Presiden Obama tuding China gunakan 'otot' untuk menggertak negara-negara lain. (Reuters) ♔
Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, mengatakan, bahwa Washington prihatin dengan China yang menggunakan “otot” untuk menggertak negara-negara lain di sekitar Lauat China Selatan.
Komentar Obama muncul beberapa jam setelah Beijing menyampaikan pernyataan pembelaan terkait penciptaan pulau buatan di Selat Malaka yang diperebutkan sejumlah negara.
Reklamasi China yang secara pesat di kepulauan Spratly, Laut China Selatan telah memicu kecemasan negara-negara lain, terutama Filipina dan Vietnam yang sama-sama mengklaim kepulauan itu.
Pulau buatan yang dibangun China di kawasan sengketa itu, dikhawatirkan sejumlah negara di ASEAN akan digunakan untuk pangkalan militer. Obama mengecam China yang ia anggap mengabaikan hukum internsional.
”Bagaimana kita bisa peduli dengan China, di mana negara itu selalu tidak mematuhi norma-norma dan aturan internasional dan menggunakan ‘ukuran’ dan ‘otot’ yang semata-mata untuk memaksa negara-negara berada di dalam posisi bawah,” sindir Obama saat kunjungan ke Jamaika menjelang KTT Karibia di Panama, seperti dilansir Reuters, Jumat (10/4/2015).
“Kami pikir ini bisa diselesaikan secara diplomatis, tapi hanya karena Filipina atau Vietnam bukan negara besar seperti China, bukan berarti bahwa mereka hanya bisa menyikut dari samping,” lanjut Obama.
Kepulauan di Laut China Selatan yang kaya sumber energi telah diperebutkan China, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan. China mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan adalah miliknya, namun ditentang sejumlah negara tersebut.(mas)
Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, mengatakan, bahwa Washington prihatin dengan China yang menggunakan “otot” untuk menggertak negara-negara lain di sekitar Lauat China Selatan.
Komentar Obama muncul beberapa jam setelah Beijing menyampaikan pernyataan pembelaan terkait penciptaan pulau buatan di Selat Malaka yang diperebutkan sejumlah negara.
Reklamasi China yang secara pesat di kepulauan Spratly, Laut China Selatan telah memicu kecemasan negara-negara lain, terutama Filipina dan Vietnam yang sama-sama mengklaim kepulauan itu.
Pulau buatan yang dibangun China di kawasan sengketa itu, dikhawatirkan sejumlah negara di ASEAN akan digunakan untuk pangkalan militer. Obama mengecam China yang ia anggap mengabaikan hukum internsional.
”Bagaimana kita bisa peduli dengan China, di mana negara itu selalu tidak mematuhi norma-norma dan aturan internasional dan menggunakan ‘ukuran’ dan ‘otot’ yang semata-mata untuk memaksa negara-negara berada di dalam posisi bawah,” sindir Obama saat kunjungan ke Jamaika menjelang KTT Karibia di Panama, seperti dilansir Reuters, Jumat (10/4/2015).
“Kami pikir ini bisa diselesaikan secara diplomatis, tapi hanya karena Filipina atau Vietnam bukan negara besar seperti China, bukan berarti bahwa mereka hanya bisa menyikut dari samping,” lanjut Obama.
Kepulauan di Laut China Selatan yang kaya sumber energi telah diperebutkan China, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan. China mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan adalah miliknya, namun ditentang sejumlah negara tersebut.(mas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.