Menteri Luar Negeri Palestina Riad al Malki (Al-Monitor.com) ☆
Israel terus-menerus membangun permukiman hingga melewati daerah perbatasan dengan Palestina. Terakhir, 600 ribu permukim dikirim Israel ke perbatasan.
Sekretariat Jenderal PBB, Ban Ki Moon dalam pesan yang dibacakan Resident Coordinator PBB untuk Indonesia, Douglas Broderick mengaku lelah dengan semua perjanjian perdamaian yang dibuat antara Palestina dan Israel.
"Kedua negara terus-menerus bertikai kesalahpahaman selama lebih dari lima dekade, mereka hidup dengan saling membenci dan curiga. Jujur, kami lelah dengan semua perjanjian yang (ujung-ujungnya) selalu dilanggar Israel," ujar Broderick, pada pembukaan ‘International Conference on The Question of Jerusalem’ di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (14/12/2015).
Bagi Palestina, Yerusalem adalah jantung kehidupan bangsa dan negaranya. Sesuai perjanjian Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 67/19 pada 29 November 2012, Yerusalem terbagi menjadi dua. Sebelah timur ditentukan sebagai Ibu Kota Palestina. Sementara sisi satunya lagi milik Israel.
Namun, selama lebih dari lima dekade upaya rekonsiliasi, Israel terus melanggar kesepakatan dan mengokupasi teritori Palestina.
"Palestina secara berkelanjutan menjadi subjek agresi, secara massal diungsikan keluar dari tanahnya sendiri (di area C dan Yerusalem) ke kota-kota yang dirancang Israel. Rumah-rumah kami dihancurkan dan diokupasi, serta serangkaian provokasi perang dari Israel," tutur Menteri Luar Negeri Palestina, Riad al Malki dalam kesempatan yang sama.
Menurut Riad, tidak ada satu orang pun yang bisa memahami perasaan warga Palestina yang terasingkan dari negaranya sendiri.
Tindakan Israel juga dikecam oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno LP Marsudi.
"Israel telah melakukan kejahatan kemanusiaan dan melanggar hukum internasional. Perluasan permukiman dan teror yang dilancarkan Israel ke Palestina ini tidak boleh berlanjut dan harus segera dihentikan," tukasnya.
AU Israel Hantam Wilayah Gaza lustrasi Helikopter Apache milik Israel (Haaretz.com) ☆
Ledakan besar terdengar di wilayah Gaza, Palestina setelah Angkatan Udara (AU) Israel melancarkan serangan udara ke beberapa target di sana, serangan ini dilancarkan beberapa jam setelah serangan roket menghantam wilayah Israel.
Dilaporkan bahwa serangan udara itu dilancarkan oleh helikopter Apache milik Israel. Helikopter tempur ini menembakkan dua misil ke arah wilayah barat laut Gaza, yang dikabarkan menargetkan markas Brigadir al Qassam, yang menjadi bagian dari Organisasi Hamas di Palestina.
Terlihat mobil-mobil ambulans langsung menuju lokasi yang terkena serangan misil tersebut. Namun hingga kini, belum jelas mengenai jatuhnya korban akibat serangan dari pihak Israel itu.
Namun sebagaimana dilansir dari Albya News, Senin (14/12/2015), dikabarkan salah satu misil itu menghantam sebuah kantor polisi yang berada di barat laut Gaza, sedangkan misil kedua menghantam tempat latihan dari Brigadir al Qassam di selatan.
Pada awalnya dilaporkan sebuah roket dari arah Gaza menghantam wilayah Shar’ar HaNegev di Israel. Satuan Pertahanan Israel mengakui adanya serangan tersebut. Namun, mereka mengatakan bahwa roket tersebut tidak menyebabkan kerusakan, akibat menghantam area tidak berpenghuni.
Indonesia Buka Konsulat Kehormatan di Palestina Tahun Depan Menlu Indonesia pada acara 'Pertemuan Internasional Mempertanyakan Yerusalem' mengatakan akan mendukung Palestina untuk cari solusi Yerusalem (Silviana Dharma) ☆
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno LP Marsudi memastikan kerja sama antara Palestina dan Indonesia akan semakin dipererat dengan pembukaan konsulat kehormatan di Ramallah, Palestina tahun depan.
"Kami sudah mencapai tahap akhir membicarakan soal proses administrasi pembukaan konsul kehormatan Indonesia di Ramallah. Mudah-mudahan kalau tidak ada halangan berarti, tahun depan sudah bisa dibuka," ungkap Retno usai pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Palestina, Riad Al-Malaki di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Senin (14/12/2015).
Kerja sama ini menurut Retno merupakan salah satu representasi eksistensi Indonesia di negeri Timur Tengah tersebut.
"Nantinya, kerja sama ini tidak hanya mempererat hubungan antarpemerintah, melainkan juga memperkuat hubungan antarmasyarakatnya," ujar Retno.
Menlu Palestina diketahui tengah berkunjung ke Indonesia dalam rangka menghadiri "Konferensi Internasional mempertanyakan Yerusalem" yang diselenggarakan Indonesia di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat mulai hari ini sampai besok, 15 Desember 2015.
Acara yang dimandatkan Komite PBB untuk Palestina kepada Indonesia dan bekerja sama dengan IOC ini digelar untuk membahas konflik Israel dan Palestina di Yerusalem.
Ada empat isu utama yang dibahas, dengan Yerusalem sebagai isu intinya, yakni masalah perbatasan, pengungsi asal Palestina, permukiman Israel yang jumlahnya semakin memperkecil luas wilayah Palestina dan soal keamanan politik di Suriah dan Yaman serta dari ancaman terorisme. (hmr)
Yerusalem Harus Dibuka untuk Semua Orang Pemandangan Kota Suci Yerusalem. (National Geographic) ☆
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al Maliki mendesak kota suci Yerusalem untuk dibuka bagi semua umat.
“Oleh karena itu, kami katakan Yerusalem harus menjadi kota yang terbuka, menjadi ibu kota bagi dua negara. Yerusalem Timur menjadi ibu kota Palestina dan Yerusalem Barat sebagi ibu kota Israel,” terang Riyad saat konferensi pers di sela acara Konferensi Internasional Mempertanyakan Yerusalem di Hotel Borobudur, Senin (14/12/2015).
Menurut Riyad, membagi dua Kota Yerusalem merupakan salah satu solusi terbaik bagi kedua negara. Sebab baginya Yerusalem sudah ibarat jantung jika Palestina adalah tubuhnya.
“Yerusalem dibuka (dengan syarat) memberikan kebebasan akses mobilitas dan akses-akses lainnya bagi seluruh warga,” ucapnya.
Riyad menambahkan, sebenarnya Palestina sudah telanjur kecewa dengan Israel. Semua perjanjian, dipatuhi hanya oleh satu pihak. Sementara Israel terus menindas dan menyudutkan Palestina.
“Mereka bahkan melimpahkan kesalahan kepada kami. Padahal yang rumah-rumah yang mereka (robohkan dengan) buldoser ada di tanah kami,” tegas Riyad.
Sejak 1967, seluruh dunia telah menyaksikan pembebanan status quo Israel atas Palestina telah mengubah situasi dan mengikis kehidupan warga Palestina di Yerusalem.
“Israel pikir bisa kalahkan kami jika Yerusalem diambil. Tapi kami tekankan sekali lagi, Palestina di sini bukan ingin menggantikan Israel (sebagai negara). Kami hanya butuh pengakuan sebagai tetangga, sebagai negara yang merdeka dan bahwa kami ada (untuk hidup berdampingan),” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Menlu berusia 60 tahun tersebut juga mengucapkan terima kasih atas dukungan Indonesia dan 24 negara anggota CEIRPP.
“Berkat perjuangan rakyat dan dukungan dari negara-negara sahabatlah kami (Palestina) terhindar dari kepunahan,” tutupnya.
Menlu Palestina Sebut PM Israel Bodoh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (5pillarsuk) ☆
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al Maliki menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bodoh dan memiliki masalah mental.
“Dia sendiri yang membuka konfrontasi antara umat Muslim dan Yahudi di Yerusalem. Itu merupakan ide Netanyahu, yang bisa saya katakan sebagai kebodohan Netanyahu,” geram Riyad saat dijumpai dalam konferensi internasional bagi penyelesaian konflik Yerusalem antara Israel dan Palestina yang diselenggarakan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (14/12/2015).
Pernyataan Riyad di atas merujuk kepada pengalihan isu yang akhir-akhir ini dilakukan oleh Netanyahu. Konflik politik di Yerusalem diperkeruh Netanyahu dengan mengangkat isu agama. Seperti tertulis dalam Alkitab Yahudi dan Kristiani, Yerusalem sejak mulanya adalah ibu kota Israel.
Menurut Israel, jika Yerusalem harus dibagi, otomatis Palestina adalah pihak yang ingin merebut kedaulatan Israel, bukan sebaliknya. Pengaburan isu inilah yang ingin diubah Riyad dan masih terus diperjuangkan bangsanya.
“Kami sangat menghargai apa yang tertulis di dalam alkitab. Oleh karena itu kami meminta Yerusalem dibuka seluas-luasnya,” kata Riyad. (ful)
Israel terus-menerus membangun permukiman hingga melewati daerah perbatasan dengan Palestina. Terakhir, 600 ribu permukim dikirim Israel ke perbatasan.
Sekretariat Jenderal PBB, Ban Ki Moon dalam pesan yang dibacakan Resident Coordinator PBB untuk Indonesia, Douglas Broderick mengaku lelah dengan semua perjanjian perdamaian yang dibuat antara Palestina dan Israel.
"Kedua negara terus-menerus bertikai kesalahpahaman selama lebih dari lima dekade, mereka hidup dengan saling membenci dan curiga. Jujur, kami lelah dengan semua perjanjian yang (ujung-ujungnya) selalu dilanggar Israel," ujar Broderick, pada pembukaan ‘International Conference on The Question of Jerusalem’ di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (14/12/2015).
Bagi Palestina, Yerusalem adalah jantung kehidupan bangsa dan negaranya. Sesuai perjanjian Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 67/19 pada 29 November 2012, Yerusalem terbagi menjadi dua. Sebelah timur ditentukan sebagai Ibu Kota Palestina. Sementara sisi satunya lagi milik Israel.
Namun, selama lebih dari lima dekade upaya rekonsiliasi, Israel terus melanggar kesepakatan dan mengokupasi teritori Palestina.
"Palestina secara berkelanjutan menjadi subjek agresi, secara massal diungsikan keluar dari tanahnya sendiri (di area C dan Yerusalem) ke kota-kota yang dirancang Israel. Rumah-rumah kami dihancurkan dan diokupasi, serta serangkaian provokasi perang dari Israel," tutur Menteri Luar Negeri Palestina, Riad al Malki dalam kesempatan yang sama.
Menurut Riad, tidak ada satu orang pun yang bisa memahami perasaan warga Palestina yang terasingkan dari negaranya sendiri.
Tindakan Israel juga dikecam oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno LP Marsudi.
"Israel telah melakukan kejahatan kemanusiaan dan melanggar hukum internasional. Perluasan permukiman dan teror yang dilancarkan Israel ke Palestina ini tidak boleh berlanjut dan harus segera dihentikan," tukasnya.
AU Israel Hantam Wilayah Gaza lustrasi Helikopter Apache milik Israel (Haaretz.com) ☆
Ledakan besar terdengar di wilayah Gaza, Palestina setelah Angkatan Udara (AU) Israel melancarkan serangan udara ke beberapa target di sana, serangan ini dilancarkan beberapa jam setelah serangan roket menghantam wilayah Israel.
Dilaporkan bahwa serangan udara itu dilancarkan oleh helikopter Apache milik Israel. Helikopter tempur ini menembakkan dua misil ke arah wilayah barat laut Gaza, yang dikabarkan menargetkan markas Brigadir al Qassam, yang menjadi bagian dari Organisasi Hamas di Palestina.
Terlihat mobil-mobil ambulans langsung menuju lokasi yang terkena serangan misil tersebut. Namun hingga kini, belum jelas mengenai jatuhnya korban akibat serangan dari pihak Israel itu.
Namun sebagaimana dilansir dari Albya News, Senin (14/12/2015), dikabarkan salah satu misil itu menghantam sebuah kantor polisi yang berada di barat laut Gaza, sedangkan misil kedua menghantam tempat latihan dari Brigadir al Qassam di selatan.
Pada awalnya dilaporkan sebuah roket dari arah Gaza menghantam wilayah Shar’ar HaNegev di Israel. Satuan Pertahanan Israel mengakui adanya serangan tersebut. Namun, mereka mengatakan bahwa roket tersebut tidak menyebabkan kerusakan, akibat menghantam area tidak berpenghuni.
Indonesia Buka Konsulat Kehormatan di Palestina Tahun Depan Menlu Indonesia pada acara 'Pertemuan Internasional Mempertanyakan Yerusalem' mengatakan akan mendukung Palestina untuk cari solusi Yerusalem (Silviana Dharma) ☆
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno LP Marsudi memastikan kerja sama antara Palestina dan Indonesia akan semakin dipererat dengan pembukaan konsulat kehormatan di Ramallah, Palestina tahun depan.
"Kami sudah mencapai tahap akhir membicarakan soal proses administrasi pembukaan konsul kehormatan Indonesia di Ramallah. Mudah-mudahan kalau tidak ada halangan berarti, tahun depan sudah bisa dibuka," ungkap Retno usai pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Palestina, Riad Al-Malaki di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Senin (14/12/2015).
Kerja sama ini menurut Retno merupakan salah satu representasi eksistensi Indonesia di negeri Timur Tengah tersebut.
"Nantinya, kerja sama ini tidak hanya mempererat hubungan antarpemerintah, melainkan juga memperkuat hubungan antarmasyarakatnya," ujar Retno.
Menlu Palestina diketahui tengah berkunjung ke Indonesia dalam rangka menghadiri "Konferensi Internasional mempertanyakan Yerusalem" yang diselenggarakan Indonesia di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat mulai hari ini sampai besok, 15 Desember 2015.
Acara yang dimandatkan Komite PBB untuk Palestina kepada Indonesia dan bekerja sama dengan IOC ini digelar untuk membahas konflik Israel dan Palestina di Yerusalem.
Ada empat isu utama yang dibahas, dengan Yerusalem sebagai isu intinya, yakni masalah perbatasan, pengungsi asal Palestina, permukiman Israel yang jumlahnya semakin memperkecil luas wilayah Palestina dan soal keamanan politik di Suriah dan Yaman serta dari ancaman terorisme. (hmr)
Yerusalem Harus Dibuka untuk Semua Orang Pemandangan Kota Suci Yerusalem. (National Geographic) ☆
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al Maliki mendesak kota suci Yerusalem untuk dibuka bagi semua umat.
“Oleh karena itu, kami katakan Yerusalem harus menjadi kota yang terbuka, menjadi ibu kota bagi dua negara. Yerusalem Timur menjadi ibu kota Palestina dan Yerusalem Barat sebagi ibu kota Israel,” terang Riyad saat konferensi pers di sela acara Konferensi Internasional Mempertanyakan Yerusalem di Hotel Borobudur, Senin (14/12/2015).
Menurut Riyad, membagi dua Kota Yerusalem merupakan salah satu solusi terbaik bagi kedua negara. Sebab baginya Yerusalem sudah ibarat jantung jika Palestina adalah tubuhnya.
“Yerusalem dibuka (dengan syarat) memberikan kebebasan akses mobilitas dan akses-akses lainnya bagi seluruh warga,” ucapnya.
Riyad menambahkan, sebenarnya Palestina sudah telanjur kecewa dengan Israel. Semua perjanjian, dipatuhi hanya oleh satu pihak. Sementara Israel terus menindas dan menyudutkan Palestina.
“Mereka bahkan melimpahkan kesalahan kepada kami. Padahal yang rumah-rumah yang mereka (robohkan dengan) buldoser ada di tanah kami,” tegas Riyad.
Sejak 1967, seluruh dunia telah menyaksikan pembebanan status quo Israel atas Palestina telah mengubah situasi dan mengikis kehidupan warga Palestina di Yerusalem.
“Israel pikir bisa kalahkan kami jika Yerusalem diambil. Tapi kami tekankan sekali lagi, Palestina di sini bukan ingin menggantikan Israel (sebagai negara). Kami hanya butuh pengakuan sebagai tetangga, sebagai negara yang merdeka dan bahwa kami ada (untuk hidup berdampingan),” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Menlu berusia 60 tahun tersebut juga mengucapkan terima kasih atas dukungan Indonesia dan 24 negara anggota CEIRPP.
“Berkat perjuangan rakyat dan dukungan dari negara-negara sahabatlah kami (Palestina) terhindar dari kepunahan,” tutupnya.
Menlu Palestina Sebut PM Israel Bodoh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (5pillarsuk) ☆
Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al Maliki menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bodoh dan memiliki masalah mental.
“Dia sendiri yang membuka konfrontasi antara umat Muslim dan Yahudi di Yerusalem. Itu merupakan ide Netanyahu, yang bisa saya katakan sebagai kebodohan Netanyahu,” geram Riyad saat dijumpai dalam konferensi internasional bagi penyelesaian konflik Yerusalem antara Israel dan Palestina yang diselenggarakan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (14/12/2015).
Pernyataan Riyad di atas merujuk kepada pengalihan isu yang akhir-akhir ini dilakukan oleh Netanyahu. Konflik politik di Yerusalem diperkeruh Netanyahu dengan mengangkat isu agama. Seperti tertulis dalam Alkitab Yahudi dan Kristiani, Yerusalem sejak mulanya adalah ibu kota Israel.
Menurut Israel, jika Yerusalem harus dibagi, otomatis Palestina adalah pihak yang ingin merebut kedaulatan Israel, bukan sebaliknya. Pengaburan isu inilah yang ingin diubah Riyad dan masih terus diperjuangkan bangsanya.
“Kami sangat menghargai apa yang tertulis di dalam alkitab. Oleh karena itu kami meminta Yerusalem dibuka seluas-luasnya,” kata Riyad. (ful)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.