Rudal MerapiEmbrio Rudal Panggul UAD
Pusat Riset Cirnov Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan darat (Dislitbangad) melakukan uji tembak embrio rudal merapi di Lapangan Tembak Air Weapon Range, Kamis (5/11). Uji coba ini merupakan tahapan dari hasil kerja sama yang telah dilakukan sejak 2018 lalu. Peluncur akan menggunakan tabung dan nantinya menjadi rudal yang dapat dipanggul untuk sasaran pesawat terbang.
Prof Hariyadi, Kepala Cirnov sekaligus Ketua Tim Konsultan program pembuatan Rudal Merapi menyebutkan rudal kaliber 70 mm tersebut dikenal sebagai rudal yang cukup mematikan bagi sasaran udara seperti jet tempur, helikopter, drone dan lan-lain.
“Rudal Panggul (Manpads – Man Portable Air Defense Systems) telah digunakan sejak lama sebagai senjata personal untuk melawan pesawat udara seperti yang digunakan oleh pejuang Mujahidin Afghanistan untuk mengalahkan tentara Uni Soviet pada tahun 1980-an,” paparnya.Karya pertama anak bangsa ini merupakan rudal panggul yang memiliki berat sekitar 10 kg dan dilengkapi seeker (penjejak) berbasis sinar infra merah sehingga memungkinkan dapat mengunci sasaran yang mengeluarkan radiasi sinar tersebut seperti pesawat terbang, helikopter, roket, kemudian secara cepat rudal akan mengejar untuk menghantamnya atau meledakkan diri sewaktu mendekati sasaran yang dibidik.
Prof Hariyadi berharap pembuatan rudal ini dapat digunakan oleh TNI secara masif baik untuk keperluan perang gerilya maupun perang terbuka dalam menjaga kedaulatan serta martabat bangsa Indonesia.
Turut hadir menyaksikan uji coba rudal, pejabat Dislitbangad Ses, Kasubdis Iptek, Kasubdis Insani, Ketua Program, dan staf lain, juga tim dari Cirnov, Pustekbang Lapan, Poltekad Kodiklat TNI AD, serta mitra dari PT Adi Multi Teknologi.
♖ Diklitbang Muhammadiyah
Pusat Riset Cirnov Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan darat (Dislitbangad) melakukan uji tembak embrio rudal merapi di Lapangan Tembak Air Weapon Range, Kamis (5/11). Uji coba ini merupakan tahapan dari hasil kerja sama yang telah dilakukan sejak 2018 lalu. Peluncur akan menggunakan tabung dan nantinya menjadi rudal yang dapat dipanggul untuk sasaran pesawat terbang.
Prof Hariyadi, Kepala Cirnov sekaligus Ketua Tim Konsultan program pembuatan Rudal Merapi menyebutkan rudal kaliber 70 mm tersebut dikenal sebagai rudal yang cukup mematikan bagi sasaran udara seperti jet tempur, helikopter, drone dan lan-lain.
“Rudal Panggul (Manpads – Man Portable Air Defense Systems) telah digunakan sejak lama sebagai senjata personal untuk melawan pesawat udara seperti yang digunakan oleh pejuang Mujahidin Afghanistan untuk mengalahkan tentara Uni Soviet pada tahun 1980-an,” paparnya.Karya pertama anak bangsa ini merupakan rudal panggul yang memiliki berat sekitar 10 kg dan dilengkapi seeker (penjejak) berbasis sinar infra merah sehingga memungkinkan dapat mengunci sasaran yang mengeluarkan radiasi sinar tersebut seperti pesawat terbang, helikopter, roket, kemudian secara cepat rudal akan mengejar untuk menghantamnya atau meledakkan diri sewaktu mendekati sasaran yang dibidik.
Prof Hariyadi berharap pembuatan rudal ini dapat digunakan oleh TNI secara masif baik untuk keperluan perang gerilya maupun perang terbuka dalam menjaga kedaulatan serta martabat bangsa Indonesia.
Turut hadir menyaksikan uji coba rudal, pejabat Dislitbangad Ses, Kasubdis Iptek, Kasubdis Insani, Ketua Program, dan staf lain, juga tim dari Cirnov, Pustekbang Lapan, Poltekad Kodiklat TNI AD, serta mitra dari PT Adi Multi Teknologi.
♖ Diklitbang Muhammadiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.