Selain menggelar demonstrasi, mereka juga melancarkan seruan boikot terhadap produk asal Israel. Salah satunya adalah kampanye menghentikan pembelian SodaStream yang dibuat di Tepi Barat dan diimpor ke AS.
“Kami berada di sini untuk mengutuk hukuman kolektif Israel atas Palestina, untuk meratapi hilangnya nyawa, dan untuk meminta pertanggungjawaban perusahaan-perusahaan yang memungkinkan kekerasan ini terjadi,” kata Lisa Stampnitzky, seorang aktivis HAM asal Boston.
Selain di Boston, aksi unjuk rasa menolak serangan israel juga dilakukan di New York, Chicago, Los Angeles, Philadelphia, dan San Francisco. Menurut Rabbi Alissa Wise, selain boikot, mereka juga menyerukan pemberlakuan sanksi terhadap Israel.
Ada setidaknya sembilan produk asal Israel yang beredar luas di AS. Menurut situs Mic.com, produk-produk ini mengalirkan keuntungan tak sedikit bagi perusahaan Israel. Boikot diharapkan para penggiatnya sebagai taktik untuk menekan Israel agar mengubah sikapnya.
Di antara produk asal Israel yang diimbau untuk diboikot adalah:
Sodastream
Minuman bersoda ini mendunia setelah Scarlett Johansson menjadi bintang iklan produk ini. Sodastream ini diproduksi di Ma’ale Adumim, salah satu dari banyak pemukiman ilegal Israel yang merupakan wilayah Palestina “Tentara Israel secara paksa mengusir 200 keluarga Palestina dari rumah mereka untuk menyediakan lahan demi pembangunan pabrik mereka,” kata Rafeef Ziadah, juru bicara Komite Nasional Kampanye Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS). Mereka baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mengusir lagi 2.300 warga Palestina untuk membuat jalan bagi pertumbuhan permukiman.
Jaffa Oranges
Jeruk Jaffa yang mendulang keuntungan besar ini dikembangkan di tanah ilegal milik bangsa Pelestina. Banyak buah-buahan dan sayuran yang dikembangkan perusahaan ini di Lembah Yordan di Tepi Barat. Selain melanggar hukum internasional, pertanian komersial di daerah tersebut menghalangi akses petani Palestina atas air. penduduk Palestina kerap harus membeli air dengan harga mahal untuk tanah pertanian mereka.
Ahava
Ahava berarti cinta dalam bahasa Ibrani, tapi cerita di balik produk ini tidak romantis. Pabrik utama perusahaan yang berbasis di Mitzpe Shalem, berada di sebuah wilayah pendudukan. Lokasi ini memberikan Ahava akses istimewa pada mineral dan lumpur Laut Mati, yang merupakan bahan dasar masker wajah, body scrub, dan pelembab, produk andalan mereka. Perusahaan ini mendulang keuntungan US$ 150 juta per tahun dari penjualan produk-produk ini, sementara warga Palestina dilarang memanfaatkan sumber daya Laut Mati.
Golan Heights Wine
Menurut website-nya, anggur ini dikembangkan di kebun-kebun anggur kelas dunia milik Israel. Sayangnya, bagaimanapun, tempat itu berada di dataran tinggi Golan, wilayah yang disita dari Suriah dalam Perang 1967. Sebanyak 140 ribu orang yang semula tinggal di Golan dipaksa mengungsi dan belum diizinkan untuk kembali.
Victoria Secret
Victoria Secret ditargetkan oleh kampanye BDS karena tekstil mereka diambil dari Delta Galil Industries, sebuah perusahaan dengan sebuah gudang di Barkan Industrial Zone, sebuah pemukiman Israel di Tepi Barat. Victoria Secret, bagaimanapun, bukanlah satu-satunya perusahaan yang membeli bahan-bahan dari wilayah pendudukan Israel. Delta Galil juga memasok kain ke Walmart, Calvin Klein, Nike, dan Columbia.
Kurma Medjool
Kurma super-manis ini adalah produk andalan Palestina, secara tradisional dimakan untuk berbuka puasa. Tapi hari ini, lebih dari setengah panen global kurma medjool diproduksi oleh Israel, dari perkebunan yang dibuka di pemukiman di tanah Palestina dan khususnya di Lembah Yordan. Di sana, praktek perburuhan ilegal tercatat pada skala yang signifikan: pada tahun 2008, 7.000 anak-anak Palestina dipekerjakan di perkebunan itu.
Beberapa organisasi nirlaba juga bergabung dalam aksi ini, antara lain American Friends Service, Grassroots International, dan Ads Against Apartheid, sebuah kelompok yang secara periodik berkampanye melalui poster anti-Israel pada sistem transportasi di Boston.
Komunitas Yahudi Boston enggan mengomentari aksi ini. “Kami mencurahkan semua energi kami untuk mendukung Israel yang kini menghadapi situasi sulit,” kata Margolis Elana, asisten direktur Jewish Community Relations Council.
Boston adalah kota pendidikan di Amerika Serikat. Mahasiswa cerdas berbagai negara ada sekitar 10 persen yang ikut kuliah di Harvard University, Boston.
Boston adalah kota aristokrat dan pendidikan. Orang orang di kota ini dapat menjalani pendidikan dengan baik, karena didukung oleh suasana kota.
Di sisi lain, organisasi pro-Israel juga berencana menggelar aksi dukungan bagi Israel. Aviva Malveira, salah satu penggagasnya, menyatakan kekecewaannya dengan ulah sekelompok kaum Yahudi yang menggelar protes anti-serangan Israel. “Sangat disayangkan dan menyedihkan bahwa Jewish Voice for Peace menyelaraskan diri dengan agenda anti-Israel. Mereka menyalahkan semata-mata pada Israel atas apa yang sekarang terjadi di Palestina,” katanya.
Wise mengatakan konflik itu harus dipahami secara utuh, bukan sekadar tentang penculikan dan pembunuhan tiga remaja Israel. “Ini adalah konflik yang kembali terulang selama 47 tahun ini,” katanya.
★ Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.