Tandatangani kesepakatan hankam di Tokyo Ilustrasi kapal frigat Jepang yang ditawarkan dengan alih teknologi [JSDF] ♔
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menandatangani kesepakatan yang memungkinkan pembelian peralatan pertahanan buatan Jepang, Selasa (30/3/2021). Hal ini diteken di Tokyo dan disaksikan oleh Menhan Jepang Nobuo Kishi.
Dikutip Kyodo News, bersama dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, kesepakatan ini diambil setelah keduanya melakukan pertemuan 2+2 (two plus two) bersama dengan Menlu Jepang Toshimitsu Motegi dan Menhan Nobuo Kishi. Ini merupakan balasan dari kunjungan Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga ke Indonesia beberapa waktu lalu.
Prabowo menyatakan keterbukannya kepada Jepang untuk mengembangkan alutsista bersama. "Saya mengundang Jepang untuk berpartisipasi dalam industri pertahanan kita dan ... dalam modernisasi kapasitas pertahanan Indonesia," kata Prabowo.
Sementara itu Menhan Kishi juga menyatakan penandatanganan ini membuka pondasi yang kuat bagi kedua negara untuk menjaga keamanan bersama. "Menjadi simbol upaya bersama kita dalam menghadapi ancaman kawasan," kata Motegi.
Dalam pertemuan bersama, kedua Menlu dan Menhan dari masing-masing negara membicarakan banyak hal, termasuk masalah Myanmar. Kedua negara menyatakan sepakat mengutuk kudeta yang dilakukan junta militer Burma tersebut.
"Mengenai Myanmar, Indonesia dan Jepang memiliki keprihatinan yang sama melihat perkembangan situasi di Myanmar," kata Retno di hari yang sama.
"Indonesia menolak keras penggunaan kekerasan oleh aparat keamanan yang menyebabkan jatuhnya lebih dari 100 korban meninggal pada tanggal 27 Maret 2021. Hal ini tidak dapat diterima." (sef/sef)
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menandatangani kesepakatan yang memungkinkan pembelian peralatan pertahanan buatan Jepang, Selasa (30/3/2021). Hal ini diteken di Tokyo dan disaksikan oleh Menhan Jepang Nobuo Kishi.
Dikutip Kyodo News, bersama dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, kesepakatan ini diambil setelah keduanya melakukan pertemuan 2+2 (two plus two) bersama dengan Menlu Jepang Toshimitsu Motegi dan Menhan Nobuo Kishi. Ini merupakan balasan dari kunjungan Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga ke Indonesia beberapa waktu lalu.
Prabowo menyatakan keterbukannya kepada Jepang untuk mengembangkan alutsista bersama. "Saya mengundang Jepang untuk berpartisipasi dalam industri pertahanan kita dan ... dalam modernisasi kapasitas pertahanan Indonesia," kata Prabowo.
Sementara itu Menhan Kishi juga menyatakan penandatanganan ini membuka pondasi yang kuat bagi kedua negara untuk menjaga keamanan bersama. "Menjadi simbol upaya bersama kita dalam menghadapi ancaman kawasan," kata Motegi.
Dalam pertemuan bersama, kedua Menlu dan Menhan dari masing-masing negara membicarakan banyak hal, termasuk masalah Myanmar. Kedua negara menyatakan sepakat mengutuk kudeta yang dilakukan junta militer Burma tersebut.
"Mengenai Myanmar, Indonesia dan Jepang memiliki keprihatinan yang sama melihat perkembangan situasi di Myanmar," kata Retno di hari yang sama.
"Indonesia menolak keras penggunaan kekerasan oleh aparat keamanan yang menyebabkan jatuhnya lebih dari 100 korban meninggal pada tanggal 27 Maret 2021. Hal ini tidak dapat diterima." (sef/sef)
♔ CNBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.