Rancangan Dislitbang TNI AU bersama Pindad & PT DahanaPesawat Sukhoi TNI AU melaksanakan bombing carpet [TNI AU] ☆
Berbicara Alutsista satu ini, Indonesia semenjak beberapa tahun lalu sudah menciptakan beberapa macam bom untuk pesawat tempur.
Berbagai macam bom telah dihasilkan PT Pindad bersama PT Dahana sebagai penyuplai bahan peledak dan juga Dislitbang TNI AU. Melihat bermacam pespur TNI AU dari negara barat dan Timur, maka TNI AU harus siap menyediakan berbagai macam bom.
Dengan berusaha mandiri, Dislitbangau merancang berbagai macam bom keperluan TNI AU. Sebagai contoh pesawat Sukhoi menggunakan bom yang berbentuk menyerupai seperti tabung gas, berbeda dengan pesawat dari negara barat.
Dalam MEF pertama, ada sebuah perusahaan PT Sari Bahari turut juga merancang bom khusus pesawat dari Rusia tersebut, dan telah diproduksi untuk kebutuhan pesawat Sukhoi TNI AU.Bom P100 & BT 250Bom Tajam BTN 250 buatan Pindad (Pindad) ☆
Semenjak tahun 2011 pesawat tempur Sukhoi kini semakin komplet setelah dilengkapi bom tajam nasional BTN-250 dan bom latih asap BLA-50 produksi PT Pindad.
Mengutip media seputar indonesia, bom yang dalam katalog PT Pindad disebut dengan BT-250 ini, di dalamnya terdapat tritonal 90 kilogram dengan daya ledak dan hancur yang besar.Pesawat Sukhoi mencoba bom P100 buatan lokal [TNI AU] ☆
Bom juga dilengkapi fuze pada ekor dan hidung bom, serta arming distance yang dapat diatur sesuai ketinggian pengeboman.
Hal ini memungkinkan bom untuk dapat berfungsi pada segala jenis medan operasi dan penggunaannya, termasuk mengenai prosedur dan parameter pengeboman Sukhoi. Misalnya kapasitas maksimal pesawat untuk single release dan fight data recording.Bom BEP anti personalBom BEP (Blast Effect Bom) Anti Personel produksi lokal hasil rancangan Dislitbang TNI AU [TNI AU] ☆
Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Udara (Dislitbangau) membuat bom anti personel, guna mengurangi ketergantungan terhadap produk-produk luar negeri dan sebagai wujud kemandirian terhadap industri pertahanan di tanah air.
Sementara, Tim Dislitbangau memaparkan hasil penelitian dan pembuatan Blast Effect Bom Anti Personel yang merupakan bom yang dirancang khusus untuk menghasilkan serpihan yang disesuaikan dengan sasaran menggunakan pesawat F-16/Fighting Falcon di ASR Pandanwangi, Lumajang Jawa Timur.Bom MK Family lokalBom Mk Family produksi lokal [TNI AU/def.pk] ☆
Bom seberat 250 kilogram karya Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AU berhasil diujicoba tahun 2013 di air weapon ring (AWR) Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur.
Pengeboman dari pesawat F16/Fighting Falcon itu bagian dari uji coba bom blast effect antipersonel. Karakter bom jenis ini saat menyentuh sasaran akan meledak dan pecahan cangkangnya menyebar mengenai sasaran.
Kadislitbangau, Marsma TNI Edy Yuwono, mengatakan ke media, bahwa uji coba merupakan upaya mengurangi ketergantungan terhadap alat utama sistem persenjataan luar negeri. “Dengan ketersediaan alutsista produksi dalam negeri yang memadai maka kemampuan operasional TNI Angkatan Udara dapat terlaksana dengan baik,” jelas Edy Yowono dalam keterangan pers.Ujicoba bom 250 produksi lokal pada pesawat F16 [TNI AU] ☆
Di sisi lain, pengembangan bom pesawat di Indonesia dilakukan PT Pindad dan PT Sari Bahari.
“Bila setelah membentur sasaran langsung meledak, dan serpihan tidak terarah itu tak tepat,” jelas humas PT Pindad kepada media Bisnis.
Dia menilai bom antipersonel yang baik bila telah menabrak sasaran, masuk beberapa meter dan baru meledak. Efek serpihannya dalam kondisi itu diharapkan bisa melumpuhkan personel, mengenai leher atau badan.
Bambang mengatakan satu bom latih biasanya diproduksi dengan biaya Rp 20 juta sampai Rp 50 juta. Meski demikian semakin banyak bom dibuat maka harganya bisa semakin ditekan.
Berikut dibawah penampakan bom lainnya produksi PT Pindad :
Berbicara Alutsista satu ini, Indonesia semenjak beberapa tahun lalu sudah menciptakan beberapa macam bom untuk pesawat tempur.
Berbagai macam bom telah dihasilkan PT Pindad bersama PT Dahana sebagai penyuplai bahan peledak dan juga Dislitbang TNI AU. Melihat bermacam pespur TNI AU dari negara barat dan Timur, maka TNI AU harus siap menyediakan berbagai macam bom.
Dengan berusaha mandiri, Dislitbangau merancang berbagai macam bom keperluan TNI AU. Sebagai contoh pesawat Sukhoi menggunakan bom yang berbentuk menyerupai seperti tabung gas, berbeda dengan pesawat dari negara barat.
Dalam MEF pertama, ada sebuah perusahaan PT Sari Bahari turut juga merancang bom khusus pesawat dari Rusia tersebut, dan telah diproduksi untuk kebutuhan pesawat Sukhoi TNI AU.Bom P100 & BT 250Bom Tajam BTN 250 buatan Pindad (Pindad) ☆
Semenjak tahun 2011 pesawat tempur Sukhoi kini semakin komplet setelah dilengkapi bom tajam nasional BTN-250 dan bom latih asap BLA-50 produksi PT Pindad.
Mengutip media seputar indonesia, bom yang dalam katalog PT Pindad disebut dengan BT-250 ini, di dalamnya terdapat tritonal 90 kilogram dengan daya ledak dan hancur yang besar.Pesawat Sukhoi mencoba bom P100 buatan lokal [TNI AU] ☆
Bom juga dilengkapi fuze pada ekor dan hidung bom, serta arming distance yang dapat diatur sesuai ketinggian pengeboman.
Hal ini memungkinkan bom untuk dapat berfungsi pada segala jenis medan operasi dan penggunaannya, termasuk mengenai prosedur dan parameter pengeboman Sukhoi. Misalnya kapasitas maksimal pesawat untuk single release dan fight data recording.Bom BEP anti personalBom BEP (Blast Effect Bom) Anti Personel produksi lokal hasil rancangan Dislitbang TNI AU [TNI AU] ☆
Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Udara (Dislitbangau) membuat bom anti personel, guna mengurangi ketergantungan terhadap produk-produk luar negeri dan sebagai wujud kemandirian terhadap industri pertahanan di tanah air.
Sementara, Tim Dislitbangau memaparkan hasil penelitian dan pembuatan Blast Effect Bom Anti Personel yang merupakan bom yang dirancang khusus untuk menghasilkan serpihan yang disesuaikan dengan sasaran menggunakan pesawat F-16/Fighting Falcon di ASR Pandanwangi, Lumajang Jawa Timur.Bom MK Family lokalBom Mk Family produksi lokal [TNI AU/def.pk] ☆
Bom seberat 250 kilogram karya Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AU berhasil diujicoba tahun 2013 di air weapon ring (AWR) Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur.
Pengeboman dari pesawat F16/Fighting Falcon itu bagian dari uji coba bom blast effect antipersonel. Karakter bom jenis ini saat menyentuh sasaran akan meledak dan pecahan cangkangnya menyebar mengenai sasaran.
Kadislitbangau, Marsma TNI Edy Yuwono, mengatakan ke media, bahwa uji coba merupakan upaya mengurangi ketergantungan terhadap alat utama sistem persenjataan luar negeri. “Dengan ketersediaan alutsista produksi dalam negeri yang memadai maka kemampuan operasional TNI Angkatan Udara dapat terlaksana dengan baik,” jelas Edy Yowono dalam keterangan pers.Ujicoba bom 250 produksi lokal pada pesawat F16 [TNI AU] ☆
Di sisi lain, pengembangan bom pesawat di Indonesia dilakukan PT Pindad dan PT Sari Bahari.
“Bila setelah membentur sasaran langsung meledak, dan serpihan tidak terarah itu tak tepat,” jelas humas PT Pindad kepada media Bisnis.
Dia menilai bom antipersonel yang baik bila telah menabrak sasaran, masuk beberapa meter dan baru meledak. Efek serpihannya dalam kondisi itu diharapkan bisa melumpuhkan personel, mengenai leher atau badan.
Bambang mengatakan satu bom latih biasanya diproduksi dengan biaya Rp 20 juta sampai Rp 50 juta. Meski demikian semakin banyak bom dibuat maka harganya bisa semakin ditekan.
Berikut dibawah penampakan bom lainnya produksi PT Pindad :
Bom produksi PT Pindad diujicoba pada pesawat Super Tucano. Berbagai alutsista diproduksi untuk kebutuhan TNI AU. [Dispen TNI AU/def.pk]
Uji dinamis Bom BT500 produksi lokal. Bom ini dikenal sekelas dengan bom Mk 82 produksi barat. [TNI AU]
Bom pintar atau biasa disebut smart bomb atau JDAM (Joint Direct Attack Munition). Rencananya bom produksi PT Pindad ini akan diujicoba secepatnya. [TNI AU/def.pk]
☆ Garuda Militer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.