi sosok yang disegani lawan maupun kawan?
Mungkinkah rekruitmen yang selektif dan kompetitif itu menjadi
jawabannya.
Ada sekelumit gambaran yang cukup baik
untuk menarik sebuah kesimpulan, antara lain, menggambarkan bagaimana
cara memperoleh atau mendapatkan sosok atau figur yang tepat sebagai
seorang pengawak kapal selam. Seperti kita ketahui bahwa kapal selam
merupakan kapal perang yang secara otomatis pengawaknya adalah seorang
tentara bukan masyarakat sipil, tentara yang masih dipilih lagi dengan
ketentuan dan prasyarat tertentu yang harus dipenuhi bagi seorang calon
awak kapal selam.
Sejenak kita menengok kebelakang
perjalanan perekrutan awak kapal selam. Awalnya adalah seorang prajurit
Angkatan Laut, yang kemudian masuk dalam proses uji pemilihan yang
meliputi beberapa aspek hingga dinyatakan lulus dan masuk Pendidikan
Calon Awak Kapal Selam (Dikcawakasel). Usai mengikuti pendidikan itu
tidak sertamerta bisa langsung masuk ke satuan kapal selam melainkan
masih harus mengikuti pembekalan terlebih dulu, baru menjadi awak kapal
selam yang sesungguhnya.
Salah
satu contoh gambaran nyata, pembekalan seperti yang dilaksanakan oleh
Satuan Kapal Selam Koarmatim (Satsel Koarmatim) yang dipimpin langsung
oleh Komandan Satsel Koarmatim Kolonel Laut (P) Jeffri. S Sanggel, SH.
Kegaiatan pekan lalu itu, menggambarkan bahwa kapal selam sedang
menerima tugas untuk masuk kedaerah musuh untuk mencari data-data
intelijen. Ketika sedang melaksankan tugas di daerah musuh itu, kapal
selam mengalami kedaruratan karena tidak dapat diatasi kapal dalam
keadaan bahaya udara beracun, akhirnya Komandan kapal memerintahkan
untuk melaksanakan peran peninggalan kapal, seluruh awak mempersiapkan
diri untuk melaksanakan Sea And Jungle Survival sampai datang nya
balabantuan. Ditengah sulitnya menempuh medan berat itu mereka semua
tertangkap oleh musuh dan ditahan disuatu tempat.
Di tahanan itu para awak diinterogasi
oleh lawan disiksa dan dipaksa untuk mengaku dan membuka rahasia tugas,
namun mereka tetap setia dan tidak membocorkan rahasia dan dengan
ketangkasan yang dimiliki awak itu, disuatu malam yang gelap berhasil
mengelabuhi musuh, lalu meloloskan diri, sehingga terjadi pengejaran dan
pendeteksian pada awak kapal yang melarikan diri itu.
merupakan bekal tambahan yang tidak kalah penting yang harus dikuasai
dan dipahami oleh setiap personel dari Korps Hiu Kencana. Tak heran bila
semangat kepahlawanan yang ditorehkan dalam sejarah korps ini merupakan
kebanggaan bagi setiap individu dan kelompok didalamnya, bahkan menjadi
kebanggaan kita semua. Dari berbagai tahapan serta gambaran yang
sedemikian itu, menunjukan tidaklah mudah untuk masuk dan menjadi
komunitas dengan semboyan Tabah Sampai akhir itu. Semoga saja Korps Hiu
Kencana selalu setia dan hadir dengan sikap kepahlawanan dalam menjaga
kedaulatan Republik Indonesia.
- Dispenarmatim -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.