Dibutuhkan oleh negara yang kena embargo Penangkapan pasokan alutsista di timur tengah
Perang terhadap penyelundupan senjata ke Iran meningkat sejak 11 September 2001. Hampir semua negara mau bekerjasama, tetapi tidak semua. Begitu pula dengan perusahaan perusahaan di Amerika. Pemerintah Amerika meminta barang siapa mengimpor atau mengekspor peralatan militer Amerika (dan komponennya) untuk melaporkan usaha usaha yang mencurigakan akan barang militer yang hendak diekspor ke negara negara terlarang.
Akibatnya, pemerintah Amerika menerima lebih dari seribu laporan setiap bulan, dan sekitar 10 persen menjadi penyelidikan formal. Tetapi hanya 2 atau 3 persen dari penyelidikan ini menghasilkan penahanan, dan lebih sedikit lagi yang berakhir dengan hukuman. Kesulitannya adalah terlalu banyaknya importer teknologi militer Amerika asing yang legal, terutama yang menggunakan ‘keduanya” (komersil dan militer). Sebagian besar barang barang ini melewati beberapa tangan broker sebelum berakhir pada pengguna sebenarnya (atau pabrik yang bagian dari suatu sistim organisasi yang besar). Selama proses ini, ada banyak kesempatan dimana komponen komponen dapat dialihkan ke pengguna yang tidak bertanggung jawab, terutama mereka yang ahli dalam pemalsuan dokumen.
Iran dan Korea Utara sangah ahli dalam hal ini. Walaupun para pihak berwajib (biasanya dari negara lain, dan kadang kadang pihak Amerika sendiri) sering menangkap para penyelundup sedang melakukan banyak operasi (melalui ratusan agen dan perusahaan palsu, yang sebagian besar tidak menyadari bahwa pembeli sebenarnya tidak dibenarkan mendapatkan barang barang tersebut) yang mereka pikir penahanan dan penyitaan barang adalah harga yang mesti dibayar dalam melakukan bisnis ini.
Karena sangsi ekonomi bertahun tahun, Iran menjadi tergantung pada Cina dalam menolong mereka menyelundupkan barang barang terlarang. Cina menentang sangsi tetapi menjadi pengamat. Walaupn ada sangsi resmi, dukungan Cina menjadi sumber utama dalam mendapatkan barang barang militer terlarang serta riset nuklir bagi Iran. Ini semua termasuk peralatan perang blok Barat, terutama dari Amerika dimana dengan membaiknya perekonomian Cina, pembelian menjadi hal yang biasa.
Barang barang buatan Amerika biasanya didapatkan melalui perusahaan perusahaan trading Cina, yang menjadi sumber bagi banyak negara. Perusahaan trading ini melanggar perundangan Amerika ketika mengirim barang ke negara yang sedang diembargo. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan dokumen palsu dan suap dalam menutupi transaksi, dan berlangsung tahunan atau selamanya. Para eksportir Cina tidak takut akan hukuman dinegaranya karena pemerintah Cina menolak menghukum perusahan perusahaan tersebut.
Tetapi perusahaan perusahaan penyelundup ini dapat dihukum melalui cara lain. Hal ini dikarenakan pihak berwajib Amerika dapat mencapai negara lain (termasuk Cina) menggunakan keberadaan Amerika didalam sistim perbankan internasional. Tetapi para pedagang Cina menganggap denda dan gangguan ini adalah harga yang mesti dibayar dalam dunia bisnis mereka, dan membebankan biaya tambahan ini kepada para pembeli seperti Iran. Jadi sangsi kepada Iran menjadi lebih besar, harga yang harus dibayar Iran meningkat, dan keuntungan pihak Cina menjadi lebih meningkat lagi.
Cara penyelundupan ini menggunakan teknik teknik yang Iran sudah sering lakukan dalam waktu lama. Para pemasok Barat mengambil gampangnya dengan menaikkan harga untuk menutupi risiko ketahuan dan dihukum. Tetapi risiko tertangkap, dan bertambah tingginya denda dalam kurun dekade terakhir mengakibatkan banyak perusahaan negara Barat meninggalkan bisnis lezat ini kepada pihak Cina, yang mau menolong melindungi para penyelundup, yang juga mau melakukan hal yang sama untuk Cina sewaktu waktu.(Audacious)
Perang terhadap penyelundupan senjata ke Iran meningkat sejak 11 September 2001. Hampir semua negara mau bekerjasama, tetapi tidak semua. Begitu pula dengan perusahaan perusahaan di Amerika. Pemerintah Amerika meminta barang siapa mengimpor atau mengekspor peralatan militer Amerika (dan komponennya) untuk melaporkan usaha usaha yang mencurigakan akan barang militer yang hendak diekspor ke negara negara terlarang.
Akibatnya, pemerintah Amerika menerima lebih dari seribu laporan setiap bulan, dan sekitar 10 persen menjadi penyelidikan formal. Tetapi hanya 2 atau 3 persen dari penyelidikan ini menghasilkan penahanan, dan lebih sedikit lagi yang berakhir dengan hukuman. Kesulitannya adalah terlalu banyaknya importer teknologi militer Amerika asing yang legal, terutama yang menggunakan ‘keduanya” (komersil dan militer). Sebagian besar barang barang ini melewati beberapa tangan broker sebelum berakhir pada pengguna sebenarnya (atau pabrik yang bagian dari suatu sistim organisasi yang besar). Selama proses ini, ada banyak kesempatan dimana komponen komponen dapat dialihkan ke pengguna yang tidak bertanggung jawab, terutama mereka yang ahli dalam pemalsuan dokumen.
Iran dan Korea Utara sangah ahli dalam hal ini. Walaupun para pihak berwajib (biasanya dari negara lain, dan kadang kadang pihak Amerika sendiri) sering menangkap para penyelundup sedang melakukan banyak operasi (melalui ratusan agen dan perusahaan palsu, yang sebagian besar tidak menyadari bahwa pembeli sebenarnya tidak dibenarkan mendapatkan barang barang tersebut) yang mereka pikir penahanan dan penyitaan barang adalah harga yang mesti dibayar dalam melakukan bisnis ini.
Karena sangsi ekonomi bertahun tahun, Iran menjadi tergantung pada Cina dalam menolong mereka menyelundupkan barang barang terlarang. Cina menentang sangsi tetapi menjadi pengamat. Walaupn ada sangsi resmi, dukungan Cina menjadi sumber utama dalam mendapatkan barang barang militer terlarang serta riset nuklir bagi Iran. Ini semua termasuk peralatan perang blok Barat, terutama dari Amerika dimana dengan membaiknya perekonomian Cina, pembelian menjadi hal yang biasa.
Barang barang buatan Amerika biasanya didapatkan melalui perusahaan perusahaan trading Cina, yang menjadi sumber bagi banyak negara. Perusahaan trading ini melanggar perundangan Amerika ketika mengirim barang ke negara yang sedang diembargo. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan dokumen palsu dan suap dalam menutupi transaksi, dan berlangsung tahunan atau selamanya. Para eksportir Cina tidak takut akan hukuman dinegaranya karena pemerintah Cina menolak menghukum perusahan perusahaan tersebut.
Tetapi perusahaan perusahaan penyelundup ini dapat dihukum melalui cara lain. Hal ini dikarenakan pihak berwajib Amerika dapat mencapai negara lain (termasuk Cina) menggunakan keberadaan Amerika didalam sistim perbankan internasional. Tetapi para pedagang Cina menganggap denda dan gangguan ini adalah harga yang mesti dibayar dalam dunia bisnis mereka, dan membebankan biaya tambahan ini kepada para pembeli seperti Iran. Jadi sangsi kepada Iran menjadi lebih besar, harga yang harus dibayar Iran meningkat, dan keuntungan pihak Cina menjadi lebih meningkat lagi.
Cara penyelundupan ini menggunakan teknik teknik yang Iran sudah sering lakukan dalam waktu lama. Para pemasok Barat mengambil gampangnya dengan menaikkan harga untuk menutupi risiko ketahuan dan dihukum. Tetapi risiko tertangkap, dan bertambah tingginya denda dalam kurun dekade terakhir mengakibatkan banyak perusahaan negara Barat meninggalkan bisnis lezat ini kepada pihak Cina, yang mau menolong melindungi para penyelundup, yang juga mau melakukan hal yang sama untuk Cina sewaktu waktu.(Audacious)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.