Menciptakan kemandirian industri pertahanan melalui holding Ilustrasi PUNA MALE Elang Hitam [BUMN] ♔
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Pertahanan (Kemhan), Penny Radjendra, mengatakan, terdapat tiga arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait industri pertahanan.
Pertama, kesinambungan alutsista dalam sebuah kerangka daur hidup senjata oleh Kemhan dan TNI. Desainnya harus holistik dan tidak boleh parsial. Bahkan, harus didesain dengan baik dan tersedia strategi besar.
Kedua, menciptakan kemandirian industri pertahanan melalui holding. "Baru-baru ini sudah kita ketahui PT LEN Industri sebagai ketua holding industri pertahanan Indonesia," katanya dalam acara diskusi secara virtual pada Minggu (5/9).
Ketiga, mengubah paradigma dari belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan.
Menurut Penny, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto juga pernah menekankan bahwa pertahanan adalah sebuah investasi. Sehingga, hal ini menjadi fokus pemerintah, khususnya Kemhan.
"Pengadaan alutsista diwujudkan dalam sebuah investasi pertahanan jangka panjang," ujarnya.
Menurutnya, dibandingkan kekayaan sumber daya alam Indonesia yang sangat berlimpah, investasi pertahanannya masih sangat kecil.
Padahal, investasi pertahanan ditujukan untuk mengamankan sumber daya alam yang berlimpah itu. Sehingga, investasi pertahanan menjadi suatu hal yang sangat penting.
Oleh karena itu, lanjut Penny, Kemhan memiliki beberapa strategi dalam mengembangkan industri pertahanan.
Pertama, membentuk klaster industri pertahanan. Industri-industri sejenis dan industri pendukungnya ditempatkan dalam satu lokasi atau satu wilayah yang sama. Sehingga akan menciptakan efisiensi logistik, memudahkan interaksi antar industri, serta mempermudah riset dan pengembangan.
"Sejauh ini, dari 141 yang terverifikasi di industri pertahanan, kita sudah memiliki sekitar 17 klaster industri," jelasnya.
Kedua, memperkuat industri bahan baku (tier-4), industri pendukung (tier-3), dan industri komponen (tier-2).
Ketiga, mengadopsi konsep industri 4.0.
Terakhir, melakukan ekspansi kapasitas produksi industri pertahanan.
"Dengan keempat fondasi tersebut, kinerja industri pertahanan akan semakin lebih besar. Seperti kita lihat, dalam beberapa hal kita juga sudah mampu menjual produk ke luar negeri," ujarnya.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Pertahanan (Kemhan), Penny Radjendra, mengatakan, terdapat tiga arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait industri pertahanan.
Pertama, kesinambungan alutsista dalam sebuah kerangka daur hidup senjata oleh Kemhan dan TNI. Desainnya harus holistik dan tidak boleh parsial. Bahkan, harus didesain dengan baik dan tersedia strategi besar.
Kedua, menciptakan kemandirian industri pertahanan melalui holding. "Baru-baru ini sudah kita ketahui PT LEN Industri sebagai ketua holding industri pertahanan Indonesia," katanya dalam acara diskusi secara virtual pada Minggu (5/9).
Ketiga, mengubah paradigma dari belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan.
Menurut Penny, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto juga pernah menekankan bahwa pertahanan adalah sebuah investasi. Sehingga, hal ini menjadi fokus pemerintah, khususnya Kemhan.
"Pengadaan alutsista diwujudkan dalam sebuah investasi pertahanan jangka panjang," ujarnya.
Menurutnya, dibandingkan kekayaan sumber daya alam Indonesia yang sangat berlimpah, investasi pertahanannya masih sangat kecil.
Padahal, investasi pertahanan ditujukan untuk mengamankan sumber daya alam yang berlimpah itu. Sehingga, investasi pertahanan menjadi suatu hal yang sangat penting.
Oleh karena itu, lanjut Penny, Kemhan memiliki beberapa strategi dalam mengembangkan industri pertahanan.
Pertama, membentuk klaster industri pertahanan. Industri-industri sejenis dan industri pendukungnya ditempatkan dalam satu lokasi atau satu wilayah yang sama. Sehingga akan menciptakan efisiensi logistik, memudahkan interaksi antar industri, serta mempermudah riset dan pengembangan.
"Sejauh ini, dari 141 yang terverifikasi di industri pertahanan, kita sudah memiliki sekitar 17 klaster industri," jelasnya.
Kedua, memperkuat industri bahan baku (tier-4), industri pendukung (tier-3), dan industri komponen (tier-2).
Ketiga, mengadopsi konsep industri 4.0.
Terakhir, melakukan ekspansi kapasitas produksi industri pertahanan.
"Dengan keempat fondasi tersebut, kinerja industri pertahanan akan semakin lebih besar. Seperti kita lihat, dalam beberapa hal kita juga sudah mampu menjual produk ke luar negeri," ujarnya.
♔ Gatra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.