ATD-X
Bulan lalu, muncul gambar beresolusi rendah dari prototipe pertama Advanced Technology Demonstrator-X (ATD-X), pesawat tempur siluman buatan Jepang yang akan berperan penting dalam pertahanan udara Jepang, menggantikan Mitsubishi F-2 yang tidak lagi muda.
Foto-foto resmi dari ATD-X (nomor seri 51-0001) dirilis pada 12 Juli kemarin oleh Defense Technical Research and Development Institute (TRDI) Kementerian Pertahanan Jepang, yaitu lembaga dari Departemen Pertahanan Jepang yang mengembangkan ATD-X.
Memang, ATD-X hanyalah pesawat awal, dan sesuai dengan namanya "Technology Demonstrator," ATD-X dikembangkan oleh TRDI sebagai demonstrator teknologi untuk mengembangkan pesawat tempur berikutnya (generasi keenam) yang lebih canggih, yaitu F-3. Mitsubishi ATD-X Shinshin ("Shinshin" bukan nama resmi) sendiri kemungkinan akan terbang pada tahun ini.
Dari data-data yang beredar, ATD-X dilengkapi dengan 3D thrust vectoring. Thrust (dorongan) dikontrol dari 3 paddle pada setiap nozel mesin yang mirip dengan sistem yang digunakan pada Rockwell X-31 (pesawat eksperimen AS), sementara mesin axis-symmetric thrust vectoring saat ini masih dikembangkan untuk ATD-X seri produksi. Prototipe ATD-X saat ini berukuran jauh lebih kecil dari ATD-X yang akan diproduksi.
Fitur lainnya adalah sistem kontrol penerbangan fly-by-optics, penggantian kabel dengan serat optik yang membuat transfer data lebih cepat dan lebih kebal terhadap gangguan elektromagnetik.
Untuk radar, yang akan digunakan adalah active electronically scanned array (AESA) yang disebut "Multifunction RF Sensor," yang diklaim memiliki kecerdasan spektrum luas, kemampuan electronic countermeasures (ECM), electronic support measures (ESM), dan sebagai fungsi komunikasi.
Fitur yang lebih jauh adalah yang disebut "Self Repairing Flight Control Capability" yang membuat ATD-X mampu mendeteksi kegagalan atau kerusakan secara otomatis. Sedangkan untuk karakteristik fitur silumannya sendiri masih belum terungkap.
Keputusan pengembangan proyek multi milyar yen ini diambil pada tahun 2007. Disebut-sebut, pengembangan ATD-X dipicu karena Kongres AS yang tidak meluluskan niat Jepang untuk membeli F-22 Raptor.
Bulan lalu, muncul gambar beresolusi rendah dari prototipe pertama Advanced Technology Demonstrator-X (ATD-X), pesawat tempur siluman buatan Jepang yang akan berperan penting dalam pertahanan udara Jepang, menggantikan Mitsubishi F-2 yang tidak lagi muda.
Foto-foto resmi dari ATD-X (nomor seri 51-0001) dirilis pada 12 Juli kemarin oleh Defense Technical Research and Development Institute (TRDI) Kementerian Pertahanan Jepang, yaitu lembaga dari Departemen Pertahanan Jepang yang mengembangkan ATD-X.
Memang, ATD-X hanyalah pesawat awal, dan sesuai dengan namanya "Technology Demonstrator," ATD-X dikembangkan oleh TRDI sebagai demonstrator teknologi untuk mengembangkan pesawat tempur berikutnya (generasi keenam) yang lebih canggih, yaitu F-3. Mitsubishi ATD-X Shinshin ("Shinshin" bukan nama resmi) sendiri kemungkinan akan terbang pada tahun ini.
Dari data-data yang beredar, ATD-X dilengkapi dengan 3D thrust vectoring. Thrust (dorongan) dikontrol dari 3 paddle pada setiap nozel mesin yang mirip dengan sistem yang digunakan pada Rockwell X-31 (pesawat eksperimen AS), sementara mesin axis-symmetric thrust vectoring saat ini masih dikembangkan untuk ATD-X seri produksi. Prototipe ATD-X saat ini berukuran jauh lebih kecil dari ATD-X yang akan diproduksi.
Fitur lainnya adalah sistem kontrol penerbangan fly-by-optics, penggantian kabel dengan serat optik yang membuat transfer data lebih cepat dan lebih kebal terhadap gangguan elektromagnetik.
Untuk radar, yang akan digunakan adalah active electronically scanned array (AESA) yang disebut "Multifunction RF Sensor," yang diklaim memiliki kecerdasan spektrum luas, kemampuan electronic countermeasures (ECM), electronic support measures (ESM), dan sebagai fungsi komunikasi.
Fitur yang lebih jauh adalah yang disebut "Self Repairing Flight Control Capability" yang membuat ATD-X mampu mendeteksi kegagalan atau kerusakan secara otomatis. Sedangkan untuk karakteristik fitur silumannya sendiri masih belum terungkap.
Keputusan pengembangan proyek multi milyar yen ini diambil pada tahun 2007. Disebut-sebut, pengembangan ATD-X dipicu karena Kongres AS yang tidak meluluskan niat Jepang untuk membeli F-22 Raptor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.