Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan United State Pacific Command (USPACOM) melaksanakan gelar Latihan Bersama “Gema Bhakti 2017”. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Asisten Operasi (Waasops) Panglima TNI Laksamana Pertama TNI Nurhidayat bersama Wakil Komandan Hawaian National Guard Brigadier General Kenneth Siro Harra, di Ballroom Hotel Ritz Carlton Jakarta, Senin (4/9/2017).
Waasops Panglima TNI menyampaikan bahwa bidang maritim telah berkembang menjadi semakin kompleks dengan lebih banyak ketidakpastian situasi termasuk di wilayah Asia Pacific.
“Kita menyadari bahwa keamanan nasional dan kawasan telah dan akan terus dipengaruhi dan berhadapan dengan kompleksitas dan ketidakpastian situasi,” katanya.
“Hal ini agar senantiasa kita siap dan mampu merespons dalam menghadapi segala situasi termasuk bencana alam, di saat negara maupun kawasan meminta Angkatan Bersenjata untuk menanganinya,” tegasnya.
Menurut Waasops Panglima TNI, Latihan Bersama Gema Bakti tahun 2017 ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama antara unsur-unsur TNI dan USPACOM tentang penanggulangan bencana, bertukar pengalaman dan pengetahuan tentang kerja sama sipil dengan militer dan militer dengan militer pada operasi bantuan bencana dan ditambahkan dengan aspek komponen keamanan maritim.
Sementara itu, Wakil Komandan Hawaian National Guard Brigadier General Kenneth Hara mengatakan Latihan Gema Bhakti 2017 merupakan pelatihan gabungan dari beberapa organisasi yang berbeda, dimana militer dan sipil akan bekerja bersama-sama dalam bidang kemanusiaan untuk merencanakan skenario tanggap darurat bencana yang bisa terjadi kapan saja.
Kenneth Hara menyampaikan bahwa pelatihan kali ini akan menggabungkan banyak organisasi yang berbeda seperti militer, organisasi kemanusiaan dan sipil yang akan bekerja sama untuk merencanakan tanggapan terhadap skenario mengenai bencana alam, yang dapat terjadi kapan saja di Asia Tenggara.
“Kami juga menambahkan komponen maritim ke latihan tahun ini dan merencanakan operasi militer yang lebih baik lagi,” pungkasnya.
“Gema Bhakti 2017” yang diselenggarakan selama 10 hari (4 s.d. 14 September 2017) di Jakarta-Indonesia mengambil tema On Maritime Security And Humanitarian Assistance/ Disaster Relief yang melibatkan 76 peserta, terdiri dari 39 personel TNI (Mabes TNI, TNI AD, TNI AL, TNI AU) dan 37 personel Tentara Amerika Serikat Pacific Command, adalah latihan bersama yang diselenggarakan oleh Kepala Staf Gabungan dan Staf Latihan antara TNI dengan USPACOM.
Tujuan latihan Gema Bhakti 2017 adalah untuk meningkatkan koordinasi kemampuan militer Indonesia dengan Amerika Serikat serta unsur pemerintah. Termasuk organisasi non pemerintah lainnya, mengatur dan mengintegrasikan pemberian dukungan militer bagi negara yang terkena dampak bencana ke dalam MNCC(Multi-National Coordination Center),meningkatkan pengembangan profesional melalui perencanaan operasional HADR (Humanitarian Assistance / Disaster Releif atau Bantuan Kemanusiaan Penggulangan Bencana) bilateral sesuai dengan metode penanggulangan bencana internasional.
Waasops Panglima TNI menyampaikan bahwa bidang maritim telah berkembang menjadi semakin kompleks dengan lebih banyak ketidakpastian situasi termasuk di wilayah Asia Pacific.
“Kita menyadari bahwa keamanan nasional dan kawasan telah dan akan terus dipengaruhi dan berhadapan dengan kompleksitas dan ketidakpastian situasi,” katanya.
“Hal ini agar senantiasa kita siap dan mampu merespons dalam menghadapi segala situasi termasuk bencana alam, di saat negara maupun kawasan meminta Angkatan Bersenjata untuk menanganinya,” tegasnya.
Menurut Waasops Panglima TNI, Latihan Bersama Gema Bakti tahun 2017 ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama antara unsur-unsur TNI dan USPACOM tentang penanggulangan bencana, bertukar pengalaman dan pengetahuan tentang kerja sama sipil dengan militer dan militer dengan militer pada operasi bantuan bencana dan ditambahkan dengan aspek komponen keamanan maritim.
Sementara itu, Wakil Komandan Hawaian National Guard Brigadier General Kenneth Hara mengatakan Latihan Gema Bhakti 2017 merupakan pelatihan gabungan dari beberapa organisasi yang berbeda, dimana militer dan sipil akan bekerja bersama-sama dalam bidang kemanusiaan untuk merencanakan skenario tanggap darurat bencana yang bisa terjadi kapan saja.
Kenneth Hara menyampaikan bahwa pelatihan kali ini akan menggabungkan banyak organisasi yang berbeda seperti militer, organisasi kemanusiaan dan sipil yang akan bekerja sama untuk merencanakan tanggapan terhadap skenario mengenai bencana alam, yang dapat terjadi kapan saja di Asia Tenggara.
“Kami juga menambahkan komponen maritim ke latihan tahun ini dan merencanakan operasi militer yang lebih baik lagi,” pungkasnya.
“Gema Bhakti 2017” yang diselenggarakan selama 10 hari (4 s.d. 14 September 2017) di Jakarta-Indonesia mengambil tema On Maritime Security And Humanitarian Assistance/ Disaster Relief yang melibatkan 76 peserta, terdiri dari 39 personel TNI (Mabes TNI, TNI AD, TNI AL, TNI AU) dan 37 personel Tentara Amerika Serikat Pacific Command, adalah latihan bersama yang diselenggarakan oleh Kepala Staf Gabungan dan Staf Latihan antara TNI dengan USPACOM.
Tujuan latihan Gema Bhakti 2017 adalah untuk meningkatkan koordinasi kemampuan militer Indonesia dengan Amerika Serikat serta unsur pemerintah. Termasuk organisasi non pemerintah lainnya, mengatur dan mengintegrasikan pemberian dukungan militer bagi negara yang terkena dampak bencana ke dalam MNCC(Multi-National Coordination Center),meningkatkan pengembangan profesional melalui perencanaan operasional HADR (Humanitarian Assistance / Disaster Releif atau Bantuan Kemanusiaan Penggulangan Bencana) bilateral sesuai dengan metode penanggulangan bencana internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.