Buat Rusuh Papua Jelang Sidang Umum PBBKelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM)
Tentara Nasional Indonesia atau TNI mencium ada upaya adu domba yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) – Organisasi Papua Merdeka (OPM) jelang Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III Kolonel Czi IGN Suriastawa menyatakan, upaya adu domba yang dilakukan oleh gerakan separatis OPM di Papua terlihat ketika adanya isu penembakan yang dialami oleh seorang pendeta Yeremia Zanambani yang tewas pada hari Minggu, 20 September 2020 lalu.
OPM menghembuskan isu bahwa pelaku penembakan yang telah menyebabkan pendeta Yeremia tewas adalah aparat TNI. Isu itu sengaja dihembuskan agar masyarakat Papua terprovokasi dan berujung pada bentrok besar jelang momentum Sidang Umum PBB akhir bulan ini.
“Seperti yang telah saya sampaikan kemarin, mereka sedang mencari momen menarik perhatian di Sidang Umum PBB akhir bulan ini. Dan inilah yang saya khawatirkan bahwa rangkaian kejadian beberapa hari ini adalah setting-an mereka yang kemudian diputarbalikkan bahwa TNI menembak pendeta. Harapan mereka, kejadian ini jadi bahan di Sidang Umum PBB. Saya tegaskan bahwa ini semua fitnah keji dari KKSB,” kata Kolonel Czi IGN Suriastawa, Senin, 21 September 2020.
Kapen Kogabwilhan III itu juga mengimbau kepada masyarakat Papua agar tidak terprovokasi dengan sebaran fitnah yang diduga sengaja disebarluaskan secara sistematis melalui media sosial. Menurutnya, TNI sudah memantau sejumlah akun media sosial yang diduga berafiliasi dengan kelompok OPM yang telah menyebarkan berita bohong tentang penembakan itu.
Sebagaimana diketahui, satu pekan terakhir ini situasi keamanan di sejumlah lokasi di Papua telah memanas. Setidaknya terjadi beberapa kali insiden baku tembak yang melibatkan antara personil TNI AD dengan sejumlah orang yang diduga sebagai OPM.
Dua personil TNI atas nama Serka Sahlan dan Pratu Dwi Akbar Utomo tewas akibat terjangan timah panas dari senjata OPM di daerah Distrik Hipadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Tidak hanya TNI yang tewas akibat kesadisan OPM, sejumlah warga sipil juga dikabarkan ikut menjadi korban atas kekejaman para pemberontak Papua itu, diantaranya adalah Pendeta Yeremia Zanambani.
Perlu diketahui pula, jika merujuk pada tahun-tahun sebelumnya, kerusuhan yang pecah di Papua hampir setiap tahun terjadi bersamaan dengan sidang umum PBB.
Hal serupa terjadi pada tahun 2019 lalu. Ketika itu kerusuhan besar terjadi di sejumlah wilayah Papua hingga menelan korban jiwa yang tidak sedikit. Dan kali ini, TNI sudah mencium upaya peta konflik yang telah dilakukan oleh kelompok OPM jelang Sidang Umum PBB akhir September nanti. Target OPM adalah dunia internasional menyoroti kerusuhan Papua dan menuding bahwa TNI telah melakukan refresif terhadap warga sipil di Papua.
♖ VIVAnews
Tentara Nasional Indonesia atau TNI mencium ada upaya adu domba yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) – Organisasi Papua Merdeka (OPM) jelang Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III Kolonel Czi IGN Suriastawa menyatakan, upaya adu domba yang dilakukan oleh gerakan separatis OPM di Papua terlihat ketika adanya isu penembakan yang dialami oleh seorang pendeta Yeremia Zanambani yang tewas pada hari Minggu, 20 September 2020 lalu.
OPM menghembuskan isu bahwa pelaku penembakan yang telah menyebabkan pendeta Yeremia tewas adalah aparat TNI. Isu itu sengaja dihembuskan agar masyarakat Papua terprovokasi dan berujung pada bentrok besar jelang momentum Sidang Umum PBB akhir bulan ini.
“Seperti yang telah saya sampaikan kemarin, mereka sedang mencari momen menarik perhatian di Sidang Umum PBB akhir bulan ini. Dan inilah yang saya khawatirkan bahwa rangkaian kejadian beberapa hari ini adalah setting-an mereka yang kemudian diputarbalikkan bahwa TNI menembak pendeta. Harapan mereka, kejadian ini jadi bahan di Sidang Umum PBB. Saya tegaskan bahwa ini semua fitnah keji dari KKSB,” kata Kolonel Czi IGN Suriastawa, Senin, 21 September 2020.
Kapen Kogabwilhan III itu juga mengimbau kepada masyarakat Papua agar tidak terprovokasi dengan sebaran fitnah yang diduga sengaja disebarluaskan secara sistematis melalui media sosial. Menurutnya, TNI sudah memantau sejumlah akun media sosial yang diduga berafiliasi dengan kelompok OPM yang telah menyebarkan berita bohong tentang penembakan itu.
Sebagaimana diketahui, satu pekan terakhir ini situasi keamanan di sejumlah lokasi di Papua telah memanas. Setidaknya terjadi beberapa kali insiden baku tembak yang melibatkan antara personil TNI AD dengan sejumlah orang yang diduga sebagai OPM.
Dua personil TNI atas nama Serka Sahlan dan Pratu Dwi Akbar Utomo tewas akibat terjangan timah panas dari senjata OPM di daerah Distrik Hipadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Tidak hanya TNI yang tewas akibat kesadisan OPM, sejumlah warga sipil juga dikabarkan ikut menjadi korban atas kekejaman para pemberontak Papua itu, diantaranya adalah Pendeta Yeremia Zanambani.
Perlu diketahui pula, jika merujuk pada tahun-tahun sebelumnya, kerusuhan yang pecah di Papua hampir setiap tahun terjadi bersamaan dengan sidang umum PBB.
Hal serupa terjadi pada tahun 2019 lalu. Ketika itu kerusuhan besar terjadi di sejumlah wilayah Papua hingga menelan korban jiwa yang tidak sedikit. Dan kali ini, TNI sudah mencium upaya peta konflik yang telah dilakukan oleh kelompok OPM jelang Sidang Umum PBB akhir September nanti. Target OPM adalah dunia internasional menyoroti kerusuhan Papua dan menuding bahwa TNI telah melakukan refresif terhadap warga sipil di Papua.
♖ VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.