Buatan PTDI Pesawat N219 tiba di Kepulauan Riau (Kepri). (PT DI)
Kementerian PPN/Bappenas mendorong Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membeli pesawat N219 amphibi buatan PT Dirgantara Indonesia (Persero).
Saat ini pesawat buatan dalam negeri tersebut sekarang ini sedang diusahakan untuk bisa mendapatkan sertifikasi internasional dari The Federal Aviation Administration (FAA).
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan pesawat amphibi N219 dapat dikomersialisasikan kepada masyarakat luas setelah mendapat sertifikasi dalam negeri dan internasional.
"Mengenai N219 ini tahun lalu memang sudah ada sertifikasi yang hanya berlaku di nasional dan kita kejar N219 amphibius untuk mendapatkan sertifikasi internasional (FAA) sehingga komersialisasinya bisa dilakukan," kata Suharso dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, dikutip Detik, Senin (19/6).
Suharso menyebut telah mendorong Kementerian Pertahanan di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto untuk membeli pesawat yang diproduksi dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hampir 100 persen tersebut.
"Kami juga sudah mendorong kementerian pertahanan untuk membeli," jelas Suharso.
Beberapa pihak swasta dan pemerintah daerah pun, diklaim Suharso, juga sudah mulai tertarik untuk membeli.
Dalam Perisai Trisula Nusantara di targetkan 10 unit N219 dipesan Kemhan (ist)
"Ada beberapa swasta dalam negeri juga sudah mulai membeli, beberapa provinsi pemerintah daerah yang sudah mengatakan intent (tertarik) untuk membeli karena ini sesuai dengan kebutuhannya untuk N219," jelasnya.
Adapun harga yang dibanderol untuk pesawat ini, kata Suharso, mencapai US$ 6,8 juta sampai US$ 8 juta dolar.
"Harganya kalau amphibi US$ 8 juta, kalau harga non-amphibi kira-kira sekitar US$ 6,8 juta. Kami sudah mengatakan kalau bisa diturunkan, jauh lebih bagus karena dia bisa mendarat di darat dan bisa mendarat di laut," jelas Suharso lagi.
Untuk diketahui, PT Dirgantara Indonesia mengembangkan pesawat amphibi N219 sejak 2021 silam. Pesawat ini dapat melakukan lepas landas dan pendaratan di permukaan air. Pemerintah mengklaim, pesawat ini begitu sesuai dengan karakteristik Nusantara sebagai negara kepulauan.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappeas Amalia Adininggar Widyasanti menambahkan fleksibilitas yang dimiliki pesawat jenis ini mampu mencakup darat, danau, dan sungai besar, hingga teluk dan laut.
Selain itu, airport untuk pesawat amphibi atau amphiport dapat dibangun dengan lebih mudah dan murah dibandingkan dengan airport pada umumnya.
"Pesawat ini bisa menjadi jembatan udara yang menghubungkan tempat terkecil ke tempat yang lain, sekaligus membangkitkan industri kedirgantaraan Indonesia," jelas Amalia. (agt/pta)
Kementerian PPN/Bappenas mendorong Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membeli pesawat N219 amphibi buatan PT Dirgantara Indonesia (Persero).
Saat ini pesawat buatan dalam negeri tersebut sekarang ini sedang diusahakan untuk bisa mendapatkan sertifikasi internasional dari The Federal Aviation Administration (FAA).
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan pesawat amphibi N219 dapat dikomersialisasikan kepada masyarakat luas setelah mendapat sertifikasi dalam negeri dan internasional.
"Mengenai N219 ini tahun lalu memang sudah ada sertifikasi yang hanya berlaku di nasional dan kita kejar N219 amphibius untuk mendapatkan sertifikasi internasional (FAA) sehingga komersialisasinya bisa dilakukan," kata Suharso dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, dikutip Detik, Senin (19/6).
Suharso menyebut telah mendorong Kementerian Pertahanan di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto untuk membeli pesawat yang diproduksi dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hampir 100 persen tersebut.
"Kami juga sudah mendorong kementerian pertahanan untuk membeli," jelas Suharso.
Beberapa pihak swasta dan pemerintah daerah pun, diklaim Suharso, juga sudah mulai tertarik untuk membeli.
Dalam Perisai Trisula Nusantara di targetkan 10 unit N219 dipesan Kemhan (ist)
"Ada beberapa swasta dalam negeri juga sudah mulai membeli, beberapa provinsi pemerintah daerah yang sudah mengatakan intent (tertarik) untuk membeli karena ini sesuai dengan kebutuhannya untuk N219," jelasnya.
Adapun harga yang dibanderol untuk pesawat ini, kata Suharso, mencapai US$ 6,8 juta sampai US$ 8 juta dolar.
"Harganya kalau amphibi US$ 8 juta, kalau harga non-amphibi kira-kira sekitar US$ 6,8 juta. Kami sudah mengatakan kalau bisa diturunkan, jauh lebih bagus karena dia bisa mendarat di darat dan bisa mendarat di laut," jelas Suharso lagi.
Untuk diketahui, PT Dirgantara Indonesia mengembangkan pesawat amphibi N219 sejak 2021 silam. Pesawat ini dapat melakukan lepas landas dan pendaratan di permukaan air. Pemerintah mengklaim, pesawat ini begitu sesuai dengan karakteristik Nusantara sebagai negara kepulauan.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappeas Amalia Adininggar Widyasanti menambahkan fleksibilitas yang dimiliki pesawat jenis ini mampu mencakup darat, danau, dan sungai besar, hingga teluk dan laut.
Selain itu, airport untuk pesawat amphibi atau amphiport dapat dibangun dengan lebih mudah dan murah dibandingkan dengan airport pada umumnya.
"Pesawat ini bisa menjadi jembatan udara yang menghubungkan tempat terkecil ke tempat yang lain, sekaligus membangkitkan industri kedirgantaraan Indonesia," jelas Amalia. (agt/pta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.