Ilustrasi Seorang petarung dengan atribut PMC Wagner Group terlihat di Donetsk. [Dailymail] ☆
Wagner Group, sebuah perusahaan militer swasta Rusia, berusaha merekrut lebih dari 1.500 penjahat yang dihukum untuk ambil bagian dalam perang Rusia di Ukraina. Hal itu diungkap seorang pejabat senior pertahanan Amerika Serikat (AS).
Namun, kata pejabat tersebut, banyak yang menolak untuk bergabung.
"Informasi kami menunjukkan bahwa Wagner telah menderita kerugian besar di Ukraina, terutama dan tidak mengejutkan di kalangan petempur muda dan tidak berpengalaman," kata pejabat AS kepada wartawan, yang berbicara dengan syarat anonim, seperti dikutip Reuters, Selasa (20/9/2022).
Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi pada Wagner Group, menuduhnya melakukan operasi klandestin atas nama Kremlin.
Presiden Vladimir Putin mengatakan kelompok itu tidak mewakili negara Rusia, tetapi kontraktor militer swasta memiliki hak untuk bekerja di mana saja di dunia selama mereka tidak melanggar hukum Rusia.
Pejabat AS menunjuk ke video media sosial baru-baru ini, yang menunjukkan Yevgeny Prigozhin, yang menurut Departemen Keuangan AS dan Uni Eropa terkait dengan Wagner Group, mencoba merekrut tahanan.
Video itu menunjukkan Prigozhin berusaha merekrut tahanan Rusia serta orang Tajikistan, Belarusia, dan Armenia.
Kendati demikian, keaslian video itu belum bisa diverifikasi secara independen.
Para petempur Wagner Group telah dituduh oleh kelompok hak asasi manusia (HAM) dan pemerintah Ukraina melakukan kejahatan perang di Suriah dan Ukraina timur mulai tahun 2014 dan seterusnya.
Pada bulan Juli, intelijen militer Inggris mengatakan bahwa Rusia telah menggunakan Wagner Group untuk memperkuat pasukan garis depan dalam konflik Ukraina.
Data Pentagon bulan lalu mengatakan militer Rusia telah menderita antara 70.000 dan 80.000 korban personel, baik terbunuh atau terluka, sejak invasinya ke Ukraina dimulai.
Sementara itu, Ukraina pada hari Senin memperpanjang cengkeramannya di wilayah yang baru-baru ini direbut kembali ketika pasukan berbaris lebih jauh ke timur ke daerah-daerah yang ditinggalkan oleh pasukan Rusia. Itu membuka jalan bagi kemungkinan serangan terhadap pasukan pendudukan Rusia di wilayah Donbass. (min)
Napi Atau Anak Anda Berperang di Ukraina?
Ilustrasi pasukan bayaran Wagner di Suriah [Dailymail]
Pemimpin kelompok tentara bayaran Rusia, Grup Wagner, mendukung gagasan mengirim tahanan untuk berperang ke Ukraina.
Itu dilakukan setelah sebuah video menunjukkan ia merekrut narapidana untuk berperang di Ukraian bocor ke publik.
Bos Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengatakan mereka yang tidak ingin mengirim narapidana untuk berperang ke Ukraina harus mengirim anak mereka sendiri.
Sebelumnya, rekaman yang bocor menunjukkan dia memberi tahu narapidana bahwa mereka akan dibebaskan jika mereka menjalani tugas selama enam bulan bersama kelompoknya.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di media sosial setelah video itu menjadi viral, Prigozhin mengatakan bahwa jika dia berada di penjara, dia akan "bermimpi" bergabung dengan Grup Wagner untuk membayar hutang ke Tanah Air.
Dia menambahkan pesan kepada mereka yang tidak ingin tentara bayaran atau tahanan berperang.
"Entah itu perusahaan militer swasta dan tahanan, atau anak-anak Anda - putuskan sendiri," ujarnya seperti dikutip dari BBC, Jumat (16/9/2022).
Wagner Group, sebuah perusahaan militer swasta Rusia, berusaha merekrut lebih dari 1.500 penjahat yang dihukum untuk ambil bagian dalam perang Rusia di Ukraina. Hal itu diungkap seorang pejabat senior pertahanan Amerika Serikat (AS).
Namun, kata pejabat tersebut, banyak yang menolak untuk bergabung.
"Informasi kami menunjukkan bahwa Wagner telah menderita kerugian besar di Ukraina, terutama dan tidak mengejutkan di kalangan petempur muda dan tidak berpengalaman," kata pejabat AS kepada wartawan, yang berbicara dengan syarat anonim, seperti dikutip Reuters, Selasa (20/9/2022).
Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi pada Wagner Group, menuduhnya melakukan operasi klandestin atas nama Kremlin.
Presiden Vladimir Putin mengatakan kelompok itu tidak mewakili negara Rusia, tetapi kontraktor militer swasta memiliki hak untuk bekerja di mana saja di dunia selama mereka tidak melanggar hukum Rusia.
Pejabat AS menunjuk ke video media sosial baru-baru ini, yang menunjukkan Yevgeny Prigozhin, yang menurut Departemen Keuangan AS dan Uni Eropa terkait dengan Wagner Group, mencoba merekrut tahanan.
Video itu menunjukkan Prigozhin berusaha merekrut tahanan Rusia serta orang Tajikistan, Belarusia, dan Armenia.
Kendati demikian, keaslian video itu belum bisa diverifikasi secara independen.
Para petempur Wagner Group telah dituduh oleh kelompok hak asasi manusia (HAM) dan pemerintah Ukraina melakukan kejahatan perang di Suriah dan Ukraina timur mulai tahun 2014 dan seterusnya.
Pada bulan Juli, intelijen militer Inggris mengatakan bahwa Rusia telah menggunakan Wagner Group untuk memperkuat pasukan garis depan dalam konflik Ukraina.
Data Pentagon bulan lalu mengatakan militer Rusia telah menderita antara 70.000 dan 80.000 korban personel, baik terbunuh atau terluka, sejak invasinya ke Ukraina dimulai.
Sementara itu, Ukraina pada hari Senin memperpanjang cengkeramannya di wilayah yang baru-baru ini direbut kembali ketika pasukan berbaris lebih jauh ke timur ke daerah-daerah yang ditinggalkan oleh pasukan Rusia. Itu membuka jalan bagi kemungkinan serangan terhadap pasukan pendudukan Rusia di wilayah Donbass. (min)
Napi Atau Anak Anda Berperang di Ukraina?
Ilustrasi pasukan bayaran Wagner di Suriah [Dailymail]
Pemimpin kelompok tentara bayaran Rusia, Grup Wagner, mendukung gagasan mengirim tahanan untuk berperang ke Ukraina.
Itu dilakukan setelah sebuah video menunjukkan ia merekrut narapidana untuk berperang di Ukraian bocor ke publik.
Bos Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengatakan mereka yang tidak ingin mengirim narapidana untuk berperang ke Ukraina harus mengirim anak mereka sendiri.
Sebelumnya, rekaman yang bocor menunjukkan dia memberi tahu narapidana bahwa mereka akan dibebaskan jika mereka menjalani tugas selama enam bulan bersama kelompoknya.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di media sosial setelah video itu menjadi viral, Prigozhin mengatakan bahwa jika dia berada di penjara, dia akan "bermimpi" bergabung dengan Grup Wagner untuk membayar hutang ke Tanah Air.
Dia menambahkan pesan kepada mereka yang tidak ingin tentara bayaran atau tahanan berperang.
"Entah itu perusahaan militer swasta dan tahanan, atau anak-anak Anda - putuskan sendiri," ujarnya seperti dikutip dari BBC, Jumat (16/9/2022).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.