Sukses flying testCN235 FTB Terbang Perdana Berbahan Bakar Bioavtur J2.4 [B Haryanta] ☆
Pesawat CN235 FTB (Flying Test Bed) milik PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sukses melaksanakan terbang pertama kalinya dengan menggunakan bahan bakar bioavtur J2.4 pada hari ini (9/9/2021).
Sebelum menjalani uji terbang ini, pada tanggal 6 September lalu CN235 FTB telah melaksanakan kegiatan ground test selama 20 menit di kawasan pabrik PTDI, Bandung.
Saat ground test tersebut, mesin CN235 FTB menjajal langsung berbagai posisi power. Mulai dari putaran rendah, hingga dipacu maksimal, atau sebaliknya. Tujuannya untuk memastikan performa bahan bakar tersebut aman.
Ground test bioavtur J2.4 pada CN235 FTB tersebut dilakukan sebanyak tiga kali dengan berbagai variasi situasi guna memperoleh data kondisi yang bervariasi pula.
Seperti pagi hari saat temperatur luar masih dingin, lalu siang tatkala terjemur panas matahari ada perbedaan efeknya atau tidak.
Saat uji terbang, hanya tangki kanan CN235 FTB yang diisi bioavtur sementara yang kiri tetap memakai bbm konvensional.
Hal ini untuk mencegah hal terburuk, jadi masih punya satu mesin (kiri) menyala untuk keamanan.
Bahan bakar bioavtur yang digunakan CN235 FTB ini merupakan campuran minyak inti sawit atau dikenal juga sebagai Refined Bleached Degummed Palm Kernel Oil (RBDPKO) sebanyak 2,4 persen dengan katalis.
Produk bioavtur ini merupakan bagian dari program nasional bioavtur yang dijalankan secara konsorsium oleh ITB, PT Pertamina, Bioenergi, PT GMF Aeroasia, DKPPU, IMAA, DPNPKS, Lemigas serta PTDI di bawah naungan Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral (ESDM).
Rencananya uji terbang menggunakan bahan bakar bioavtur J2.4 ini akan dilakukan sebanyak dua kali.
Uji coba berikutnya CN235 FTB akan diterbangkan menuju Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng yang dijadwalkan pada 15 September nanti.
Kedua data dari hasil pengujian, baik ground test dan flight test pemakaian bioavtur J2.4 pada CN235 FTB akan menjadi masukan penting bagi otoritas penerbangan Indonesia, yakni Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara serta Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA).
Pengembangan bioavtur tersebut selanjutnya diharapkan akan mendukung program pemanfaatan energi baru terbarukan di Tanah Air.
Pesawat CN235 FTB (Flying Test Bed) milik PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sukses melaksanakan terbang pertama kalinya dengan menggunakan bahan bakar bioavtur J2.4 pada hari ini (9/9/2021).
Sebelum menjalani uji terbang ini, pada tanggal 6 September lalu CN235 FTB telah melaksanakan kegiatan ground test selama 20 menit di kawasan pabrik PTDI, Bandung.
Saat ground test tersebut, mesin CN235 FTB menjajal langsung berbagai posisi power. Mulai dari putaran rendah, hingga dipacu maksimal, atau sebaliknya. Tujuannya untuk memastikan performa bahan bakar tersebut aman.
Ground test bioavtur J2.4 pada CN235 FTB tersebut dilakukan sebanyak tiga kali dengan berbagai variasi situasi guna memperoleh data kondisi yang bervariasi pula.
Seperti pagi hari saat temperatur luar masih dingin, lalu siang tatkala terjemur panas matahari ada perbedaan efeknya atau tidak.
Saat uji terbang, hanya tangki kanan CN235 FTB yang diisi bioavtur sementara yang kiri tetap memakai bbm konvensional.
Hal ini untuk mencegah hal terburuk, jadi masih punya satu mesin (kiri) menyala untuk keamanan.
Bahan bakar bioavtur yang digunakan CN235 FTB ini merupakan campuran minyak inti sawit atau dikenal juga sebagai Refined Bleached Degummed Palm Kernel Oil (RBDPKO) sebanyak 2,4 persen dengan katalis.
Produk bioavtur ini merupakan bagian dari program nasional bioavtur yang dijalankan secara konsorsium oleh ITB, PT Pertamina, Bioenergi, PT GMF Aeroasia, DKPPU, IMAA, DPNPKS, Lemigas serta PTDI di bawah naungan Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral (ESDM).
Rencananya uji terbang menggunakan bahan bakar bioavtur J2.4 ini akan dilakukan sebanyak dua kali.
Uji coba berikutnya CN235 FTB akan diterbangkan menuju Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng yang dijadwalkan pada 15 September nanti.
Kedua data dari hasil pengujian, baik ground test dan flight test pemakaian bioavtur J2.4 pada CN235 FTB akan menjadi masukan penting bagi otoritas penerbangan Indonesia, yakni Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara serta Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA).
Pengembangan bioavtur tersebut selanjutnya diharapkan akan mendukung program pemanfaatan energi baru terbarukan di Tanah Air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.