Dili, KompasOnline
Komandan Komando Resort Militer (Korem) 164/Wira Dharma
(26/1), Kolonel Inf Mahidin Simbolon mengatakan, tim gabungan ABRI di
Timor Timur (Timtim) Kamis (25/1) dan Jumat (26/1) menembak mati enam
anggota Gerombolan Pengacau Keamanan (GPK) Fretilin dan menangkap hidup
seorang anggota GPK dan seorang anggota klandestin (gerakan bawah
tanah).
"Dari tangan mereka, berhasil dirampas dua pucuk senjata M-16 A1, satu pucuk senjata jenis SP-1, satu pucuk senapan angin, dua magazen M-16 A1 dan satu magazen SP-1," kata Simbolon ketika ditemui wartawan di sela-sela acara pisah kenal, Kepala Stasiun (Kepsta) RRI Regional I Dili yang lama, Paul Jusuf Amalo dan Kepsta RRI Dili yang baru, Sudung Parlindungan Tobing di Dili, Sabtu (27/1).
Danrem ketika itu didampingi Kapen Korem 164/Wira Dharma, Kapten CAJ L. Djoko Purwadi mengatakan, peristiwa itu terjadi di dua wilayah, yakni Atsabe, Kabupaten Ermera sekitar 80 km arah barat Dili. Selain itu di Dilor, Kabupaten Viqueque, sekitar 200 km arah timur Dili. Dua wilayah itu katanya, dikenal sebagai sarang GPK Fretilin.
Selasa, 30 Januari 1996
Ilustrasi pasukan ABRI |
"Dari tangan mereka, berhasil dirampas dua pucuk senjata M-16 A1, satu pucuk senjata jenis SP-1, satu pucuk senapan angin, dua magazen M-16 A1 dan satu magazen SP-1," kata Simbolon ketika ditemui wartawan di sela-sela acara pisah kenal, Kepala Stasiun (Kepsta) RRI Regional I Dili yang lama, Paul Jusuf Amalo dan Kepsta RRI Dili yang baru, Sudung Parlindungan Tobing di Dili, Sabtu (27/1).
Danrem ketika itu didampingi Kapen Korem 164/Wira Dharma, Kapten CAJ L. Djoko Purwadi mengatakan, peristiwa itu terjadi di dua wilayah, yakni Atsabe, Kabupaten Ermera sekitar 80 km arah barat Dili. Selain itu di Dilor, Kabupaten Viqueque, sekitar 200 km arah timur Dili. Dua wilayah itu katanya, dikenal sebagai sarang GPK Fretilin.
⚔ Baku tembak
Menurut
Simbolon, tim gabungan ABRI dalam operasi buru GPK di Atsabe, Kamis
(25/1) bergerak pada pukul 4.30 Wita, di bawah komando Serda Mukadi. Tim
yang beranggota 12 orang sempat baku tembak dengan GPK. Akibatnya, kata
Simbolon, seorang anggota GPK, Kristovao alias Aracabia (30) tertembak
mati. GPK Martino alias Aranluli (34) serta seorang anggota klandestin
tertangkap hidup.
Anggota klandestin itu, lanjut Simbolon, dikembalikan kepada keluarganya setelah diberi pengarahan oleh aparat keamanan setempat.
Anggota klandestin itu, lanjut Simbolon, dikembalikan kepada keluarganya setelah diberi pengarahan oleh aparat keamanan setempat.
Tim
di Dilor, Viqueque beranggotakan 20 orang, dipimpin Kapten Inf. Eko S.
Mereka berhasil menembak mati lima anggota GPK, namun dua orang lainnya
sempat lolos. Mereka yang tertembak mati, Serlau (30), Mau Sino (29),
Bento Calma (28) (asisten politik), Jose Pendek (30) dan Robido Onak
(33). Dalam baku tembak GPK Fretilin-pasukan ABRI di dua wilayah
tersebut, kata Simbolon, tidak seorang pun dari tim yang terluka.
Menurut
Simbolon, sejak April 1995 hingga Januari 1996, tercatat 32 anggota GPK
di Timtim berhasil dilumpuhkan. Ada yang tertembak mati, menyerahkan
diri dan ditangkap hidup.
[Sumber library.ohiou.edu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.