Jakarta
Militer Indonesia ibarat seorang gadis cantik yang tengah diperebutkan.
Dan jejaka ganteng yang coba menggaet perhatian tak lain dua negara,
yakni China dan Amerika Serikat (AS). Karenanya, posisi Indonesia pun
menjadi penting di tingkat regional Asia Pasifik.
"Indonesia itu cewek cantik, dan 2 cowok ganteng China dan AS. Karena negara kita bebas aktif, jadi kita pacarin keduanya," kata Jubir Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin saat temu wartawan di kantornya Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (8/5/2012).
Bisa dikatakan, saat ini dua kekuatan yang tengah berebut pengaruh di kawasan China Selatan yakni AS dan China. Posisi Indonesia dengan segala potensinya sangat menguntungkan, dan tentu akan sangat bermanfaat untuk dirangkul.
Tidak heran, kalau kemudian bantuan datang menawarkan kerjasama. Misal AS mengajak latihan militer bersama. Demikian juga memberikan bantuan 12 radar untuk di Selat Malaka.
"Pada prinsipnya kedaulatan tidak apa-apa, yang penting bantuan peralatan. Kalau orang tidak boleh," imbuhnya.
Sedang China juga terus melakukan pendekatan. Bahkan sedang dijajaki pemberian bantuan peralatan kepada militer Indonesia.
"Sepertinya kapal patroli ya," tambahnya.
Hartind kembali menegaskan, Indonesia menerima dengan tangan terbuka setiap bantuan yang ada. Tentu sesuai dengan azas politik Indonesia, bebas aktif.(ndr/vta)(detik)
"Indonesia itu cewek cantik, dan 2 cowok ganteng China dan AS. Karena negara kita bebas aktif, jadi kita pacarin keduanya," kata Jubir Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin saat temu wartawan di kantornya Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa (8/5/2012).
Bisa dikatakan, saat ini dua kekuatan yang tengah berebut pengaruh di kawasan China Selatan yakni AS dan China. Posisi Indonesia dengan segala potensinya sangat menguntungkan, dan tentu akan sangat bermanfaat untuk dirangkul.
Tidak heran, kalau kemudian bantuan datang menawarkan kerjasama. Misal AS mengajak latihan militer bersama. Demikian juga memberikan bantuan 12 radar untuk di Selat Malaka.
"Pada prinsipnya kedaulatan tidak apa-apa, yang penting bantuan peralatan. Kalau orang tidak boleh," imbuhnya.
Sedang China juga terus melakukan pendekatan. Bahkan sedang dijajaki pemberian bantuan peralatan kepada militer Indonesia.
"Sepertinya kapal patroli ya," tambahnya.
Hartind kembali menegaskan, Indonesia menerima dengan tangan terbuka setiap bantuan yang ada. Tentu sesuai dengan azas politik Indonesia, bebas aktif.(ndr/vta)(detik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.