Caihong Drone China ☆
Militer Irak merilis sebuah video yang menampilkan serangan pertama dari pesawat tak berawak CH-4B yang baru saja dibeli dari Cina. Drone Caihong (Rainbow) 4B terbang dari pangkalan Al-Kut di tenggara Baghdad dan menembakkan rudal antitank (bimbingan laser) AR-1 pada sasaran ISIS, ungkap Kementerian Pertahanan Irak. Misi tempur drone Irak yang pertama kalinya ini mendapat perhatian penuh Menteri Pertahanan Khaled al-Obeidi.
Irak membeli sejumlah drone tempur dari Cina di awal tahun 2015, dengan foto-foto pesawat robot China ini sudah terlihat setidaknya sejak Maret 2015. CH-4B adalah drone berkemampuan ganda, sebagai pengintai dan tempur dengan jangkauan hingga 5.000 km, kata pihak produsen China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC).
CH-4B yang mirip dengan drone MQ-9 Reaper AS dapat membawa muatan hingga 350 kg pada enam cantelan dibawah sayap. Senjata yang digotong diantaranya, rudal udara ke permukaan (bimbingan laser) Lan Jian 7 (Blue Arrow 7), bom TG100 dan rudal AR-1, yang diklaim setara dengan rudal Hellfire AS. China sudah menjadi produsen UAV terbesar dunia, bersaing dengan dedengkot produsen UAV dari Amerika Serikat dan Israel. Pada bulan September China memamerkan drone tempur terbesarnya, Caihong 5.
Awal tahun ini Nigeria menerima sejumlah drone tempur Caihong-3 dari Beijing, yang tampaknya telah digunakan dalam kampanye melawan militan Boko Haram. China juga mungkin telah berbagi teknologi drone dengan Pakistan, yang disinyalir berhasil menghasilkan drone Burraq yang diresmikan pada November 2013 (karena mirip dengan drone China), ungkap para ahli pertahanan.
Irak, yang selama bertahun-tahun menjadikan AS sebagai pemasok senjata utama, saat ini memperluas kontrak pertahanan dengan negara lain dan ingin menurunkan ketergantungan dari produsen persenjataan Amerika. [RT.Com]
Militer Irak merilis sebuah video yang menampilkan serangan pertama dari pesawat tak berawak CH-4B yang baru saja dibeli dari Cina. Drone Caihong (Rainbow) 4B terbang dari pangkalan Al-Kut di tenggara Baghdad dan menembakkan rudal antitank (bimbingan laser) AR-1 pada sasaran ISIS, ungkap Kementerian Pertahanan Irak. Misi tempur drone Irak yang pertama kalinya ini mendapat perhatian penuh Menteri Pertahanan Khaled al-Obeidi.
Irak membeli sejumlah drone tempur dari Cina di awal tahun 2015, dengan foto-foto pesawat robot China ini sudah terlihat setidaknya sejak Maret 2015. CH-4B adalah drone berkemampuan ganda, sebagai pengintai dan tempur dengan jangkauan hingga 5.000 km, kata pihak produsen China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC).
CH-4B yang mirip dengan drone MQ-9 Reaper AS dapat membawa muatan hingga 350 kg pada enam cantelan dibawah sayap. Senjata yang digotong diantaranya, rudal udara ke permukaan (bimbingan laser) Lan Jian 7 (Blue Arrow 7), bom TG100 dan rudal AR-1, yang diklaim setara dengan rudal Hellfire AS. China sudah menjadi produsen UAV terbesar dunia, bersaing dengan dedengkot produsen UAV dari Amerika Serikat dan Israel. Pada bulan September China memamerkan drone tempur terbesarnya, Caihong 5.
Awal tahun ini Nigeria menerima sejumlah drone tempur Caihong-3 dari Beijing, yang tampaknya telah digunakan dalam kampanye melawan militan Boko Haram. China juga mungkin telah berbagi teknologi drone dengan Pakistan, yang disinyalir berhasil menghasilkan drone Burraq yang diresmikan pada November 2013 (karena mirip dengan drone China), ungkap para ahli pertahanan.
Irak, yang selama bertahun-tahun menjadikan AS sebagai pemasok senjata utama, saat ini memperluas kontrak pertahanan dengan negara lain dan ingin menurunkan ketergantungan dari produsen persenjataan Amerika. [RT.Com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.