Ilustrasi medium tank produk Pindad
Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan, pendapatan PT Pindad tahun 2018 lampaui target. “Di 2018 pendapatan kami di atas target RKAB (Rencana Kerja Dan Anggaran Biaya). Revenue kami Rp 3,2 triliun,” kata dia di Bandung, Kamis, 24 Januari 2019.
Abraham mengatakan, laba bersih yang diperoleh tahun ini juga melampaui perolehan laba tahun lalu yang menembus Rp 94 miliar. “Laba kami kurang lebih di Rp 98 miliar,” kata dia.
Ekspor Pindad tahun ini diklaimnya naik, kendati tidak dirincinya. “Hampir 12 persen naiknya dari tahun sebelumnya,” kata Abraham.
Abraham mengatakan, sebagian laba disetorkan pada pemerintah. “Rencana laba ini, kita akan deviden sebesar 7 persen, kemudian memberikan bonus ke karyawan. Sisanya untuk perbaikan gedung dan investasi,” kata Abraham.
Abraham mengatakan, porsi pendapatan dari lini alutsista diklaimnya terus naik. Lini industri juga menanjak. “Dari pertahanan naik, tapi yang dari industrial cukup bagus, kurang lebih (mencapai pendapatan) hampir Rp 1 triliun,” kata dia.
Proporsi lini industri pertahanan dan industrial juga masih belum berimbang. Abraham mengaku, pendapatan dari lini industrial mengambil porsi 35 persen dari total pendapatan.
Pada 2019, lini industri juga diperkirakan belum bisa mengimbangi pendapatan dari sektor industri pertahanan. “Belum. Karena ktia dapat kredit ekspor untuk (pembiayaan produksi alutsista) untuk kavaleri dan infatri cukup besar,” kata Abraham.
Abraham mengatakan, tahun ini Pindad juga membidik kontrak pembelian Medium Tank produksi bersama Pindad dan Turki dari Kementerian Pertahanan RI. “Mudah-mudahan Meidum Tank masuk tahun ini untuk kebutuhan mungkin 22-24 unit,” kata dia.
Abraham mengatakan, tahun 2019 ini Pindad menargetkan perolehan laba lebih besar. “Tahun ini, di 2019 kita targetkan 3 digit laba kita,” kata dia.
Hari ini, Kamis, 24 Januari 2019, Menteri BUMN Rini M Soemarno menyambangi kompleks industri Pindad. Rini mengunjungi sejumlah fasilitas produksi milik Pindad. Diantaranya Pertamini atau fasilitas kios penjualan BBM, fasilitas produksi tabung gas elpiji, serta tabung udara untuk air brake system, dan Anjungan Minyak Higienis (AMH-o).
Dikutip dari siaran persnya, Pindad telah memproduksi tabung gas elpiji ujntuk Pertamina. Pada 2015, Pertamina memesan 1,2 juta tabung gas elpiji. Sementara Pindad juga menerima pesanan 40 ribu unit tabung gas elpiji 4,5 kilogram dari PT ECGI (East Continen Gas Indonesia), setiap bulannnya mulai Juni 2019 ini harus mulai mengirim 10 ribu unit perbulan. Kapasitas produksi tabung gas elpiji Pindad saat ini 300 ribu tabung per bulannya.
Menteri BUMN Rini M Soemarno sempat mencoba kendaraan angkut tempur Anoa buatan Pindad. “Saya juga sudah coba Anoa, nyupir sendiri. Alhamdulillah selamat. Saya yakin prajurit kita kalau pakai Anoa selamat karena saya nyetir aja selamat. Pasti selamat,” kata dia, Kamis, 24 Januari 2019.
♖ Tempo
Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan, pendapatan PT Pindad tahun 2018 lampaui target. “Di 2018 pendapatan kami di atas target RKAB (Rencana Kerja Dan Anggaran Biaya). Revenue kami Rp 3,2 triliun,” kata dia di Bandung, Kamis, 24 Januari 2019.
Abraham mengatakan, laba bersih yang diperoleh tahun ini juga melampaui perolehan laba tahun lalu yang menembus Rp 94 miliar. “Laba kami kurang lebih di Rp 98 miliar,” kata dia.
Ekspor Pindad tahun ini diklaimnya naik, kendati tidak dirincinya. “Hampir 12 persen naiknya dari tahun sebelumnya,” kata Abraham.
Abraham mengatakan, sebagian laba disetorkan pada pemerintah. “Rencana laba ini, kita akan deviden sebesar 7 persen, kemudian memberikan bonus ke karyawan. Sisanya untuk perbaikan gedung dan investasi,” kata Abraham.
Abraham mengatakan, porsi pendapatan dari lini alutsista diklaimnya terus naik. Lini industri juga menanjak. “Dari pertahanan naik, tapi yang dari industrial cukup bagus, kurang lebih (mencapai pendapatan) hampir Rp 1 triliun,” kata dia.
Proporsi lini industri pertahanan dan industrial juga masih belum berimbang. Abraham mengaku, pendapatan dari lini industrial mengambil porsi 35 persen dari total pendapatan.
Pada 2019, lini industri juga diperkirakan belum bisa mengimbangi pendapatan dari sektor industri pertahanan. “Belum. Karena ktia dapat kredit ekspor untuk (pembiayaan produksi alutsista) untuk kavaleri dan infatri cukup besar,” kata Abraham.
Abraham mengatakan, tahun ini Pindad juga membidik kontrak pembelian Medium Tank produksi bersama Pindad dan Turki dari Kementerian Pertahanan RI. “Mudah-mudahan Meidum Tank masuk tahun ini untuk kebutuhan mungkin 22-24 unit,” kata dia.
Abraham mengatakan, tahun 2019 ini Pindad menargetkan perolehan laba lebih besar. “Tahun ini, di 2019 kita targetkan 3 digit laba kita,” kata dia.
Hari ini, Kamis, 24 Januari 2019, Menteri BUMN Rini M Soemarno menyambangi kompleks industri Pindad. Rini mengunjungi sejumlah fasilitas produksi milik Pindad. Diantaranya Pertamini atau fasilitas kios penjualan BBM, fasilitas produksi tabung gas elpiji, serta tabung udara untuk air brake system, dan Anjungan Minyak Higienis (AMH-o).
Dikutip dari siaran persnya, Pindad telah memproduksi tabung gas elpiji ujntuk Pertamina. Pada 2015, Pertamina memesan 1,2 juta tabung gas elpiji. Sementara Pindad juga menerima pesanan 40 ribu unit tabung gas elpiji 4,5 kilogram dari PT ECGI (East Continen Gas Indonesia), setiap bulannnya mulai Juni 2019 ini harus mulai mengirim 10 ribu unit perbulan. Kapasitas produksi tabung gas elpiji Pindad saat ini 300 ribu tabung per bulannya.
Menteri BUMN Rini M Soemarno sempat mencoba kendaraan angkut tempur Anoa buatan Pindad. “Saya juga sudah coba Anoa, nyupir sendiri. Alhamdulillah selamat. Saya yakin prajurit kita kalau pakai Anoa selamat karena saya nyetir aja selamat. Pasti selamat,” kata dia, Kamis, 24 Januari 2019.
♖ Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.