Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia Denis Manturov bersama dengan delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Jalil, 9 April mengunjungi Kazan Helicopter Plant (KHP), bagian dari otoritas "Rusia Helikopter" Corporation Negara Rostec. Para tamu disambut oleh Presiden Republik Tatarstan Rustam Minnikhanov dan Wakil Direktur Jenderal otoritas "Rusia Helikopter", CEO Vadim Ligay KHP. [Bastion]★
Menko Perekonomian Sofyan Djalil selama tiga hari akan bertandang ke Rusia untuk menghadiri pertemuan high level economic meeting yang berlangsung setiap dua tahun sekali.
Sofyan pun telah berangkat pada Selasa, 7 April 2015 pukul 23.00 WIB. Dia akan berada di Negeri Beruang Merah hingga Jumat (10/4/2015). Pertemuan ini, disampaikan Sofyan, dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral ekonomi Indonesia-Rusia.
Dia mengatakan, Indonesia ingin mengimpor persenjataan buatan Rusia. Di samping itu, Ia juga akan mempromosikan perusahaan Indonesia yang melakukan ekspor. Oleh karena itu, dirinya akan mengajak beberapa pengusaha Indonesia yang sedang mencari dan mengembangkan pasar ekspor di Rusia.
"Selama ini yang paling besar ekspor ke Rusia produk kelapa sawit, tetapi yang lain-lain tentu mereka melakukan pengkajian. Jauh, perusahaan kita belum terbiasa, jadi kita bawa ke sana," kata Sofyan, ditemui di kantornya, Lapangan Banteng, sebelum berangkat ke bandara, Selasa (7/4/2015) malam.
Lebih lanjut, selain mengikutsertakan pengusaha Indonesia, dirinya juga akan mengajak investor Rusia agar berinvestasi di Indonesia. "Mereka kan selama ini bikin smelter alumina di Kalbar, ada yang bikin kereta api di Kalimantan," pungkasnya.Gantikan Dolar, Rusia Usulkan Penggunaan Rubel dan Rupiah dalam Perdagangan Bilateral Sidang Komisi Bersama (SKB) Indonesia dan Rusia di kota Kazan, Republik Tatarstan. [Elizaveta Moskvina]★
Menteri Perdagangan dan Industri Rusia Denis Manturov mengusulkan untuk menggunakan mata uang nasional dalam setiap transaksi perdagangan antara Rusia dan Indonesia. Hal tersebut disampaikan Manturov saat ditemui di Sidang Komisi Bersama (SKB) Indonesia dan Rusia di kota Kazan, Republik Tatarstan (9/4).
Menurut Manturov, hal serupa telah diterapkan Rusia dalam berbagai transaksi perdagangan dengan India dan Tiongkok. Transaksi menggunakan mata uang nasional juga pernah dibahas Rusia dengan Vietnam dan Thailand. Manturov meyakinkan, dengan menggunakan mata uang lokal, kedua mata uang akan saling menguat.
Dalam forum bisnis tersebut, Manturov mengatakan bahwa volume perdagangan antara Rusia dan Indonesia belum mencapai target, yaitu hanya 2,5 miliar dolar AS pada. Namun demikian, target tersebut diproyeksikan meningkatkan hingga lima miliar dolar AS pada 2015.
Rusia dan Indonesia kembali mengadakan forum bisnis untuk yang kesepuluh kalinya. Forum yang dikenal sebagai Sidang Komisi Bersama (SKB) Indonesia dan Rusia mengenai kerjasama di bidang perdagangan, ekonomi dan teknik ini diadakan di kota Kazan, Republik Tatarstan.
Sejak penandatanganan deklarasi mengenai Kerangka Hubungan Persahabatan dan Kemitraan antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia dalam Abad ke-21, hubungan bilateral kedua negara memasuki babak baru dan senantiasa meningkat. Interaksi para pemimpin dan para pejabat tinggi kedua negara sangat intensif.
Menko Perekonomian Sofyan Djalil selama tiga hari akan bertandang ke Rusia untuk menghadiri pertemuan high level economic meeting yang berlangsung setiap dua tahun sekali.
Sofyan pun telah berangkat pada Selasa, 7 April 2015 pukul 23.00 WIB. Dia akan berada di Negeri Beruang Merah hingga Jumat (10/4/2015). Pertemuan ini, disampaikan Sofyan, dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral ekonomi Indonesia-Rusia.
Dia mengatakan, Indonesia ingin mengimpor persenjataan buatan Rusia. Di samping itu, Ia juga akan mempromosikan perusahaan Indonesia yang melakukan ekspor. Oleh karena itu, dirinya akan mengajak beberapa pengusaha Indonesia yang sedang mencari dan mengembangkan pasar ekspor di Rusia.
"Selama ini yang paling besar ekspor ke Rusia produk kelapa sawit, tetapi yang lain-lain tentu mereka melakukan pengkajian. Jauh, perusahaan kita belum terbiasa, jadi kita bawa ke sana," kata Sofyan, ditemui di kantornya, Lapangan Banteng, sebelum berangkat ke bandara, Selasa (7/4/2015) malam.
Lebih lanjut, selain mengikutsertakan pengusaha Indonesia, dirinya juga akan mengajak investor Rusia agar berinvestasi di Indonesia. "Mereka kan selama ini bikin smelter alumina di Kalbar, ada yang bikin kereta api di Kalimantan," pungkasnya.Gantikan Dolar, Rusia Usulkan Penggunaan Rubel dan Rupiah dalam Perdagangan Bilateral Sidang Komisi Bersama (SKB) Indonesia dan Rusia di kota Kazan, Republik Tatarstan. [Elizaveta Moskvina]★
Menteri Perdagangan dan Industri Rusia Denis Manturov mengusulkan untuk menggunakan mata uang nasional dalam setiap transaksi perdagangan antara Rusia dan Indonesia. Hal tersebut disampaikan Manturov saat ditemui di Sidang Komisi Bersama (SKB) Indonesia dan Rusia di kota Kazan, Republik Tatarstan (9/4).
Menurut Manturov, hal serupa telah diterapkan Rusia dalam berbagai transaksi perdagangan dengan India dan Tiongkok. Transaksi menggunakan mata uang nasional juga pernah dibahas Rusia dengan Vietnam dan Thailand. Manturov meyakinkan, dengan menggunakan mata uang lokal, kedua mata uang akan saling menguat.
Dalam forum bisnis tersebut, Manturov mengatakan bahwa volume perdagangan antara Rusia dan Indonesia belum mencapai target, yaitu hanya 2,5 miliar dolar AS pada. Namun demikian, target tersebut diproyeksikan meningkatkan hingga lima miliar dolar AS pada 2015.
Rusia dan Indonesia kembali mengadakan forum bisnis untuk yang kesepuluh kalinya. Forum yang dikenal sebagai Sidang Komisi Bersama (SKB) Indonesia dan Rusia mengenai kerjasama di bidang perdagangan, ekonomi dan teknik ini diadakan di kota Kazan, Republik Tatarstan.
Sejak penandatanganan deklarasi mengenai Kerangka Hubungan Persahabatan dan Kemitraan antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia dalam Abad ke-21, hubungan bilateral kedua negara memasuki babak baru dan senantiasa meningkat. Interaksi para pemimpin dan para pejabat tinggi kedua negara sangat intensif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.