Ada Empat Alutsista Rantis Maung 4x4 produksi Pindad [pindad]
Kemampuan PT Pindad Persero dalam memproduksi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) semakin diakui dunia internasional. Hal itu ditandai dengan banyaknya permintaan negara-negara Eropa dan Asia kepada industri pertahanan dalam negeri tersebut. Selain itu, PT Pindad juga saat ini tengah fokus memproduksi alutsista untuk kebutuhan dalam negeri yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan).
Direktur Utama (Dirut) PT Pindad Abraham Mose mengatakan, untuk permintaan dalam negeri, saat ini pihaknya tengah fokus memprioritaskan pembuatan munisi, senjata untuk komponen cadangan (Komcad), kendaraan khusus anoa dan medium tank serta kendaraan taktis (Rantis) Maung guna memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang dipesan Kementerian Pertahanan (Kemhan).
"Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyampaikan agar PT Pindad dapat memenuhi kebutuhan munisi sebanyak 4 miliar butir. Saat ini, kapasitas produksi munisi Pindad baru mencapai 400 juta butir dan akan terus ditingkatkan hingga mencapai 600 juta butir. Jadi yang pertama yang menjadi prioritas adalah memproduksi munisi. Yang pertama LoE dan surat pesanan untuk munisi sebanyak 4 miliar butir," ujarnya saat kegiatan Defence Tour Kemhan 2021 bersama awak media yang diselenggarakan Biro Humas Setjen Kemhan, Selasa (29/3/2021).
Prioritas kedua adalah pembuatan senjata untuk mendukung program komcad sebanyak 25.000 pucuk dan sekarang pembuatan senjata tersebut sudah selesai. Sedangkan prioritas ketiga adalah pembuatan kendaraan khusus Anoa dan Medium tank. Prioritas keempat yakni permintaan untuk memproduksi kendaraan taktis 4x4, kendaraan (Rantis) 4x4 Maung. "Kalau yang dilihat dari skala prioritas yang kita harus memproduksi tahun ini dimulai yaitu munisi, senjata untuk komcad, kendaran khusus dan rantis Maung," ucapnya.
Penampakan FSV Badak
Menurut dia, banyaknya permintaan dari Kemhan untuk membuat alutsista guna memenuhi kebutuhan tiga matra TNI sangat membantu PT Pindad. "Ini merupakan PR (pekerjaan rumah) untuk Pindad dan luar biasa tahun ini. Artinya, (pesanan ini) bisa mengangkat pendapatan dan mudah-mudahan bisa mengangkat laba dari PT Pindad dengan adanya order-order (pesanan) dari Kementerian Pertahanan,” kata Abraham.
Sedangkan, permintaan dari luar negeri di antaranya dariThailand yang meminta PT Pindad untuk mengekspor munisi kaliber 556 mm dan 9 mm sebanyak 10.000 butir. Termasuk granat tangan sebanyak 5.000 butir. "Kita juga sudah dapat PO dari Amerika Serika tapi swasta sedang kita urus perizinan dan export licensenya itu sekitar 3.000 butir untuk munisi kaliber 9mm dan 3.000 butir untuk munisi kaliber 556 mm. Kita juga sedang proses akhir di Bangladesh untuk 6 unit Anoa recovery. Jadi tahun ini Thailand, Amerika Serikat dan Bangladesh, tahun kemarin juga ada," katanya.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal (Karo Humas Setjen) Kemhan Marsekal Pertama TNI Penny Radjendra mengatakan, PT Pindad telah menunjukkan kualitas produksinya, terbukti dengan produk-produknya yang telah diekspor ke luar negeri. Dia menjelaskan, industri pertahanan perlu terus didukung oleh pemerintah dan seluruh elemen masyarakat karena tidak hanya bermanfaat untuk pertahanan negara, tetapi juga untuk pembangunan ekonomi nasional.
"Concern Kemhan terhadap industri pertahanan dalam negeri itu tinggi. Ini menunjukkan bahwa kita juga menumbuhkan industri dalam negeri. Siapa lagi yang akan menggunakan. Kalau kita perang yang membuat petang itu bertahan cukup lama adalah dari produksi dalam negeri," ucapnya. (cip)
Kemampuan PT Pindad Persero dalam memproduksi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) semakin diakui dunia internasional. Hal itu ditandai dengan banyaknya permintaan negara-negara Eropa dan Asia kepada industri pertahanan dalam negeri tersebut. Selain itu, PT Pindad juga saat ini tengah fokus memproduksi alutsista untuk kebutuhan dalam negeri yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan).
Direktur Utama (Dirut) PT Pindad Abraham Mose mengatakan, untuk permintaan dalam negeri, saat ini pihaknya tengah fokus memprioritaskan pembuatan munisi, senjata untuk komponen cadangan (Komcad), kendaraan khusus anoa dan medium tank serta kendaraan taktis (Rantis) Maung guna memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) yang dipesan Kementerian Pertahanan (Kemhan).
"Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyampaikan agar PT Pindad dapat memenuhi kebutuhan munisi sebanyak 4 miliar butir. Saat ini, kapasitas produksi munisi Pindad baru mencapai 400 juta butir dan akan terus ditingkatkan hingga mencapai 600 juta butir. Jadi yang pertama yang menjadi prioritas adalah memproduksi munisi. Yang pertama LoE dan surat pesanan untuk munisi sebanyak 4 miliar butir," ujarnya saat kegiatan Defence Tour Kemhan 2021 bersama awak media yang diselenggarakan Biro Humas Setjen Kemhan, Selasa (29/3/2021).
Prioritas kedua adalah pembuatan senjata untuk mendukung program komcad sebanyak 25.000 pucuk dan sekarang pembuatan senjata tersebut sudah selesai. Sedangkan prioritas ketiga adalah pembuatan kendaraan khusus Anoa dan Medium tank. Prioritas keempat yakni permintaan untuk memproduksi kendaraan taktis 4x4, kendaraan (Rantis) 4x4 Maung. "Kalau yang dilihat dari skala prioritas yang kita harus memproduksi tahun ini dimulai yaitu munisi, senjata untuk komcad, kendaran khusus dan rantis Maung," ucapnya.
Penampakan FSV Badak
Menurut dia, banyaknya permintaan dari Kemhan untuk membuat alutsista guna memenuhi kebutuhan tiga matra TNI sangat membantu PT Pindad. "Ini merupakan PR (pekerjaan rumah) untuk Pindad dan luar biasa tahun ini. Artinya, (pesanan ini) bisa mengangkat pendapatan dan mudah-mudahan bisa mengangkat laba dari PT Pindad dengan adanya order-order (pesanan) dari Kementerian Pertahanan,” kata Abraham.
Sedangkan, permintaan dari luar negeri di antaranya dariThailand yang meminta PT Pindad untuk mengekspor munisi kaliber 556 mm dan 9 mm sebanyak 10.000 butir. Termasuk granat tangan sebanyak 5.000 butir. "Kita juga sudah dapat PO dari Amerika Serika tapi swasta sedang kita urus perizinan dan export licensenya itu sekitar 3.000 butir untuk munisi kaliber 9mm dan 3.000 butir untuk munisi kaliber 556 mm. Kita juga sedang proses akhir di Bangladesh untuk 6 unit Anoa recovery. Jadi tahun ini Thailand, Amerika Serikat dan Bangladesh, tahun kemarin juga ada," katanya.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal (Karo Humas Setjen) Kemhan Marsekal Pertama TNI Penny Radjendra mengatakan, PT Pindad telah menunjukkan kualitas produksinya, terbukti dengan produk-produknya yang telah diekspor ke luar negeri. Dia menjelaskan, industri pertahanan perlu terus didukung oleh pemerintah dan seluruh elemen masyarakat karena tidak hanya bermanfaat untuk pertahanan negara, tetapi juga untuk pembangunan ekonomi nasional.
"Concern Kemhan terhadap industri pertahanan dalam negeri itu tinggi. Ini menunjukkan bahwa kita juga menumbuhkan industri dalam negeri. Siapa lagi yang akan menggunakan. Kalau kita perang yang membuat petang itu bertahan cukup lama adalah dari produksi dalam negeri," ucapnya. (cip)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.