TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan rapat
koordinasi kesigapan nasional dalam penanggulangan terorisme di Markas
Kopassus Cijantung Jakarta Timur, Rabu (9/5/2012).
Untuk menanggulangi ancaman bahaya terorisme tersebut BNPT juga melakukan koordinasi dengan berbagai satuan anti teror antara lain Kopassus, Den Jaka, Den Bravo dan Gegana.
Direktur Penindakan BNPT Brigjen Pol Petrus Reinhard Golose mengatakan bahwa aksi terorisme masih menjadi ancaman nyata bagi ketentraman kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Kelompok teroris masih aktif bergerak dan tidak boleh dianggap remeh. Mereka yang telah ditangkap pun masih bisa melakukan diseminasi ideologi terorisme kepada orang lain termasuk yang berada di dalam penjara," ujarnya di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur.
Oleh sebab itu menurut Petrus, kerjasama yang telah dilakukan selama ini antara kepolisian dengan TNI semakin menciptakan sinergitas dan harmonisasi yang solid.
"Kerjasama ini harus dapat dioptimalisasi untuk menciptakan Indonesia yang aman, tenteram dan damai," tegasnya.
Sementara itu Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya mengatakan kesiagaan semua unsur mutlak dilakukan untuk menambah solid dan juga meningkatkan kesiapsiagaan.
"Kita selalu berlatih dan tidak boleh lengah. Waspada akan adanya tindakan terorisme yang sewaktu-waktu bisa terjadi," katanya.
Wisnu juga mengatakan kita harus bisa meminimalisir tindakan terorisme yang ada ditengah masyarakat. Dengan sikap yang lebih kritis terhadap lingkungan maka masyarakat juga ikut menjaga dan mencegah tindakan terorisme.
"Jangan sampai ada kejadian baru siaga karena tanggung jawab akan keamanan dan keterntraman tidak hanya berada ditangan TNI Polri tetapi juga masyarakat diajak untuk ikut berpartisipasi," pungkasnya.(tribunnews)
Untuk menanggulangi ancaman bahaya terorisme tersebut BNPT juga melakukan koordinasi dengan berbagai satuan anti teror antara lain Kopassus, Den Jaka, Den Bravo dan Gegana.
Direktur Penindakan BNPT Brigjen Pol Petrus Reinhard Golose mengatakan bahwa aksi terorisme masih menjadi ancaman nyata bagi ketentraman kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Kelompok teroris masih aktif bergerak dan tidak boleh dianggap remeh. Mereka yang telah ditangkap pun masih bisa melakukan diseminasi ideologi terorisme kepada orang lain termasuk yang berada di dalam penjara," ujarnya di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur.
Oleh sebab itu menurut Petrus, kerjasama yang telah dilakukan selama ini antara kepolisian dengan TNI semakin menciptakan sinergitas dan harmonisasi yang solid.
"Kerjasama ini harus dapat dioptimalisasi untuk menciptakan Indonesia yang aman, tenteram dan damai," tegasnya.
Sementara itu Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya mengatakan kesiagaan semua unsur mutlak dilakukan untuk menambah solid dan juga meningkatkan kesiapsiagaan.
"Kita selalu berlatih dan tidak boleh lengah. Waspada akan adanya tindakan terorisme yang sewaktu-waktu bisa terjadi," katanya.
Wisnu juga mengatakan kita harus bisa meminimalisir tindakan terorisme yang ada ditengah masyarakat. Dengan sikap yang lebih kritis terhadap lingkungan maka masyarakat juga ikut menjaga dan mencegah tindakan terorisme.
"Jangan sampai ada kejadian baru siaga karena tanggung jawab akan keamanan dan keterntraman tidak hanya berada ditangan TNI Polri tetapi juga masyarakat diajak untuk ikut berpartisipasi," pungkasnya.(tribunnews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.